Kelaparan di Gaza dan penderitaan seluruh kaum muslim di seluruh dunia sejatinya hanya bisa diatasi dengan tegaknya kembali Khilafah Islamiah.
Oleh. Siti Komariah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Kelaparan kini kembali menghantui penduduk di Jalur Gaza, bahkan kondisi ini sudah masuk dalam bencana kemanusiaan global yang dapat menimbulkan kematian banyak orang. Pasalnya, saat ini ada 700 ribu lebih penduduk Palestina di bagian tengah dan utara wilayah tersebut terancam meninggal akibat kelaparan. Kantor media pemerintah di Gaza, mengungkapkan di sebuah saluran Telegram bahwa bencana kelaparan di Jalur Gaza kian hari kian memburuk (inews.id, 21/02/2024).
Hal senada juga diungkapkan oleh Presiden Majelis Umum PBB, Dennis Francis. Ia mengungkapkan bahwa ribuan warga di Jalur Gaza menderita kelaparan dan kekurangan gizi parah. Ia juga menyampaikan keprihatinannya akan kondisi penduduk Gaza setelah Badan Pangan PBB menghentikan bantuan pangan dan obat-obatan ke Jalur Gaza bagian utara (antaranews.com, 23/02/2024).
Lantas, apa sebenarnya yang membuat penduduk Gaza mengalami bencana kelaparan? Kemudian, bagaimana hukumnya menghalangi manusia untuk mendapatkan makanan hingga mengalami kematian? Mengapa blokade justru dilakukan oleh saudara muslim sendiri? Solusi apa yang dibutuhkan penduduk Gaza agar bisa keluar dari penderitaan ini?
Penyebab Kelaparan Penduduk di Jalur Gaza
Kelaparan yang menimpa penduduk Gaza sejatinya bukan kali ini saja terjadi. Namun, bencana tersebut telah berulang kali menimpa penduduk Gaza. Bencana ini bukan merupakan bencana alam, melainkan bencana buatan manusia. Kondisi ini akibat langsung dan terencana yang dilakukan oleh Israel sejak ia menduduki sebagian besar wilayah Palestina.
Israel sengaja melakukan tindakan-tindakan penyerangan yang menghancurkan industri pembuatan makanan dan penampungan air yang berada di wilayah Gaza. Israel kini juga melakukan tindakan kelambanan persetujuan bantuan pangan, bahkan memblokir secara langsung bantuan pangan dunia untuk masuk ke dalam wilayah Gaza.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga tidak bisa masuk ke dalam wilayah Gaza. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini yang mengatakan bahwa bencana kelaparan ini adalah buatan manusia, di mana truk bantuan makanan tidak bisa masuk ke Gaza sampai saat ini. Ia menyampaikan bahwa terakhir truk bantuan pangan milik UNRWA masuk ke Gaza pada 23 Januari 2024 (Metrotvnews.com, 26/02/2024).
Seluruh pintu masuk ke Jalur Gaza ditutup, seperti pelabuhan Ashdod di Israel ke Jalur Gaza yang biasanya menjadi jalur untuk mengirimkan pasokan makanan terhambat karena kurangnya persetujuan dari pihak Israel. Selain itu, Perlintasan Kerem Shalom di Gaza selatan juga telah ditutup sejak 7 Februari lalu (medcom.id, 13/02/2024).
Di sisi lain, blokade bantuan pangan juga dilakukan oleh Mesir, di mana sampai saat ini Mesir tidak membuka penyeberangan Rafah yang merupakan salah satu pintu utama keluar masuk Gaza yang tidak dikendalikan oleh Israel. Mesir berdalih bahwasanya semua ini dilakukannya demi masalah keamanan karena Israel beberapa kali telah menyerang sisi Palestina tidak jauh dari pelintasan tersebut.
Diketahui, Gaza merupakan wilayah pesisir kecil yang terkepung di antara Israel di utara dan timur serta Mesir di barat daya yang di dalamnya menjadi rumah bagi 2,3 juta orang penduduk. Oleh karenanya, penduduk Gaza tidak bisa keluar dari Gaza dan tidak bisa menerima bantuan makanan, obat-obatan hingga dilanda bencana kelaparan ketika jalur Israel dan Mesir telah ditutup.
Membiarkan Saudara Muslim Kelaparan, Kezaliman Besar
Saat penjajah Israel menghalangi pasokan pangan menuju ke Jalur Gaza dan membiarkan penduduk Gaza dilanda bencana kelaparan hingga menyebabkan penderitaan bahkan kematian, itu hal yang masuk akal. Walaupun tindakan tersebut zalim, sangat kejam, dan tidak berperikemanusiaan. Sebab, kita ketahui bersama bahwa tujuan Zionis Israel adalah mengambil alih tanah Palestina secara keseluruhan serta mengusir dan membunuh penduduk di Gaza. Oleh karenanya, mereka melakukan segala cara, termasuk memblokade pasokan makanan dan obat-obatan agar secara perlahan penduduk Gaza menderita dan meninggal.
Namun, ketika pasokan pangan yang masuk ke dalam Gaza justru dihalangi oleh saudara muslim sendiri, seperti Mesir, sungguh hal ini merupakan bentuk kezaliman yang teramat besar. Apalagi, sampai mereka mengalami penderitaan dan meninggal akibat kelaparan. Padahal, mereka bisa memberikan bantuan bahkan menghilangkan bencana kelaparan tersebut. Rasulullah saw., bersabda, “Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya." (HR. At-Thabrani).
Nation State, Pemecah Belah Persatuan Umat
Sejatinya, adanya blokade yang dilakukan oleh saudara muslim itu karena adanya racun nation state yang diembuskan oleh kaum penjajah sejak keruntuhan Daulah Khilafah Islamiah. Para penjajah berhasil mengembuskan racun ini ke seluruh dunia, terkhusus negara muslim. Berbagai slogan seperti, "Kemuliaan bagi tanah air", "Tanah air di atas segalanya", dan slogan lainnya ditancapkan dalam sanubari kaum muslim yang membuat persatuan mereka justru tercerai-berai. Kaum muslim hanya sibuk dan fokus terhadap masalah dirinya, keluarganya, serta bangsanya. Mereka tidak memandang dan memikirkan nasib saudara muslim di belahan bumi lainnya.
Di sisi lain, rakyat dan negeri-negeri muslim pun dicekoki dengan konsep politik yang salah seperti "Kedaulatan berada di tangan rakyat", "Rakyat adalah sumber kekuasaan ", dan sebagainya. Konsep politik ini membuat para penguasa fokus pada keamanan negeri mereka sendiri dan tidak memikirkan nasib kaum muslim di negeri yang lainnya. Konsep ini pun telah membuat kecintaan terhadap Rasulullah dan ajarannya memudar, bahkan menghilang. Alhasil, tali ukhuah islamiah untuk kembali menegakkan perisai yang hakiki pun mulai sirna.
Mereka telah nyaman mengemban racun kapitalisme sekuler yang memisahkan segala tatanan kehidupan dari ajaran Sang Pencipta mereka, yakni Allah Swt. Padahal, racun tersebut adalah awal dari penderitaan manusia, baik muslim maupun nonmuslim. Akibat racun ini pun mereka dibuat tidak berdaya untuk menolong saudara muslim di belahan bumi lain yang terzalimi. Padahal, seluruh kaum muslim di belahan bumi mana pun adalah saudara, Abu Musa Al-'Asy'ari berkata, Rasulullah bersabda, "Antara seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya adalah bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya." (HR. At-Tirmidzi).
Khilafah Solusi Kelaparan di Gaza
Kaum muslim telah kehilangan perisai dan junnah yaitu Khilafah Islamiah selama 100 tahun. Penderitaan demi penderitaan kaum muslim di seluruh belahan dunia, tanpa terkecuali bencana kelaparan di Gaza, terjadi sejak runtuhnya perisai tersebut. Padahal, hanya Khilafah Islamiah yang mampu untuk menyatukan dan melindungi kaum muslim, sebab sistem politiknya berdiri atas dasar akidah Islam dan konsep politiknya yakni "kedaulatan berada di tangan syarak" yang memprioritaskan kemaslahatan rakyat.
Khilafah Islamiah menyatukan kaum muslim dalam negeri yang satu dan mengurusi segala urusan mereka, mulai dari kebutuhan dasar per individu (sandang, pangan, papan) dan kebutuhan dasar kolektif (pendidikan, kesehatan, dan keamanan). Dalam Daulah Islamiah, Rasulullah menerapkan syariat Islam dalam segala sendi kehidupan manusia. Islam pun sangat menjaga jiwa-jiwa manusia, apalagi sampai mereka dibunuh tanpa hak. Ketika ada kaum muslim terbunuh tanpa hak, akan diberlakukan hukum kisas.
Berkenaan dengan masalah Palestina, kita wajib menyatukan pendapat bahwa Palestina merupakan tanah kharajiyah sampai hari kiamat. Ketika membaca sejarah, kita akan bisa menyimpulkan bahwa tanah tersebut adalah tanah kaum muslim sehingga Zionis Yahudi tidak memiliki hak sedikit pun atas tanah tersebut.
Saat ini Zionis telah menguasai Palestina dan menyebabkan penderitaan terhadap penduduk di Gaza sehingga mereka kelaparan hingga meninggal. Dalam kondisi ini, seorang khalifah akan menurunkan pasukan terbaiknya untuk menghentikan kejahatan mereka dan mengusirnya dari tanah Palestina. Tidak akan dibiarkan para Zionis Yahudi membunuh jiwa-jiwa kaum muslim di mana pun mereka berada.
Diketahui, kekuatan militer Khilafah Islamiah tidak tertandingi oleh negeri mana pun, sebab Khilafah Islamiah memiliki pengaturan yang berlandaskan pada akidah Islam, mulai dari sistem ekonomi, sistem politik, sistem administrasi, sistem jihad hingga yang lainnya. Di sisi lain, kekuatan keyakinan akan adanya Allah sebagai penyelamat kaum muslim adalah senjata paling kuat dalam diri mereka. Kemudian ditambah dengan ikatan akidah Islam yang menancap kuat dalam jiwa kaum muslim akan menambah semangat untuk turun ke medan jihad. Mereka tidak takut akan kematian di medan perang, sebab ganjaran surga di depan mata bagi mereka yang syahid. Sungguh kekuatan kaum muslim tidak tertandingi ketika mereka telah bersatu dalam institusi Khilafah Islamiah.
Khatimah
Kelaparan di Gaza dan penderitaan seluruh kaum muslim di seluruh dunia sejatinya hanya bisa diatasi dengan tegaknya kembali Khilafah Islamiah. Oleh karena itu, saatnya kaum muslim sadar bahwa Khilafah Islamiah adalah kebutuhan mendesak umat. Di bawah Khilafah, tali ukhuah islamiah akan terjalin dengan sangat kukuh yang mampu untuk melumpuhkan musuh-musuh Islam dan membela saudaranya yang terzalimi.
Kaum muslim tidak boleh berharap kepada PBB ataupun ICJ dan lembaga keamanan dunia mana pun, sebab mereka tidak akan mampu menyelesaikan masalah ini. Kita telah melihat fakta bahwa Israel telah ditetapkan sebagai terdakwa dalam sidang ICJ, tetapi sampai kini Israel belum juga mendapatkan sanksi. Padahal, ketika seseorang atau suatu negara bersalah, mereka wajib mendapatkan sanksi. Sungguh, kebebasan dan keselamatan Palestina hanyalah fatamorgana dalam sistem kapitalisme.
Di sisi lain, mereka berada di bawah kendali Amerika Serikat yang justru mendukung keberadaan Zionis Israel. Oleh karena itu, sudah saatnya kita merapatkan barisan untuk memperjuangkan Islam hingga Khilafah Islamiah tegak kembali. Wallahua'lam bishawab. []
We need Khilafah!
masya Allah
Ya Allah, melihat mereka mengantre makanan lalu ditembaki oleh Zionis Yahudi, nelangsa rasanya. Antara marah dan tidak berdaya. Semoga Allah segera turunkan pertolongan untuk mereka.
Teringat dengan kata-kata penduduk Gaza, tempat mengungsi kami bukan lagi Rafah, namun di surga. Beritahu kepada kaum muslim di dunia "tidak perlu lagi mendoakan kami" namun doakanlah diri kalian sendiri, sesungguhnya kami ini masih hidup dan yang "mati" itu adalah "hati dan mata" kalian.
memeang benar, mata dan hati penguasa negeri-negeri muslim sudah mati wahai saudaraku. Kelak, tembok beton perbatasan Rafah itulah yang menjadi saksi bagaimana angkuhnya dan kejamnya sekat nasionalisme..
Iya Mbak, ngeri sekali. Saudara semuslim tapi membiarkan saudaranya mari kelaparan. Padahal hanya mengirimkan bantuan makanan saja. Kita butuh khilafah segera.
Makin miris kondisi di Gaza hingga Maret ini. Terlebih saat mereka menunggu bantuan makanan malah dibantai oleh Zionis Israel.
Iya Mbak. Ya Allah. Sungguh Zionis nda punya hati nurani. . Semoga Junnah kaum muslim segera tegak
Aamiin.