Dermaga Khusus untuk Gaza, Efektif atau Hipokrit?

Dermaga Khusus untuk Gaza

Dermaga khusus yang dibangun untuk mengirim bantuan ke Gaza hanyalah sebuah hipokrit demi mengubah situasi akibat tekanan publik di internal Amerika Serikat.

Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sebuah laman berita menyebutkan bahwa Amerika Serikat (AS) berencana membangun dermaga khusus untuk mengirimkan bantuan pangan ke Gaza. Salah satu cara yang ditempuh Amerika Serikat untuk mewujudkannya adalah bermitra dengan perusahaan swasta bernama Fogbow, yang dijalankan oleh mantan pejabat militer dan badan intelijen. Tujuannya adalah untuk mendistribusikan 2 juta makanan sehari sebagai bentuk bantuan ke Gaza. Hal ini sejalan dengan peringatan PBB bahwa kelaparan "hampir tidak bisa dihindari" tanpa ada tindakan segera (Bbc.com, 13/03/2024).

Benarkah membangun dermaga khusus efektif membantu pasokan logistik ke Gaza? Sejauh mana kepedulian Amerika Serikat terhadap warga Gaza? Ataukah hanya sebuah hipokrisi akibat tekanan dari internal publik AS? Lalu, bagaimana pandangan Islam terhadap negara kafir harbi fi'lan?

AS Mendirikan Dermaga Khusus

Pada hari Sabtu (03/09) dan Senin (03/11) Kapal Angkatan Darat AS mulai berlayar untuk mengirimkan peralatan ke Laut Mediterania. Menurut Departemen Pertahanan AS, rencana tersebut mencakup dua komponen utama yang perlu dibangun, yaitu dermaga apung besar yang terbuat dari ruas baja dan dermaga jalan lintas dua jalur sepanjang 548 meter.

Jalan lintas ini terdiri dari pelat baja sepanjang 12 meter yang saling berhubungan dan dipasang di tepi pantai. Kapal kargo akan mengirim pasokan ke dermaga, lalu diangkut ke beberapa tongkang dan kapal kecil yang disebut kapal pendukung logistik (LSV) dan dibawa ke dermaga. Dari sana, kendaraan itu akan membawa pasokan bantuan melalui jalur darat ke Gaza.

Jalan lintas ini akan dirancang di laut dan "didorong" ke pantai untuk mencegah militer AS menginjakkan kaki di Gaza. Proyek pembangunan laut dan darat ini secara resmi dikenal sebagai Joint Logistics Over-the-Shore (JLOTS), adalah jenis proyek yang sebelumnya pernah dikerahkan oleh militer AS ke Kuwait, Somalia, Haiti, dan Amerika Tengah untuk operasi bantuan bencana.

Di Balik Pendirian Dermaga Khusus

Jika ditelaah lebih jauh, pendirian dermaga khusus ini sebenarnya kurang efektif untuk membantu pasokan makanan ke Gaza. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, bahwa opsi pengiriman melalui laut sedang dipertimbangkan karena opsi lain tidak memadai. Namun, dia mengatakan tidak ada alternatif lain yang bisa menggantikan selain mengirim bantuan dengan truk melalui jalur darat.

Berdasarkan peta Gaza dan lautan, cara tercepat dan efektif mengirimkan bantuan ke Gaza memang hanya melalui jalur darat. Selain itu, kelompok/organisasi kemanusiaan dan pejabat AS juga mengatakan bahwa jalur transportasi darat adalah satu-satunya pilihan atau alternatif yang layak untuk memenuhi permintaan tersebut sembari dermaga khusus dalam tahap perancangan.

Ada satu hal yang patut digarisbawahi adalah AS mendukung sekutunya Israel dan telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris. Lalu apa hubungannya dengan pendirian dermaga khusus ini yang seolah memberi dampak positif kepada dunia bahwa AS tetap menyalurkan bantuan ke Gaza? Ini yang publik belum tahu sepenuhnya!

Kita sepakat bahwa AS adalah dalang di balik serangan brutal Israel terhadap Gaza. Dari sini AS memiliki tanggung jawab atas kejahatan dan kekejaman yang terjadi dalam perang tersebut. Artinya apa? Perang ini berdampak pada aspek internal Amerika Serikat maupun negara-negara afiliasinya, khususnya di dunia Islam. Begitu pula dengan dampak global akibat perang Israel-Gaza terhadap masyarakat dan negara di seluruh dunia.

Tekanan Internal Amerika Serikat

Dalam kajian politik media muslim Timur Tengah (26/12/2023), aspek internal yang ditimbulkan akibat perang Gaza adalah terjadi demonstrasi besar-besaran di sebagian besar kota besar di Amerika Serikat. Masyarakat mengecam tindakan politisi Amerika terkait perang Israel-Gaza dan kejahatan yang dilakukan entitas Yahudi selama perang. Para demonstran juga membawa foto anak-anak, perempuan, dan serpihan bagian tubuh, serta gambar kerusakan, bangunan runtuh, kehancuran, dan lain-lain.

Bukan hanya itu, ada juga yang membawa foto Biden di mana tangannya berlumuran darah rakyat Gaza, Palestina. Ini akan memengaruhi reputasi Biden pada pemilu mendatang. Dari sinilah Biden terdorong untuk mencoba mengubah situasi dan memberi seruan kepada partai-partai demi meraih keuntungan politik serta dukungan rakyatnya.

Pada Minggu, 19 November 2023, NBC memberitakan bahwa popularitas Joe Biden sebagai Presiden AS menurun akibat perang yang sedang berlangsung di Gaza dan sikap warga Washington terhadap Biden akibat masalah tersebut. NBC mengindikasikan dalam laporannya bahwa hanya 40 responden yang mendukung Joe Biden. Mayoritas responden menyatakan penolakannya terhadap kebijakan Biden terkait konflik Israel-Palestina yang meledak Oktober lalu.

Josh Paul, Direktur Kantor Kongres dan Urusan Publik Departemen Luar Negeri AS, telah mengajukan pengunduran dirinya atas penanganan pemerintah AS terhadap konflik di Gaza. Dia mengatakan AS tidak dapat mendukung bantuan militer ke Israel dan menyebutkan bahwa tanggapan pemerintah AS tersebut adalah reaksi tergesa-gesa yang didasarkan “kemerosotan intelektual”.

Perang ini berdampak besar pada negara-negara yang berafiliasi dengan Amerika dan beberapa negara lain yang mengikutinya. Oleh karena itu, banyak pejabat dari Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan atau negara regional telah memperingatkan situasi yang pecah akibat kejahatan perang ini.

Dapat disimpulkan bahwa alasan pembangunan dermaga khusus tersebut karena adanya tekanan publik di internal AS. Dengan kata lain, Biden melakukannya demi mendapatkan dukungan rakyatnya.

Dampak Eksternal (Global)

Berdasarkan kajian politik media muslim di Timur Tengah, dampak global terhadap Amerika Serikat adalah beberapa negara, termasuk Tiongkok dan Rusia, memberikan kritik tajam terhadap Amerika Serikat dan Israel, sebab dukungannya atas kebiadaban Yahudi, pun pelanggaran mereka terhadap hukum internasional dalam perang ini.

Pada Ahad, 15 Oktober 2023, Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, berbicara melalui telepon dengan mitranya dari Arab Saudi, “Tindakan Israel melampaui batas pembelaan diri,” tuturnya. Dia menyeru agar hukuman kolektif terhadap warga Gaza diakhiri dan disampaikan pula bahwa negaranya mengutuk dan menentang tindakan apa pun yang merugikan warga sipil. Karena perang tersebut melanggar hati nurani manusia dan prinsip dasar hukum internasional.

Pada hari Jumat, 24 November 2023, surat kabar Amerika, The Washington Post menerbitkan laporan tentang dampak perang terhadap posisi Amerika di Timur Tengah yang menyatakan bahwa AS mendapat cibiran oleh orang-orang di Timur Tengah atas pengeboman Gaza yang dilakukan oleh sekutunya (Israel) dan tinjauan penting Amerika kepada Timur Tengah adalah selama Israel melancarkan serangan terhadap Gaza, maka itu adalah perang milik Amerika.

Adapun Rusia, mereka telah mengeksploitasi peristiwa ini secara politik, terutama dalam perang melawan Ukraina. Pada 25 Oktober 2023, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengutuk kebijakan politik Amerika Serikat terkait pecahnya perang antara Israel dan Hamas. Ia pun menuding Amerika Serikat menguasai konflik dan menghindari atau terlepas dari solusi yang menguntungkan kedua pihak.

Artinya apa? Sebuah kebenaran telah terungkap, yaitu terungkapnya topeng negara-negara yang mengeklaim menerapkan cita-cita ideologi kapitalisme, seperti Hak Asasi Manusia, demokrasi, kebebasan, dll. Namun, di berbagai belahan dunia dan dalam banyak peristiwa, negara-negara Barat tersebut justru mendukung tindakan terorisme internasional, di mana Amerika Serikat menempati posisi terdepan dan sikap munafik sebagian besar negara-negara Barat terhadap Amerika Serikat atas kebijakan politiknya, khususnya negara Uni Eropa.

Hipokrisi Dukungan dan Dominasi Barat

Jelaslah bahwa Amerika dan sekutunya menginginkan Timur Tengah berada di bawah kendali dan dominasinya. Ini semua terjadi demi kepentingan perdagangan global, karena Amerika dan Eropa sangat bergantung pada Timur Tengah untuk pasokan minyak. Pengamat politik internasional Dr. Hasbi Aswar mengatakan bahwa apa yang terjadi di Laut Merah, apa yang terjadi di Gaza, dan apa yang terjadi di Suriah adalah satu paket. Amerika, Inggris, dan sekutunya menginginkan Timur Tengah berada di bawah kendali serta dominasi Barat. (MNews, 24 Januari 2024)

Selain itu, Eropa banyak bergantung pada produk Tiongkok. Rute terpendek dari Tiongkok ke Inggris adalah melalui Selat Bab el-Mandeb di Yaman, Laut Merah, dan Terusan Suez di Mesir. Jika lokasi tersebut bermasalah dan ditutup, ini akan berbahaya sebab kapal pengangkut kargo harus mengambil jalan memutar sejauh puluhan ribu kilometer ke Laut Afrika Selatan. Dibutuhkan sekitar 25 hari dari Eropa ke Samudera Hindia. Diperlukan waktu lebih dari sebulan untuk memasuki Samudera Hindia melalui lautan Afrika. Hal ini sangat merugikan dari aspek ekonomi.

https://narasipost.com/world-news/10/2023/relasi-abadi-amerika-israel/

Demi kepentingan ini, masih menurut pengamat politik Dr. Hasbi Aswar, maka Amerika memutuskan bahwa Timur Tengah merupakan jalur yang sangat strategis secara ekonomi dan membuat koalisi besar yang melibatkan Arab, Eropa, dan lainnya untuk melancarkan strategi ekonominya. Oleh karena itu, Amerika dan negara koalisinya ingin wilayah Timur Tengah tetap berada di bawah kontrol kepentingannya.

Diketahui bahwa Amerika Serikat dan sekutunya Israel meyakini Hamas adalah musuh terbesar Amerika saat ini. Oleh karena itu, tidak heran jika Hamas mendapat serangan bertubi-tubi. Masih ingatkah kasus Taliban yang mengalahkan Amerika pada tahun 2021 lalu? Jika Hamas tidak bisa dibumihanguskan, ini adalah tanda kebinasaan dominasi Amerika dan eksistensi Israel di Timur Tengah. Oleh karena itu, dukungan Amerika Serikat terhadap warga Gaza, Palestina hanyalah sebuah hipokrisi demi meraih tujuan politiknya, baik secara internal AS maupun eksternal (global).

Perspektif Islam

Dunia menyaksikan bagaimana Amerika Serikat membentuk koalisi dengan negara sekutunya untuk menyerang negeri-negeri Islam. Rusia pun membentuk koalisi dengan dalih memerangi terorisme. Padahal, merekalah sejatinya teroris. Amerika Serikat yang selama ini berselisih dengan Rusia, berada dalam barisan yang sama dalam menyerang Suriah. Mereka berdebat dan berbeda pendapat dalam banyak hal. Namun, jika menyangkut perlawanan dan penghancuran Islam, mereka selalu bersatu.

Dunia pun menyaksikan bahwa yang terbunuh selalu dari kalangan muslim, yang rumahnya selalu diserang drone, yang istri, anak, dan orang lanjut usia juga selalu dari kalangan muslim, yang negaranya dihancurkan dengan porak-poranda pun selalu negeri-negeri muslim. Hal inilah yang dialami oleh saudara muslim kita di Afganistan, Pakistan, Kashmir, Bangladesh, Suriah, dan yang masih memanas hingga saat ini adalah wilayah Gaza, Palestina.

Kita ketahui bahwa AS dan sekutunya adalah pelaku utama yang notabene musuh Islam yang tidak ingin umat Islam maju. Mereka tidak ingin umat Islam menjadi negara besar. Demi meraih tujuannya, Barat telah berhasil mencerai-beraikan negeri muslim bak buih di Lautan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.,

"Hampir saja umat-umat memangsa kalian seperti orang-orang lapar di hadapan meja hidangan." Seseorang lalu bertanya pada Rasulullah saw., "Apa kami jumlahnya sedikit kala itu ?" Rasulullah saw. menjawab, "Bahkan kalian saat itu banyak, akan tetapi seperti buih di lautan. Sungguh Allah akan menghilangkan rasa takut dari dalam hati musuh kalian dan sungguh Allah akan menimpakan penyakit wahn ke dalam dada kalian." Seseorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa itu wahn?" Rasul saw. berkata, "Mencintai dunia dan takut akan mati." (HR. Abu Dawud)

Sampai kapan pun negara kafir harbi fi'lan terus bersatu untuk menghalangi tegaknya Islam. Mereka tak akan kehabisan ide menghancurkan kaum muslim, sebab hanya kaum muslim yang hingga hari ini berani merongrong negara adidaya dan sekutunya tersebut. Kaum muslim tidak boleh takut sebab AS dan sekutunya bukan lagi musuh kaum muslim semata, melainkan musuh Allah Swt. Allah Swt. menegaskan dalam firman-Nya,

"Sesungguhnya mereka itu tak ubahnya setan yang menakut-nakuti (kamu sekalian) dengan kawan setianya. Oleh karena itu, janganlah kamu takut pada mereka, tetapi takutlah hanya kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman." (TQS. Ali Imran: 175)

Khatimah

Kita tidak boleh kalah dengan negara kafir harbi fi'lan dalam menghadapi umat Islam. Umat Islam wajib menjadi satu tubuh untuk menghadapi mereka, di bawah satu komando seorang khalifah dan umat Islam punya amanah besar mewujudkan itu.

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Chia Seed, Superfood Kecil yang Kaya Manfaat
Next
Bolehkah Menjadi Tentara Bayaran?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

9 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Dewi Kusuma
Dewi Kusuma
6 months ago

AS hanya obral janji
Saatnya back to sistem Islam secara sempurna

Sartinah
Sartinah
6 months ago

AS selalu menggunakan banyak taktik demi memuluskan kepentingan mereka, khususnya di Timur Tengah. Mustahil memang jika negara seperti AS benar-benar ingin membantu Gaza. Karena di sisi yg lain merekalah dalang kehancuran Gaza.

Miladiah al-Qibthiyah
Miladiah al-Qibthiyah
Reply to  Sartinah
6 months ago

Dan dunia sudah tahu itu.

Novianti
Novianti
6 months ago

Sudah tidak ada yang bisa dipercaya dari USA. Negara dedengkot musuh Islam. Track recordnya membuktikan kebenciannya pada Islam. Umat tidak boleh tertipu meski nampak manis. Sejatinya menyembunyikan niat busuknya yang tidak henti membuat makar

Miladiah al-Qibthiyah
Miladiah al-Qibthiyah
Reply to  Novianti
6 months ago

Makasih ya Mbak sudah mampir. Semoga tulisan ini mencerahkan.

Deena
Deena
6 months ago

Memang hipokrit si AS.

Miladiah al-Qibthiyah
Miladiah al-Qibthiyah
Reply to  Deena
6 months ago

Makasih ya Mbak sudah mampir. Semoga tulisan ini mencerahkan.

Firda Umayah
Firda Umayah
6 months ago

Dermaga khusus Gaza cuma alasan untuk cari muka agar posisi AS masih dianggap baik oleh dunia.

Miladiah al-Qibthiyah
Miladiah al-Qibthiyah
Reply to  Firda Umayah
6 months ago

Makasih ya Mbak sudah mampir. Semoga tulisan ini mencerahkan.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram