"Pembebasan yang dilakukan oleh Al-Khattab dan Al-Ayyubi menjadi bukti bahwa wilayah Palestina sulit, bahkan tak bisa dimusnahkan. Keberadaan Palestina akan tetap menjadi wilayah berlanjutnya kehidupan Islam hingga dunia ini runtuh."
Oleh. Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Palestina. Ya, sebuah wilayah yang mendapatkan keistimewaan dari Sang Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi, kini kembali menyita perhatian dunia, khususnya dunia Islam. Bumi di mana berulang kali disebutkan sebagai negeri yang diberkahi di dalam kitab suci umat Islam (Al-Qur'an), mendapat perlakuan biadab, yaitu seruan pemusnahan oleh Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich.
Dilansir dari detikNews dari AFP Sabtu (4/3/2023), Smotrich melontarkan desakan pemusnahan kota Huwara, Palestina pada Rabu (2/3) lalu. Seruan itu digaungkan beberapa hari setelah dua orang pemukim Israel ditembak mati di kota Huwara. Usai penembakan itu, ratusan pemukim Yahudi menyerang kota Huwara di Tepi Barat.
Aksi biadab ini lagi-lagi dikutuk oleh sejumlah negara, bahkan lembaga perdamaian dunia, PBB. Bukan kali pertama Palestina mengalami pertempuran hebat dan pertumpahan darah. Hingga kini, konflik Palestina dan Israel adalah permasalahan internasional yang masih berlanjut dan tak pernah mencapai titik temu. Problematika antara Palestina dan Israel tidak lain dipicu oleh perebutan kekuasaan wilayah.
Kecaman Tak Mempan
Posisi Palestina yang saat ini mendapat desakan pemusnahan oleh Smotrich, tentu saja mengundang reaksi dan respons dari berbagai negara seperti Arab Saudi dan Qatar, pun dengan PBB. Namun, kecaman demi kecaman yang dilakukan realitasnya tak mampu menghentikan aksi biadab Israel terhadap warga Palestina, alias tak mempan. Hal ini terbukti beberapa waktu lalu ketika Israel melancarkan serangan udara ke jalur Gaza, Arab Saudi dan Qatar pun mengecam. Namun, hasilnya nihil.
Benar saja! Kabar Palestina justru semakin mengguncang dunia Islam akibat seruan pemusnahan. Arab Saudi dan Qatar sejak dahulu secara terbuka memang memihak pada warga Palestina. Bahkan mengimbau komunitas internasional agar berpartisipasi dalam upaya mengakhiri konflik yang terjadi, sebab melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia. Bukan hanya itu, beberapa negara pun mendesak agar PBB mengambil langkah konkret. Namun, kecaman negara-negara di dunia rupanya tak mampu mengetuk pintu internasional PBB untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
Sejatinya PPB "mandul" ketika berhadapan dengan dunia Islam. PBB seperti burung dalam sangkar tatkala menghadapi kasus yang menimpa dunia Islam. Tak ada kesigapan yang ditunjukkan, tak ada respons cepat dalam menanggapi kutukan, kecaman, bahkan resolusi dari negara-negara muslim lainnya.
Sekadar Lip Service
Dunia Islam memang bukan milik "dunia internasional". Seluruh dunia pun tahu bagaimana perlakuan tidak adil yang tengah menimpanya. Kecaman dan kutukan yang dilontarkan beberapa negara hanya terkesan mencukupkan diri dengan itu. Seolah telah bertindak nyata, padahal tak satu pun dari negara yang mengecam memobilisasi perlawanan dalam melindungi wilayah Palestina.
Jika memang PBB berpihak pada dunia Islam, sudah pasti memberi "green light" kepada negara-negara yang tergabung dalam lembaga internasional untuk menjalankan semua opsi terbuka. Akan tetapi tindakan nyata dalam membebaskan wilayah Palestina tidak dilakukan sampai detik ini. Sungguh, sekadar lip service belaka.
Adapun dukungan, hanya sebatas aksi solidaritas umat Islam dunia untuk mendukung perjuangan Palestina dan bentuk sentimen anti-Yahudi di beberapa negara Islam. Sayangnya, bukan ini yang diharapkan oleh saudara muslim di Palestina, akan tetapi tindakan konkret yang mampu membebaskan wilayahnya kembali menjadi kota suci. Sebagaimana aksi konkret Umar bin Khattab dan Salahudin Al-Ayyubi ketika mengerahkan pasukan membebaskan Baitul Maqdis.
Belenggu Nasionalisme
"Diamnya" negara-negara mayoritas berpenduduk muslim terhadap bumi Palestina diakibatkan oleh belenggu nasionalisme yang menghalangi kaum muslim membela Palestina. Paham nasionalisme bak racun yang memecah belah tubuh kaum muslim, membuatnya tak berdaya di hadapan musuh sejati, bahkan menjadi legitimasi untuk tidak bertindak nyata melawannya.
Kaum muslim yang tersebar di beberapa negara mayoritas, seperti Indonesia, Malaysia, Suriah, Timur Tengah, dll. adalah saudara yang wajib dilindungi hak-haknya, termasuk tanah/wilayahnya. Pun muslim yang berada di negeri minorotas, seperti India, Uyghur, Rohingya, dll. adalah negeri-negeri yang seharusnya tak terpisah oleh teritorial dunia Islam. Mereka bukanlah negara asing. Sebab telah dikabarkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya,
“Sesungguhnya, orang-orang mukmin itu adalah bersaudara.” (TQS. Al-Hujurat: 10)
Tak ada jalan lain selain melepaskan belenggu nasionalisme yang membuat persoalan dunia Islam menjadi persoalan asing yang tidak ada hubungannya dengan negeri Islam di belahan dunia yang lain. Sebab, nasionalisme telah melumpuhkan negeri-negeri Islam untuk bertindak, membela, dan melindungi rakyat dan wilayah Palestina.
Palestina Tak Bisa Musnah
Sebagaimana diketahui, Palestina memiliki keistimewaan tersendiri dari Allah, sebab wilayahnya menjadi tempat diutusnya para rasul untuk berdakwah di sana. Seperti Nabi Ibrahim, Ishak, Luth, Ya’kub, Musa, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, hingga Isa as. Karena itu, sekuat apa pun Yahudi Israel merebut bahkan ingin membumihanguskan Palestina, kemuliaan dan keberkahannya tak akan mampu memusnahkan keberadaan salah satu kota suci umat Islam.
Adapun konflik yang terjadi selama puluhan tahun antara Israel dan Palestina, sejatinya hanyalah skenario pengusung kapitalisme global untuk mencegah kesatuan umat Islam di seluruh dunia. Barat akan senantiasa memastikan mengendalikan dunia Islam tetap berada di bawah dominasinya. Pun memastikan agar dunia Islam hanya memiliki ketergantungan kepada negara adidaya (Amerika, Inggris, Prancis) dan lembaga perdamaian dunia (PBB) untuk mendapatkan solusi atas kasus yang menimpa Palestina.
Kemuliaan dan keberkahan wilayah Palestina harus segera disadari oleh Umat Islam agar tak jatuh ke tangan Yahudi Israel la'natullah alayhi. Kaum muslim harus bertindak nyata seperti Umar dan Salahuddin yang bersungguh-sungguh mencabut entitas Yahudi dan melawan para penguasa pengkhianat yang bersekongkol merongrong wilayah Palestina.
Pembebasan yang dilakukan oleh Al-Khattab dan Al-Ayyubi menjadi bukti bahwa wilayah Palestina sulit, bahkan tak bisa dimusnahkan. Keberadaan Palestina akan tetap menjadi wilayah berlanjutnya kehidupan Islam sampai dunia ini runtuh. Terlebih ketika Khilafah tegak, maka bumi Palestina semakin terjaga dan kembali menjadi salah satu kota suci yang selalu dirindukan umat. Wahai Palestina, sungguh sayap malaikat menyelimutimu. Wallaahu a'lam bi ash-sawab.[]