Burka Dilarang dan Seribu Madrasah Akan Ditutup, Sri Lanka Berdalih untuk 'Keamanan Nasional'

Tindakan radikal dan teroristik yang dilakukan oleh negara terhadap umat Islam Sri Lanka.


Oleh : Nay Beiskara
(Kontributor Media)

NarasiPost.Com-Sri Lanka kembali menuai kecaman dari masyarakat internasional. Setelah kebijakannya mengenai kremasi jenazah muslim yang terinfeksi Covid-19 pada 2020, tahun ini otoritas Sri Lanka menyatakan akan melegalisasikan pelarangan penggunaan burka bagi wanita muslim di ruang publik. Tak hanya itu, negara ini juga akan menutup seribu lebih madrasah bagi anak-anak muslim di sana. Sebagaimana yang dilansir oleh Voaindonesia.com (15/3/2021).

Cnnindonesia.com (14/3/2021) menambahkan bahwa Menteri Keamanan Publik Sri Lanka Sarath Weerasekera telah menandatangani lembar persetujuan dari Kabinet terkait hal itu. Mereka berdalih untuk menjaga keamanan nasional dari apa yang mereka sebut sebagai ekstremisme agama.

Sarath mengungkapkan pandangannya pada Reuters (14/3) bahwa dahulu perempuan dan gadis muslim tidak pernah mengenakan burka. Ia menganggap burka menjadi salah satu tanda eksremisme beragama yang harus dilarang.

"Pada masa-masa awal kami, wanita dan gadis Muslim tidak pernah mengenakan burqa. Itu adalah tanda ekstremisme agama yang muncul baru-baru ini. Kami pasti akan melarangnya," ujar Sarath sebagaimana dilansir oleh CNN, Senin (15/3).

Pelarangan burka oleh negara dengan penduduk mayoritas beragama Buddha ini telah dilakukan sebelumnya pada 2019. Setelah terjadi pemboman di gereja dan hotel berkelas di Sri Lanka. Peristiwa itu sedikitnya menewaskan 260 orang (Kompas.com, 16/3/2021). Sri Lanka menuduh dua kelompok muslim lokal terkait ISIS yang melakukan serangan di enam lokasi.

Mengenai penutupan madrasah, Sri Lanka beralasan karena kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah Islam itu telah melanggar kebijakan nasional (Tempo.co, 13/3/2021). Weerasekera ingin memastikan ajaran-ajaran ekstrimisme tidak menyebar di sana. Bahkan, ia menambahkan akan ada pembaharuan dalam kebijakan pendidikan nasional.

Di Indonesia sendiri, kebijakan nasional Sri Lanka terhadap minoritas muslim di sana mendapat kecaman dari Majelis Ulama Indonesia. MUI yang diwakili oleh Anwar Abbas selaku Wakil Ketua Umum MUI menyatakan pihaknya mengecam keras sikap dan tindakan yang diambil pemerintah Sri Lanka.

Lebih dari itu, ia berpendapat bahwa apa yang dilakukan Sri Lanka telah menyinggung dan menyakiti hati umat Islam sedunia. Ia juga menambahkan bahwa tidak adil bila menutup sekolah Islam dan melarang burka hanya karena perbuatan segelintir orang dan ia menyebutnya sebagai tindakan terorisme 'by the state' serta cermin Islamicphobia (Detik.com, 15/3/2021).

"Tindakan radikal dan teroristik yang dilakukan oleh negara terhadap umat Islam Sri Lanka. Oleh karena itu, umat Islam di Indonesia mengimbau upaya pemerintah Sri Lanka menghormati hak-hak orang Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya," tukas Anwar saat diwawancarai oleh Detik.com.

Senada dengan itu, Ketua DPP PKS Bukhori Yudia mendorong pemerintah RI untuk turun tangan pada masalah ini. "Pemerintah Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN sudah sepatutnya mengambil peran dalam menghapuskan penjajahan dan ketidakadilan di mana pun berada," ujar Ketua DPP PKS Bukhori Yusuf kepada Detik.com, Minggu (14/03).

Selanjutnya, ia meminta pemerintah Sri Lanka segera menghentikan kebijakan tersebut karena dinilai sebagai tindakan diskriminatif terhadap umat Islam. Selain itu, tindakan diskriminasi ini bila dibiarkan akan menimbulkan kekacauan dan instabilitas keamanan kawasan.

*‎Dari berbagai sumber[]


Photo : Google

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Impor Berjaya di Negeri Kaya
Next
Bungkam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram