AS dan Cina Saling Memberi Sanksi, Inilah yang Sebenarnya Terjadi

Sejatinya, ketegangan antara AS dan gabungan negara Uni Eropa di satu sisi serta Cina di sisi lain, merupakan pertarungan antara dua ideologi dunia, yakni Kapitalisme dan Sosialisme-Komunisme


Oleh : Nay Beiskara
(Kontributor Media)

NarasiPost.Com-Rupanya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina masih berlanjut. Tak cukup dengan 'Perang Dagang' yang selama ini dilakukan kedua negara, AS dan Cina kini saling balas memberi sanksi.

Pikiran-rakyat.com (23/3/2021) melansir, Beberapa negara besar seperti AS, Kanada, Inggris, dan Uni Eropa bergabung dalam gerakan yang mereka sebut sebagai 'Gerakan Terkoordinasi' terhadap Cina. Gerakan ini bertujuan untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran HAM dan penyalahgunaan hak terhadap muslim Uighur di Xinjiang, Cina.

"Dalam mengutuk pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, dan perlunya Beijing mengakhiri diskriminasi dan praktik penindasan di wilayah itu,” ujar Menlu Inggris Dominic Raab, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera, Selasa, 23 Maret 2021.

Sanksi atas pelanggaran yang dituduhkan itu diberikan kepada empat pejabat senior di Xinjiang, yakni Zhu Hailun, Wang Junzheng, Wang Mingshan, dan Chen Mingguo.

Kompas.tv (23/3/2021) menambahkan terkait bentuk sanksi yang diberikan pada keempat pejabat senior Cina. Sanksi itu berupa pembekuan aset para pejabat dan larangan bagi mereka untuk berpergian di dalam blok UE. Warga negara dan perusahaan Eropa juga tidak diizinkan memberi mereka bantuan keuangan. Artinya, Cina diberikan sanksi perjalanan dan keuangan.

Uni Eropa yang terdiri dari 27 negara itu juga membekukan aset Biro Keamanan Umum Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang. Biro ini merupakan organisasi ekonomi dan paramiliter milik negara yang mengendalikan ekonomi di Xinjiang.

Cina tak kalah keras dalam merespon pemberian sanksi atas keempat pejabatnya. Cina menganggap negara-negara yang "ikut campur" kebijakan dalam negeri Cina sebagai pelanggaran serius yang layak untuk diberikan sanksi. Setidaknya ada 28 orang AS yang dikenakan sanksi, sebagaimana dilansir oleh Kontan.co.id (21/1/2021).

"Mereka juga dianggap bertanggung jawab atas serangkaian tindakan gila AS pada masalah terkait Cina." ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Kamis (21/1) seperti dikutip Xinhua.

Dari 28 orang yang dijatuhi sanksi, salah satunya adalah Menteri Luar Negeri AS pada periode pemerintahan Donald Trump, yakni Michael R.Pompeo atau Mike Pompeo. Selain itu, terdapat nama-nama seperti Peter K. Navarro, Robert C. O'Brien, David R. Stilwell, Matthew Pottinger, Alex M. Azar II, Keith J. Krach, dan Kelly DK Craft dari pemerintahan Trump. Tak ketinggalan John R. Bolton dan Stephen K. Bannon.

Tak hanya pejabat asal AS, Detik.com (26/3) turut mengabarkan bahwa Pemerintah Cina pun memberi sanksi terhadap individu dan entitas asal Inggris atas "kebohongan dan disinformasi" mengenai Xinjiang.

Sasaran dari sanksi tersebut, yakni mantan pemimpin Partai Konservatif, Iain Duncan Smith, dan anggota parlemen lain termasuk Ketua Komite Urusan Luar Negeri Tom Tugendhat, dan Nusrat Ghani, seorang kritikus vokal atas kegiatan Beijing di Xinjiang.

Mereka yang dijatuhi sanksi akan dilarang memasuki wilayah Cina, Hong Kong dan Macau. Kementerian juga menambahkan bahwa properti mereka di Cina akan dibekukan. Selain itu, Cina melarang warganya untuk berbisnis dengan mereka.

Kontan.co.id (21/1/2021) mengutip laporan dari Xinhua bahwa selama beberapa tahun terakhir, beberapa politisi anti-Cina di AS telah merencanakan, mempromosikan, dan mengeksekusi langkah-langkah yang melanggar kedaulatan negara tirai bambu itu. Kemenlu Cina mengungkap pula apa yang dilakukan politisi itu sangat mengganggu urusan dalam negeri Cina, merusak kepentingan Cina, menyinggung rakyat Cina, dan sangat mengganggu hubungan Cina-AS.

Sejatinya, ketegangan antara AS dan gabungan negara Uni Eropa di satu sisi serta Cina di sisi lain, merupakan pertarungan antara dua ideologi dunia, yakni Kapitalisme dan Sosialisme-Komunisme. Ideologi Kapitalisme yang diemban oleh negara-negara Barat tak menghendaki ada ideologi lain yang menjadi saingannya. Dalam hal ini, ideologi Sosialisme-Komunisme yang diusung oleh Cina.

Alamiahnya, pertarungan ini akan terus berlangsung hingga salah satu dari dua ideologi di atas menjadi pemenangnya atau ada ideologi yang lebih kuat secara pemikiran dan metode penerapannya yang mampu mengalahkan kedua ideologi itu. Harapannya adalah ideologi Islam yang tegak atas asas akidah Islam lah yang akan memenangkan pertarungan dan mengambil alih kepengurusan atas masyarakat dunia.[]

*Dari berbagai sumber


Photo : Pinterest

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Jika Kaukecewa Pada Hal yang Disebut “Rumah”
Next
Perlunya Edukasi Kedisiplinan Berlalu Lintas
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram