Sanksi AS ke Israel, Sekadar Gimik?

Sangsi AS ke Israel

AS tidak pernah bersungguh-sungguh memberikan sanksi kepada Israel, padahal Israel melakukan kejahatan pada Palestina.

Oleh. Mariyah Zawawi
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan Penulis Riak Literasi)

NarasiPost.Com-Amerika Serikat memberikan perintah untuk menjatuhkan sanksi kepada empat orang pemukim Yahudi di Tepi Barat. Mereka diberi sanksi karena melakukan tindak kekerasan kepada warga sipil Palestina. Keempat orang tersebut mendapat sanksi berupa pemblokiran aset keuangan. Di samping itu, mereka juga dilarang menginjakkan kaki di Amerika Serikat. (cnnindonesia.com, 02/02/2024)

Apa yang menyebabkan AS memberikan sanksi kepada mereka? Apakah hal ini menunjukkan bahwa AS benar-benar memberi sanksi kepada Israel? Bagaimana pula pandangan Islam dalam hal ini?

Penyebab AS Memberi Sanksi

Keempat orang yang mendapat sanksi itu adalah Einan Tanjil, David Chai Chasdai, Yinon Levi, dan Shalom Zicherman. Mereka dinyatakan telah terlibat sejumlah aksi kejahatan. Chasdai disebut telah memprakarsai dan memimpin kerusuhan hingga terjadi pembakaran bangunan dan kendaraan.

Tanjil dinyatakan telah menyerang petani Palestina dan aktivis Israel menggunakan batu dan pentungan. Sementara itu, Zicherman disebut telah menyerang aktivis Israel serta kendaraan mereka. Ia berusaha untuk memecahkan kaca jendela mobil yang lewat. 

Sedangkan Levi disebut memimpin sekelompok pemukim dari Meitarim Farm melakukan penyerangan ke warga sipil Palestina dan orang Badui. Di samping itu, ia juga mengancam warga Palestina yang tidak mau meninggalkan rumah. Kemudian, ia juga membakar ladang serta merusak properti mereka.

https://narasipost.com/challenge-np/09/2023/prahara-di-bumi-palestina/

Israel pun menanggapi hal ini dengan menyatakan bahwa sanksi itu tidak seharusnya diberikan. Perdana Menteri Israel Netanyahu menyatakan bahwa Israel selalu menindak para pelanggar hukum. Menurut pemerintah Israel, para pemukim Yahudi di Tepi Barat merupakan warga negara yang taat hukum.

Pernyataan ini sungguh menggelikan. Bagaimana bisa, orang yang melakukan tindak kejahatan terhadap orang lain disebut sebagai orang yang taat hukum. Hal ini menunjukkan bahwa kelakuan para pemukim itu secara tidak langsung telah direstui dan didukung oleh pejabat Israel. 

Sekadar Gimik

Pemberian sanksi AS kepada empat orang Israel itu tidak menunjukkan bahwa AS benar-benar serius menghukum Israel. Biden memang sering menyatakan bahwa ia mengutuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh para pemukim Yahudi di Tepi Barat. Namun, pernyataan Biden itu dinilai hanya untuk meredakan kekesalan pemilih muslim dan orang Arab-Amerika. Biden berencana untuk maju dalam pemilihan presiden AS pada November tahun ini. 

Lagi pula, AS tidak akan pernah memberi sanksi kepada pejabat atau pemerintah Israel. Hal ini disampaikan oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby. Kenyataan ini menunjukkan bahwa AS tidak pernah bersungguh-sungguh memberikan sanksi kepada Israel, padahal Israel melakukan kejahatan pada Palestina. Sedangkan para pemukim Yahudi yang diberi sanksi itu hanyalah bagian kecil dari Israel. 

Lobi Yahudi di AS

Kedekatan AS dengan Israel sudah terjalin lama. Keduanya bahkan tak terpisahkan karena saling membutuhkan. AS membutuhkan Israel untuk mengamankan kepentingannya di Timur Tengah. Sedangkan Israel membutuhkan AS untuk mendukung berbagai aksi kejahatannya di sana. Jadilah Israel sebagai anak kesayangan AS.

Zack Beauchamp, seorang koresponden senior di Vox.com menyampaikan pendapatnya bahwa Israel digunakan oleh AS untuk menghadapi kekuatan Uni Soviet saat perang dingin. Saat itu, Uni Soviet dekat dengan negara-negara Arab. Kedua negara adidaya itu pun berebut pengaruh di wilayah yang kaya akan minyak bumi itu. 

https://narasipost.com/challenge-np/08/2023/lorong-panjang-palestina-meraih-asa/

Setelah perang dingin, hubungan kedua negara itu tetap mesra. Bagi AS, selain sebagai strategi politik luar negeri, dekat dengan Israel juga berkaitan dengan popularitas di dalam negeri. Pew Research Center pernah memublikasikan sebuah riset bertema “US Jews connections with and attitudes toward Israel” pada tahun 2020. Isinya di antaranya adalah enam dari 10 orang Amerika merasa dekat dengan Israel. Selain itu, sebanyak 54% orang Yahudi-Amerika menganggap bahwa dukungan AS terhadap Israel merupakan hal yang tepat.

Hal itu tidak lepas dari fakta bahwa konstituen utama dunia politik di AS adalah orang-orang Yahudi. Suara mereka menjadi ceruk potensial untuk mendulang suara saat pemilu. Dengan mendukung Israel, pejabat dari Partai Demokrat maupun Partai Republik telah mengamankan posisi mereka.

Salah satu organisasi yang menjadi mesin politik bagi Yahudi adalah American Israel Public Affairs Committee (AIPAC). Organisasi ini mengadvokasi kebijakan pro-Israel ke legislatif serta eksekutif di AS. Besarnya dana yang mereka gelontorkan membuat lobi-lobi mereka berhasil memengaruhi kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah. (cnbcindonesia.com, 14/04/2023)

Sanksi Tepat bagi Israel 

Pemberian sanksi terhadap empat pemukim Israel itu tentu tidak akan memberi pengaruh apa pun terhadap Israel. Ibarat orang yang merampas rumah orang lain dan membunuh pemiliknya, tetapi hanya diberi sanksi berupa cubitan kecil di tangan. Tidak ada dampaknya sama sekali. Rasa sakit akibat dicubit akan segera hilang tanpa memberi rasa jera. Oleh karena itu, ia akan mengulangi kejahatannya.

Demikian pula, hal itu tidak akan memberi keuntungan bagi Palestina. Negeri itu akan tetap dijajah. Rakyatnya akan terus hidup di bawah teror Israel. 

Selamatkan Palestina

Palestina adalah bumi para nabi. Palestina adalah tanah yang penuh kebaikan. Rasulullah saw. telah menyampaikan hal ini melalui hadis riwayat At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Hakim.

طُوْبَى لِلشَّامِ فَقُلْنَا لِأَيِّ ذٰلِكَ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ؟ قَالَ لِأنَّ مَلٓاىِٔكَةَ الرَّحْمٰنِ بَاسِطَةٌ أجْنِحَتَهَا عَلَيْهَا

Artinya: “Kebaikan pada negeri Syam." Kami pun bertanya, "Mengapa, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Malaikat Rahmah mengembangkan sayapnya di atasnya."

Palestina adalah milik umat Islam. Di tempat ini terdapat kiblat pertama mereka, yaitu Baitulmaqdis. Oleh karena itu, umat Islam harus membelanya. 

Namun, mereka tidak boleh mengharapkan bantuan AS beserta sekutunya. Mereka juga tidak boleh menyerahkan urusan penyelesaian Palestina kepada organisasi-organisasi buatan AS dan teman-temannya. Mereka semua adalah para pendukung entitas Yahudi di Palestina. Sebaliknya, umat Islam sendiri yang harus berupaya membebaskan Palestina. 

Tentu saja hal ini tidak mungkin dilakukan oleh individu atau sekelompok orang. Namun, harus dilakukan oleh sebuah negara. Negara inilah yang akan memberi sanksi tegas dengan cara mengusir dan memerangi entitas Yahudi dari tanah para nabi. Dengan demikian, rakyat Palestina akan kembali mendapatkan hak mereka.

Negara itu pula yang akan memerangi pihak-pihak yang telah mendukung bercokolnya entitas Yahudi di Palestina. Di antaranya adalah Inggris yang telah memberikan izin kepada entitas Yahudi untuk masuk ke Palestina melalui Deklarasi Balfour. Demikian pula dengan AS yang tak pernah bosan menggunakan hak vetonya untuk mencegah diberikannya sanksi kepada Israel tersebut.

Sanksi Tegas Khilafah pada Israel

Negara itu bernama Khilafah Islam, seperti yang dijanjikan oleh Rasulullah saw. dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-Bazzar. Beliau saw. menyebutkan hal itu di akhir hadis yang menceritakan tentang silih bergantinya kekuasaan.

ثُمَّ تَكُوْنُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ

Artinya: “Kemudian, akan ada Khilafah yang mengikuti minhaj kenabian.”

Khilafah akan memerangi Israel dan AS melalui jihad, sebagaimana Rasulullah saw. memerangi Yahudi Bani Qainuqa’ yang telah mengganggu seorang wanita muslimah. Mereka juga telah mengeroyok seorang muslim yang membela wanita tersebut hingga terbunuh. Rasulullah saw. kemudian mengusir mereka keluar dari Madinah.

Dengan jihad inilah, penjajahan Israel dapat diakhiri. Demikian pula, dukungan AS terhadap Israel dapat dihentikan. Dengan demikian, rakyat Palestina akan mendapatkan kembali hak mereka. Umat Islam pun kembali menguasai Baitulmaqdis.

Wallahua’lam bishawab.

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Mariyah Zawawi Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Depopulasi Jepang, Ancaman atau Peluang?
Next
Mimpi Arruna di Negeri Habasyah
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

8 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
9 months ago

Ah, rasanya hilang yang mustahal AS membeikan sanksi pada anak emangnya.

Barokallahu fiik, Mbak

Novianti
Novianti
9 months ago

AS layaknya ibu kandung Israel akan selalu melindunginya. Padahal kekejaman Israel sudah nyata. Hanya saat Islam sudah memilki pemimpin, Israel bisa dienyahkan.

Rosmiati
Rosmiati
9 months ago

Masyaallah
Hanya institusi kaum muslimin yang berani dan nyata akan memberi sanksi kepada penjajah i5r43l.

Sartinah
Sartinah
9 months ago

Mana mungkin AS yang seperti ibu bagi Israel benar-benar serius memberi sanksi terhadap Zionis. Meski ada beberapa hal berbeda pandangan antara keduanya, tetapi tetap saja, AS adalah pelindung sejati bagi Zionis Yahudi.

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
Reply to  Sartinah
9 months ago

Betul sekali.

Puspita Ningtiyas
Puspita Ningtiyas
9 months ago

Enaknya jadi negara adidaya itu, bisa memainkan gimik sesukanya. Sembari memainkan media untuk menggiring opini. Seolah peduli pada Palestina, padahal tidak

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
Reply to  Puspita Ningtiyas
9 months ago

Sebenarnya gimik itu tidak hanya dilakukan oleh negara adidaya. Para pemimpin negeri-negeri muslim pun banyak yang melakukan gimik. Di media mengutuk, di belakang bekerja sama.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram