Inggris Akui Palestina Merdeka, Benarkah?

Inggris akui Palestina Merdeka

Inggris yang akan mengakui kemerdekaan Palestina dengan dua syarat bukanlah solusi atas penjajahan Israel yang terdapat di sana.

Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com dan Penulis Derap Dakwah Umayah)

NarasiPost.Com-Inggris dikabarkan akan mengakui kemerdekaan Palestina dengan dua syarat. Pertama, harus ada jeda pertempuran di Gaza. Kedua, para pemimpin Hamas harus meninggalkan Gaza. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, yang menyatakan bahwa negaranya dapat mendeklarasikan pengakuan itu tanpa adanya hasil damai Palestina-Israel terkait solusi dua negara. (cnnindonesia.com, 03/02/2024)

Sekilas, kabar ini seperti membawa angin segar bagi Palestina. Namun, benarkah demikian?

Solusi Palsu Inggris

Inggris dan dua syarat yang diajukan untuk mengakui kemerdekaan Palestina, sesungguhnya tidak akan menguntungkan pihak Palestina. Mengapa?

Pertama, tidak ada jaminan bahwa Israel akan berhenti menyerang Palestina meskipun dilakukan gencatan senjata. 

Fakta menunjukkan bahwa Israel adalah bangsa yang suka ingkar janji. Ia tidak pernah berhenti melakukan penyerangan kepada muslim di Palestina meskipun terjadi kesepakatan gencatan senjata. Ini terjadi berulang kali seperti pada November 2023 (republika.co.id, 24/11/2023), Mei 2021 (antaranews.com, 22/05/2021), Mei 2019 (republika.co.id, 11/05/2019), dll.

Kedua, perginya pemimpin Hamas akan melemahkan kekuatan militer Palestina, khususnya di Gaza.

Jamak diketahui bahwa gerakan Hamas membawa malapetaka bagi Israel. Hamas telah berhasil membobol Iron Dome, sistem pertahanan Israel pada Oktober 2023 (cnbcindonesia.com, 12/10/2023), menggagalkan target IDF (Israel Defense Forces) untuk melenyapkan Hamas, membuat fokus dunia mengarah kepada Palestina, membangkitkan semangat kelompok Houthi untuk melakukan penyerangan di Laut Merah, dll. (tribunnews.com, 30/12/2023)

Ketiga, pengakuan Inggris ke Palestina akan membuat Palestina berada dalam intervensi asing. 

Bukan omong kosong kalau Inggris sejak dahulu memiliki tabiat suka menjajah berbagai negara. Motif untuk mendapatkan kekayaan (gold), kejayaan (gospel), dan menyebarkan agama (glory) selalu hadir dalam penjajahan tersebut. Kini, seiring perjalanan waktu, Inggris banyak menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai negara dalam berbagai bidang. Namun demikian, motif keuntungan materi dan keterlibatan Inggris dalam suatu negara yang terikat perjanjian dengannya jelas akan selalu hadir.

Hal yang sama pun terjadi di Palestina. Konflik Israel dan Palestina yang terjadi lebih dari satu abad itu tidak lepas dari campur tangan Inggris. Deklarasi Balfour yang dicetuskan oleh Arthur Balfour, Menteri Luar Negeri Inggris kala itu, telah menjanjikan pendirian rumah bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Inggris juga memfasilitasi imigrasi besar-besaran orang-orang Yahudi sejak 1923 hingga 1948. 

Keempat, kemerdekaan yang  akan diberikan bersifat semu, bukan kemerdekaan hakiki.

Sungguh, kemerdekaan hakiki suatu negeri yakni dapat dengan bebas dan leluasa menerapkan segala hukum Allah Swt., tunduk pada syariat-Nya tanpa intervensi atau kompensasi apa pun kepada yang lainnya. Ini hanya dapat dilakukan jika negeri tersebut mampu memerdekakan dirinya sendiri dengan kekuatan militer muslim yang ada dalam negeri tersebut. Tak hanya itu, negeri tersebut juga harus mandiri dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan negara, serta tidak terikat dengan perjanjian luar negeri yang dapat mengancam kedaulatan negara.

Dari sini, jelas sudah bahwa Inggris yang akan mengakui kemerdekaan Palestina dengan dua syarat bukanlah solusi atas penjajahan Israel yang terdapat di sana.

Ilusi Solusi Dua Negara

Senada dengan solusi yang diberikan Inggris, tuntutan pembagian dua negara antara Israel dan Palestina yang lama digaungkan juga bukanlah solusi. Hal ini disebabkan beberapa hal :

Pertama, tidak menyentuh akar masalah.

Diketahui, akar masalah konflik Israel dan Palestina adalah ambisi Israel untuk mengusir muslim Palestina dan menguasai wilayahnya. Ini merupakan tindakan penjajahan. Sebab, sejak dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab, Palestina menjadi bagian wilayah Khilafah dan milik umat Islam.

Kedua, solusi dua negara merupakan bentuk pengkhianatan terhadap muslim Palestina.

Umat Islam adalah umat yang satu. Ketika satu tubuh terserang sakit, maka tubuh lain akan turut merasakan sakitnya. Begitu juga dengan penderitaan yang dialami muslim Palestina. Ketika penjajahan hadir, maka solusi yang harus dilakukan adalah mengusir penjajahan tersebut. 

Bukan membuat kesepakatan dengan pembagian wilayah, melakukan gencatan senjata, menormalisasi hubungan bersama Israel, atau yang lainnya. Sungguh, semua upaya itu merupakan bentuk pengkhianatan yang nyata dan harus dihentikan.

Bebaskan Palestina dengan Khilafah 

Sejatinya, semua solusi yang ditawarkan dunia terhadap konflik Israel dan Palestina tidak lepas dari ideologi kapitalisme. Sebuah ideologi yang menjadikan asas manfaat sebagai landasan bertingkah laku dan menanggalkan aturan agama dalam kehidupan. Sehingga, solusi yang ditawarkan tidak akan pernah berpihak kepada umat Islam yang menjadikan wahyu sebagai dasar aturan kehidupan.

Ideologi kapitalisme merupakan pandangan hidup yang lemah, rapuh, tidak sesuai fitrah, dan tidak layak untuk manusia. Oleh karena itu, muslim dilarang menjadikan ideologi ini sebagai pedoman hidup. Selama penguasa muslim tunduk pada ideologi kapitalisme, maka selama itu pula kemerdekaan hakiki tidak akan tercapai.

Solusi tuntas untuk konflik Palestina tidak lain adalah dengan jihad fi sabilillah. Kewajiban jihad tidak hanya terletak pada muslim di Palestina melainkan juga kepada para pemimpin muslim dan tentaranya. Mereka harus bersatu dalam sebuah gerakan politik Islam di bawah naungan institusi Islam yakni Khilafah. Ini merupakan kewajiban bersama untuk menegakkannya sebagai satu-satunya institusi penerap seluruh hukum syariat Islam.

Mendirikan Khilafah adalah fardu kifayah. Rasulullah saw. bersabda,

“Barang siapa yang melepas tangan dari ketaatan, ia akan menjumpai Allah pada hari kiamat tanpa hujah, dan barang siapa yang mati sedangkan di pundaknya tidak ada baiat (kepada khalifah), maka ia mati seperti mati (dalam kondisi) jahiliah.” (HR. Muslim)

Khilafah akan tegak dengan dakwah Islam yang dilakukan para pengembannya kepada umat Islam. Menyatukan pemikiran dengan tsaqafah Islam, menguatkan keimanan atas pertolongan yang akan Allah berikan, dan membuktikan ketakwaan kepada Allah dengan aksi nyata untuk bersama-sama menegakkan Khilafah. 

Khilafah dengan kekuatan militer muslim akan mampu mengusir para penjajah dari bumi Palestina. Menghilangkan segala kezaliman dan kembali menjadi umat yang unggul di mata dunia. Hal ini terbukti dengan keberadaan Khilafah lebih dari 13 abad lamanya.

https://narasipost.com/world-news/02/2023/khilafah-bebaskan-palestina/

Penutup

Dua syarat yang diberikan Inggris untuk mengakui kemerdekaan Palestina bukanlah solusi. Sebab, tidak menyentuh akar masalah dan tidak akan membebaskan Palestina dari intervensi asing. Hanya jihad fi sabilillah oleh Khilafah yang mampu mengusir penjajahan di Palestina. Sudah saatnya umat Islam bersatu untuk menegakkan Khilafah sebagai bagian dari pembuktian atas ketakwaan kepada-Nya. 

Wallahu a’lam bishawab. [] 

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Firda Umayah Tim Penulis Inti NarasiPost.Com Salah satu Penulis Inti NarasiPost.Com. Seorang pembelajar sejati sehingga menghasilkan banyak naskah-naskahnya dari berbagai rubrik yang disediakan oleh NarasiPost.Com
Previous
Senarai Asa(part 2)
Next
HIV/AIDS, Bagaimana Nasib Pemuda?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

11 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Sartinah
Sartinah
8 months ago

Sudah sangat lelah dengan permainan dan tipu daya Inggris dan sekutunya dalam mengacak-acak negeri-negeri muslim. Saatnya umat bersatu demi membebaskan Palestina dengan jihad dan Khilafah.

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Sartinah
8 months ago

Benar sekali. Rindu dengan persatuan umat Islam di bawah naungan Khilafah

Netty
Netty
8 months ago

Tipu-tipu Inggris agar tetap mendapatkan ghonimah atas tanah kaum muslim

Firda Umayah
Firda Umayah
Reply to  Netty
8 months ago

Ya, selalu materi yang ingin diraih

Deena
Deena
8 months ago

Palestina tidak butuh persyaratan, pengakuan, atau apa pun dari Inggris dan sekutunya. Palestina hanya butuh jihad dan Khilafah

Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
8 months ago

Kenapa mesti ada syarat dalam mengakui kemerdekaan sebuah negara. Bukankah Inggris yang mengirim para Yahudi awalnya ke Palestina? Ah, akal busuk mereka tak akan pernah mampu menghalangi kemenangan Islam.

Barokallahu fiik, Mbak

Novianti
Novianti
8 months ago

Mengapa umat Islam rela menyerahkan perkara Palestina kepada Inggris? Tidak ada suara pemimpin negara Islam sehingga drama menyedihkan saudara kita di sana terus berlangsung. Laa haula wa laa quwwata illaa billahi

Wd Mila
Wd Mila
8 months ago

Inggris mengakui kemerdekaan Palestina sejatinya hanyalah sandiwara untuk menutupi dukungannya mereka terhadap genosida di Gaza.. cukup sudah, kaum muslim jangan sampai tertipu untuk puluhan kali..

Maya Rohmah
Maya Rohmah
8 months ago

Sudah terlalu lama kita biarkan Palestina berjuang sendiri.

Saatnya para pemimpin muslim bersatu dan mengerahkan tentaranya untuk memusnahkan zionis dan negara-negara pendukungnya.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram