Darurat pangan yang terjadi adalah imbas dari jauhnya umat dari Khilafah. Sedangkan dunia telah bungkam akan nasib rakyat Gaza.
Oleh. Dia Dwi Arista
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Gaza darurat pangan. Serangan brutal yang dilancarkan entitas zionis di Jalur Gaza, kini telah menimbulkan bencana kelaparan paling parah sepanjang sejarah. Lebih dari 700 ribu warga Gaza dalam keadaan krisis yang mencekam akibat sulitnya mengakses makanan.
Darurat Pangan Timbulkan Korban di Gaza
Sejak serangan Israel, penduduk Gaza banyak yang syahid. Tak hanya karena hujan bom yang dikirim setiap waktu. Namun, juga karena darurat kelaparan. Mahmoed Fattouh adalah bayi berusia 2 bulan yang berakhir meninggal karena kurang gizi akut. Ia dilarikan ke rumah sakit Al-Syifa pada Jum’at, 23/2/2024 di Gaza (cnnindonesia.com, 26/2/2024). Fattouh bukanlah satu-satunya bayi dan anak Gaza yang meninggal akibat kelaparan.
Hanin Saleh Hassan Jumaa, Baraa Al-Hadad, dan Mahmoud Jamal Al-Kafarna adalah sedikit nama anak-anak Gaza yang menjadi korban darurat pangan parah di Gaza. Darurat pangan ini diperparah oleh blokade Israel atas bantuan kemanusiaan yang masuk dari Mesir.
Gaza dalam Blokade Israel dan Pengkhianatan Mesir
Jamak diketahui, bahwa telah lama para petinggi Israel mengumumkan blokade total pada di Gaza. Sebut saja pernyataan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant yang menyatakan akan memblokade total Gaza dengan memutus listrik, air, makanan, dan bahan bakar di Gaza. Pun petinggi-petinggi lain seperti Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, juga Menteri Energi Israel Katz menyatakan hal yang sama.
Senada dengan hal tersebut, Human Right Watch juga menuding Israel melakukan kejahatan perang yakni dengan menggunakan kelaparan sebagai strategi perang mereka dengan memblokir makanan dan air masuk ke Gaza, pun Israel juga menghancurkan tanaman-tanaman milik petani Gaza hingga menimbulkan darurat pangan parah di kota tersebut. (cnnindonesia.com, 18/12/2023)
Tak berbeda dengan Israel, Mesir yang bertetangga dengan Palestina pun melakukan pengkhianatan terhadap saudaranya di Gaza. Mesir adalah satu-satunya jalur darat untuk memasukkan bantuan ke tanah Gaza melewati Rafah. Namun, dengan keji pintu perbatasan ditutup dan menghalangi ribuan truk bantuan masuk ke Gaza. Bahkan, yang paling membuat miris adalah penambahan tembok oleh Mesir di perbatasan Rafah.
Mesir mengeklaim bahwa tertutupnya gerbang Rafah karena desakan dari Israel. Namun, sejatinya pemerintah Mesir pun tengah terkontaminasi nasionalisme akut. Mereka mencari aman hingga tega mengkhianati saudaranya di Gaza.
Nasionalisme, Biang Kerok Terpecahnya Umat Islam
Di era ini, kita dengan mudah menemukan perpecahan paling buruk umat Islam dalam sejarah. Palestina yang berjuang sendiri bukanlah tanpa sebab. Sejak runtuhnya Khilafah terakhir di Turki, umat telah kehilangan perisainya. Umat dipecah-pecah menjadi lebih dari 40 negara.
Kekalahan Utsmani dalam Perang Dunia Pertama telah membuka lebar celah bagi Barat untuk memutilasi Khilafah hingga memastikan institusi ini tidak akan bangun lagi. Barat menanamkan nasionalisme pada dunia Islam, hingga terpecahlah umat dengan bendera-bendera nasionalisme mereka sendiri.
Nasionalisme inilah yang menjadi biang kerok terpecahnya umat Muhammad. Tak dimungkiri bahwa telah terbukti kebenaran dari hadis beliau yang menyatakan akan tiba masa di mana kaum muslim dimangsa bangsa-bangsa lain. Bukan karena sedikitnya jumlah kaum muslim, bahkan jumlah mereka banyak. Namun, selayaknya buih di lautan yang mudah pecah terkena ombak. Begitulah rapuhnya kaum muslimin hari ini.
Nasionalisme yang sudah tertancap di dada-dada kaum muslim inilah yang berperan pada kecintaan mereka terhadap dunia. Kaum muslim menjadi bangsa yang takut mati, takut susah, dan takut menderita. Padahal kaum muslim adalah umat terbaik yang selama sejarahnya adalah pejuang dan setia kawan.
Hari ini, kaum muslimin dan dunia disuguhi pembantaian-pembantaian keji juga kelaparan akut secara live. Namun, apa yang terjadi?
Dunia Bungkam Tentang Gaza
Jika beberapa bulan lalu PBB dijuluki Netizen sebagai lembaga nirmanfaat, maka detik ini masyarakat dunia telah menyadari jika lembaga-lembaga lainnya tak kalah nirmanfaat dari PBB.
Rakyat dunia bergejolak selama 4 bulan lebih genosida terjadi. Rakyat marah dan menangis melihat Gaza porak-poranda. Segala hal yang mereka bisa, mereka lakukan. Dari menggalang dana, demo, memblokade barang untuk Israel, hingga menuntut Israel ke pengadilan sudah dilakukan.
Namun, mereka hanya rakyat yang tidak memiliki wewenang untuk membuat peraturan. Suara mereka bukan suara Tuhan seperti yang selama ini digaungkan demokrasi. Yang berkuasa dan mengambil keputusan tetaplah segelintir elite yang duduk di kursi pejabat.
Kita telah saksikan, bahwa dunia bungkam terhadap genosida yang terjadi. Hampir 5 bulan agresi dilakukan Israel. Namun, hingga saat ini mereka hanya menyuarakan kutukan dan laknat semata.
Pun, berminggu-minggu PBB bahkan ICJ melakukan pertemuan. Namun, nihil. Mereka hanya disibukkan dengan berkas-berkas dan debat yang tiada henti. Di saat yang sama, ratusan warga Gaza sedang meregang nyawa karena bom dan darurat kelaparan.
Kaum muslim hendaknya sadar bahwa mereka tidak bisa menggantungkan nasib pada hukum internasional, apalagi Barat. Yang mereka butuhkan adalah satu institusi yang bisa menjadi perisai mereka, yang membela mereka hingga titik darah penghabisan.
Kaum Muslim Butuh Khilafah
Dari riwayat Imam Bukhari dan Muslim, hadis dari Abu Hurairah r.a. menyatakan,
إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدْلٌ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ ، وَإِنْ يَأْمُرُ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ [رواه البخاري ومسلم]
Artinya: “Sesungguhnya seorang imam itu (laksana) perisai. Ia akan dijadikan perisai saat orang berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah azza wa jalla dan adil, maka dengannya ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan selain itu ia akan mendapatkan dosa. (HR. Bukhari Muslim)
Khilafah adalah sebuah institusi politik yang menjalankan syariat Islam sebagai dasar hukumnya. Institusi ini telah eksis pada awal-awal umur umat Islam. Dari Daulah di Madinah hingga Utsmaniyah di Turki, selama ini Khilafah telah menjadi benteng kukuh untuk kaum muslim.
Institusi yang dipimpin oleh seorang khalifah inilah yang dibutuhkan oleh umat Islam saat ini untuk membela Palestina. Harapan terakhir umat adalah Khilafah. Dengan seorang khalifah yang tidak akan ragu memerintahkan untuk membela saudaranya dengan segala kemampuan yang dimiliki.
Menjadi tugas bersama umat Islam untuk mewujudkan Khilafah di tengah-tengah umat. Sebab, tak ada institusi lain yang bisa menjadi perisai umat Islam selain Khilafah.
Khatimah
Pendudukan Israel terhadap Palestina bukanlah dimulai pada 7 Oktober 2023. Namun, sudah lebih dari 75 tahun Palestina dijajah dan direnggut haknya.
Darurat pangan yang terjadi adalah imbas dari jauhnya umat akan Khilafah. Tidak ada yang mampu menembus dinding Israel yang di belakangnya berdiri negara-negara adidaya. Hanya Khilafahlah harapan umat saat ini. Dan kita wajib untuk mewujudkannya. Allahu a’lam bish-shawaab. []
Konon, PBB adl lembaga internasional yng gunanya justru sebagai penjajah bangsa-bangsa terutama negeri2 muslim. Hanya lembaga yng setara besarnya dgn PBB saja yng bisa menandinginya yaitu persatuan Islam seluruh dunia. Dengan persatuan Islam seluruh dunia, niscaya tak ada lagi penjajah yang arogan melakukan genosid pada kaum kaum muslim.
Barakallah Mbak, naskah yg keren
Benar, PBB dan turunannya adalah alat Barat untuk melanggengkan penjajahan
Saya sampai gak lagi sanggup lihat video mereka yang kelaparan dan terbunuh. Nelangsa banget lihat bayi-bayi dan anak-anak yang ada di Gaza. Pembantaian ini memang tidak akan selesai tanpa ada Khilafah yang akan menjadi junnah bagi mereka.
Iya mbak, sesih sekali melihat mereka. Bayi2 dan anak, sungguh pengen tak bawa pulang semua tp tak menyelesaikan masalah
Benar, Mbak
Kita butuh Khilafah untuk mengakhiri semua penderitaan, kelaparan, dan krisis kemanusiaan di Gaza bahkan di seluruh dunia
Barokallahu fiik, Mbak
Aamiin, wa fiiki baarakallah
Miris banget ketika warga Gaza telah mencapai gerbang perbatasan dengan Mesir untuk minta bantuan, tapi militer Mesir hanya diam melihat penderitaan mereka. Segitu dahsyatnya nasionalisme sampai saudara seakidah pun diabaikan begitu saja.
Saya bertanya2 ketika warga Gaza memanggil2 tentara Mesir. Adakah hati mereka berdenyut nyeri melihat saudara mereka meminta tolong?
Iya sesak sekali dada ini melihat vidio2 yg beredar..kita hy rakyat yg tdk py kewenangan apa2..harapan hy satu yakni khilafah akan segera tegak untuk menyelamatkan saudara kita d Palestina juga di belahan bumi lainnya
Tugas kita yg di grassroot ini menopang dengan dakwah liistiknafil islam fil hayah
Bener-bener miris Mbak, kita butuh Khilafah Islamiah untuk menyelamatkan Gaza dan dunia Islam lainnya. Sebab, berharap pada PBB dan lainnya percuma mereka antek AS juga
Bener, khilafah harapan satu2nya
Apa yang bisa menjadi hujjah di hadapan Allah kelak tatkala dimintai tanggung jawab terkait keadaan Palestina saat ini? Dunia bungkam padahal kekejian sudah terpampang nyata. Virus nasionalisme benar-benar membunuh empati dan mengoyak ukhuwah.
Ya mbak. Asli saya selalu meminta maaf dengan air mata merebak ketika melihat mereka. Maaf kami belum bisa melakukan apa-apa. Yg bisa kita lakukan saat ini dengan nyata adalah dakwah liisti'nafil islam filhayah