Dua Pelajaran dari Insiden Laut Merah

Insiden Laut merah

Insiden pembajakan kapal dagang internasional oleh Houthi di Laut Merah telah menunjukkan bahwa aksi kecil dari kelompok bersumber daya terbatas mampu menantang para musuh Islam kala dilakukan di lokasi yang tepat dan strategis.

Oleh. Nay Beiskara
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Perang di Timur Tengah kian hari kian meluas. Tidak cukup dengan diserangnya Gaza, kini Yaman pun turut dibombardir. Sang polisi dunia, Amerika Serikat beserta aliansinya, yakni Inggris, secara resmi melakukan serangan ke Yaman pada Jumat (12/01) dengan menggunakan empat senjata canggihnya (cnbcindonesia.com, 12/01/2024). Presiden AS Biden mengeklaim bahwa serangan Houthi membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitranya. Biden juga menambahkan, kelompok ini membahayakan perdagangan dan mengancam kebebasan navigasi di Laut Merah. Ia dan Sunak mengeklaim, hal ini perlu dilakukan untuk menurunkan kemampuan Houthi yang mengancam perdagangan global. 

Serangan AS dan aliansinya merupakan serangan balasan atas gempuran milisi Houthi ke kapal-kapal komersial di jalur laut tersibuk di dunia itu. Sebelumnya kelompok Houthi menjadikan kapal kargo milik AS, Gilbraltar Eagle, sebagai sasaran rudal balistik antikapal saat tengah berlayar di Teluk Aden, Senin (15/01/2024). Republika.co.id (16/01/2024) melansir, Houthi telah meluncurkan 21 rudal dan drone ke kapal-kapal komersial yang dianggap milik Zionis Yahudi atau yang berafiliasi dengannya. Houthi menyebutnya sebagai respons dari genosida Israel ke Gaza yang telah mencapai 100 hari dan dukungan penuh terhadap saudara mereka di Palestina. Hal ini menunjukkan adanya eskalasi perang antara Gaza dan Zionis Yahudi sejak 7 Oktober lalu.

Serambinews.com (16/01/2024) melaporkan, AS dan Inggris melakukan agresi brutal ke Yaman dengan 73 serangan. Serangan ini menargetkan Ibukota Sanaa, Kegubernuran Hodeidah, Taiz, Hajjah, dan Saada. Akibatnya, 5 orang warga Yaman syahid dan 6 orang dari militernya terluka. Voaindonesia.com (12/01/2024) menambahkan, AS dan Inggris berhasil menyerang lebih dari satu lusin target, termasuk area pusat kendali, depot senjata, sistem peluncuran, dan fasilitas produksi.

Serangan ini menimbulkan tanya, mengapa AS, Inggris, dan sekutunya sebrutal itu hanya untuk melawan kelompok kecil Houthi? Seberapa strategis perairan Laut Merah bagi negara-negara ini?

Geostrategis Laut Merah

Sejak dahulu, Laut Merah telah menjadi urat nadi dunia karena letak dan perannya yang amat strategis bagi lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia. Wilayah ini termasuk ke dalam Sea Line of Communication(SLOC). Istilah geografi trasnportasi ini biasa digunakan dalam bidang militer yang menandakan rute perairan penting yang menghubungkan banyak pelabuhan dan digunakan bersama dengan negara lain untuk perdagangan, logistik, dan juga militer. Bila kapal-kapal negara pengguna jalur ini terhalang atau merasa tidak aman saat melintas, maka mereka memiliki alasan untuk menghadirkan kekuatan angkatan lautnya di sana. 

Laut Merah secara konstelasi geografis amat strategis karena diapit oleh dua choke point (titik sumbat), yaitu Selat Bab El Mandeb dan Terusan Suez, yang kesemuanya berada di bawah kontrol negeri muslim. Jalur vital bagi pasokan energi dunia yang menghubungkan Timur Tengah, Asia, dan Eropa ini tak pernah sepi, bahkan menjadi salah satu yang tersibuk di dunia karena berfungsi sebagai jalan pintas bagi pelayaran internasional dari Asia ke Eropa atau sebaliknya. Terancamnya stabilitas di wilayah ini akan berpengaruh terhadap perekonomian global. Setidaknya itu yang dirasakan oleh AS dan sekutunya. Tidak heran bila negara-negara besar ini merasa terusik dan terancam dengan aksi kecil kelompok Houthi di Laut Merah.

Indopremier.com (20/12/2023) mendata bahwa sekitar 12 persen lalu lintas dunia melewati perairan Laut Merah. Gangguan di jalur ini mengakibatkan ketidakstabilan geopolitik dan geoekonomi di kawasan tersebut. Banyak perusahaan pelayaran internasional yang terpaksa harus mengambil rute perjalanan yang memutar ke arah selatan. Dampaknya, harga minyak melambung hampir dua persen, biaya logistik melesat, tarif pelayaran naik hingga dua kali lipat, pengiriman kargo molor, pasokan energi terganggu, dan tentu saja berpengaruh pada naiknya harga komoditas. 

Dengan kata lain, negara-negara pengguna jalur ini akan merasakan kerugian yang amat besar dengan adanya gangguan kecil dari Houthi. Itulah alasan AS dan Inggris menganggap perlu untuk menyerang Houthi di basis pertahanannya di Yaman yang mereka klaim untuk melindungi nyawa dan perekonomian global.

Dua Pelajaran dari Insiden Laut Merah

Ustazah Fika Komara (CEO Institute Muslimah Negarawan) menyatakan terkait dengan pembajakan yang dilakukan Houthi ini, setidaknya ada dua pelajaran yang bisa kaum muslim simpulkan. Pertama, aksi Houthi menunjukkan, dengan sumber daya yang terbatas dari persenjataan, ketika berada pada lokasi yang tepat dan strategis, ternyata mampu meningkatkan daya ungkit (leverage) untuk menantang para musuh Islam. Aksi Houthi sekaligus menunjukkan, pasukan dari Yaman ini sesuai yang dikabarkan oleh Rasulullah saw. dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Imam Ahmad, Al-Hakim, dan Ibnu Hibban, “Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang, satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Irak. Hendaklah kalian memilih Syam, karena ia adalah negeri pilihan Allah. Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya. Jika tak bisa, hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya). Karena Allah menjamin untukku negeri Syam serta penduduknya.”

Dari tindakan Houthi juga kita bisa menyimpulkan bahwa pemboikotan produk-produk yang berafiliasi pada Israel itu bisa dilakukan dengan mengganggu rantai pasok globalnya, wilayah antara hulu dan hilir. 

Tidak hanya itu, kita sebagai kaum muslim harus lebih bersyukur karena Allah Swt. telah menganugerahkan negeri-negeri muslim dengan banyaknya potensi strategis di daratan dan lautan. Potensi strategis tersebut berupa banyaknya SLOC dan choke point di negeri-negeri muslim yang dapat digunakan oleh kaum muslim sebagai daya ungkit untuk meningkatkan posisinya di hadapan para musuh Islam.

Kedua, aksi-aksi di lokasi strategis ini ternyata tidak cukup efektif untuk menghentikan serangan Zionis Yahudi ke wilayah Gaza. Kaum muslim membutuhkan satu hal lagi, yakni rantai komando yang jelas dan kuat yang kemudian akan mengawal aksi-aksi strategis seperti yang dilakukan kelompok Houthi atau kelompok milisi lainnya, meluruskan motif mereka, juga mencegah dimanfaatkannya mereka oleh para musuh Islam.

Ustazah Fika Komara juga menambahkan tentang bagaimana rantai komando yang kuat akan mampu menjaga dan menegakkan kedaulatan Islam di perairan yang masuk ke dalam wilayah kekhilafahan pada masa dulu. Setidaknya ada dua kisah di perairan muslim yang menunjukkan hal ini, yakni pertama kisah terusirnya bangsa Portugis dengan Alfonso de Albuquerque sebagai laksamananya pada 1513. Pada saat itu, Alfonso de Albuquerque memasuki Laut Merah kemudian hendak datang ke tanah suci untuk mencuri jasad Baginda Rasulullah Muhammad saw. dan menjadikannya sebagai tebusan hingga seluruh kaum muslim meninggalkan tanah suci. Kekhilafahan Turki Utsmani kala itu berhasil mencegat, mengusir, bahkan menggagalkan invasi Portugis itu di perairan muslim ini.

Kisah kedua, yakni pengusiran kapal-kapal Amerika yang memasuki Laut Mediterania pada 1795. Kala itu, Amerika belum seadidaya hari ini dan memiliki kepentingan di wilayah perairan Mediterania. Perjanjian terjadi antara Amerika dengan wilayah muslim magribi di bawah Kekhilafahan Turki Utsmani seperti Aljazair, Tripoli, Tunisia, dan Maroko. Perjanjian itu menyebutkan bahwa Amerika harus membayar upeti dengan jumlah yang telah ditentukan kepada kekhilafahan. Akan tetapi, suatu kali, Presiden Amerika Thomas Jefferson menolak untuk membayarnya. Akhirnya yang terjadi adalah pengusiran dan pembakaran kapal-kapal Amerika di Laut Mediterania tersebut. 

Inilah dua kisah di perairan muslim yang menggambarkan adanya rantai komando dan koordinasi yang kuat di antara wilayah di bawah naungan Khilafah Islam sehingga mampu mengontrol, membatasi, dan melindungi lalu lintas perdagangan kapal-kapal kolonial yang hendak memasuki perairan muslim. 

Dua pelajaran ini haruslah dipahami dan disadari oleh generasi muslim saat ini bahwa adanya aksi-aksi perlawanan yang strategis tidak cukup efektif untuk menghentikan musuh-musuh Islam dalam memerangi kaum muslim. Akan tetapi, kita butuh sesuatu yang lebih powerfull, efektif, dan juga kekuatan yang vis-a-vis untuk mengimbangi sepak terjang negara-negara kapitalis yang hendak menguasai negeri-negeri muslim. Kekuatan itu tidak lain adalah Khilafah Islamiah yang menerapkan Islam sebagai politik dalam negerinya dan melancarkan jihad fisabilillah sebagai politik luar negerinya. Wallahua'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Tim NarasiPost.Com
Nay Beiskara Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Teruslah Berharap
Next
Warung Daging Anjing Marak, Pemerintah Lambat Bertindak
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

11 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Afiyah Rasyad
Afiyah Rasyad
9 months ago

Perairan ataupun daratan muslim akan dilindungi oleh Khilafah.
Kaum muslim harus membuka mata dan hati akan tinta emas sejarah itu.

Barokallahu fiik, Mbak Naybe. Keren tulisannya

Siti Komariah
Siti Komariah
9 months ago

Barakallah mbak Nay.

Negeri-negeri muslim makin tertindas dengan adanya kekuasaan musuh-musuh Islam. Amerika yang dianggap sebagai dewa penyelamat dunia justru dalang dibalik penderitaan kaum. Semoga kaum muslim segera sadar dan mengeratkan barisan untuk berdakwah menyongsong kebangkitan Islam. Aamiin

Deena
Deena
9 months ago

Umat harus tetap fokus pada pembebasan Palestina dengan jihad dan Khilafah. Inilah solusi yg hakiki

Sartinah
Sartinah
9 months ago

Betul, Laut Merah memang jadi jalur strategis di mana banyak negara memiliki keentingan. Karena itu, keberadaan Khilafah saat ini sangat urgen untuk memaksimslkan kekuatan melawan AS dan para sekutunya.

Firda Umayah
Firda Umayah
9 months ago

Semoga insiden Laut Merah dan Gaza mampu menjadi pemersatu umat Islam hingga terwujudnya Khilafah.

Arum indah
Arum indah
9 months ago

Khilafah bnr2 dibutuhkan umat saat ini

Atien
Atien
9 months ago

Masyaallah. Daulah Islam terbukti mampu bertindak tegas dan menjaga tiap jengkal tanah kaum muslim dari incaran penguasa yang tamak yang ingin menguasai apa pun yang ada di negeri-negeri yang penuh dengan SDA yang melimpah. Barakallah mba @Nay

Yuli Juharini
Yuli Juharini
9 months ago

Seharusnya Indonesia malu, sebagai sebuah negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia tapi kalah dengan Yaman yg hanya sebuah negara kecil saja. Yaman berhasil membuat Amerika dan Inggris kebakaran jenggot, apalagi ketika berhasil menguasai Laut Merah.

Desi Nurjanah
Desi Nurjanah
9 months ago

MaasyaAllah... Betul" Sudah butuh Khilafah. Kekuatan muslim yang tak kan tertandingi.

Kelak bukan hanya laut Merah yg di kuasai bahkan seluruh jalur" strategis lainnya di dunia.

Wd Mila
Wd Mila
9 months ago

MasyaaAllah, ternyata posisi Laut Merah sestrategis itu..
Barakallahfiik Mba..

Mariyah Zawawi
Mariyah Zawawi
9 months ago

Kita butuh sesuatu yang lebih powerfull, efektif, dan juga kekuatan yang vis-a-vis untuk mengimbangi sepak terjang negara-negara kapitalis yang hendak menguasai negeri-negeri muslim.

Semoga segera terwujud. Aamiin.
Baarakallaah mbak Nay.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram