Salju Terjang Kamp Pengungsi Suriah, Ke manakah Ummah Wahidah?

"Kondisi Suriah yang demikian memerlukan uluran tangan dari ummah wahidah ini, bukan hanya berupa makanan, obat-obatan, dan pakaian hangat, namun gebrakan besar yang berlandaskan Islam untuk melindungi nyawa mereka dari menjadi korban sebuah konflik yang tak didasari kepentingan islami."

Oleh. Iranti Mantasari, BA.IR, M.Si
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Bila kita di sini merasakan dingin, maka kita hanya perlu menutup pintu rumah, mengenakan selimut yang tebal, dan bahkan bisa menyalakan penghangat ruangan. Seketika suhu dingin itu berubah menjadi kehangatan yang memberikan rasa nyaman pada tubuh. Hanya saja, aktivitas sesederhana itu tidak bisa dilakukan oleh semua orang, terlebih bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan dan kekurangan.

Warga Suriah, yang harus menanggung akibat dari perang yang terjadi di negerinya, diperparah dengan gempuran kekuatan koalisi Rusia atas nama pembelaan terhadap rezim Suriah kini tidak sedikit menyandang status sebagai Internally Displaced Persons. Istilah ini ditujukan kepada orang-orang yang menjadi pengungsi di negerinya sendiri, karena terusir dari rumah-rumah mereka yang disebabkan oleh kondisi peperangan yang mengancam rakyat sipil. Para pengungsi internal Suriah ini sayangnya tidak memiliki kemampuan untuk menghadirkan rasa hangat itu di tengah-tengah mereka. Pasalnya, musim dingin parah yang disertai badai salju menerjang tenda mereka yang bahkan dengan embusan anginpun, bisa menerbangkannya.

Cuaca tahunan ekstrem yang menghantam pengungsian Syeikh Bilal di Afrin, Suriah telah menyebabkan ratusan keluarga terjebak dalam tenda-tenda yang jelas tak mampu melindungi mereka dari dinginnya udara. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menjaga tenda dari kerobohan akibat terpaan badai. Bahkan malangnya, terdapat tiga orang anak yang dikabarkan meninggal karena terjangan badai salju di kawasan ini (Aljazeera, 20/1/2022).

Itu baru di satu pengungsian di Afrin, sementara pengungsian bagi para korban perang Suriah jelas lebih dari satu. Sebut saja di pengungsian Qastal Miqdad, seorang anak juga diwartakan harus meregang nyawa setelah tenda pengungsiannya roboh yang ibunya pun sampai harus masuk ICU karena kondisinya yang cukup parah. Tak hanya itu, anak-anak muslimin yang berusia 3 dan 5 tahun juga tak bisa menghindari ajalnya, bukan tersebab cuaca dingin, melainkan karena tenda yang dilahap api yang dipicu oleh alat penghangat yang terbakar (CNN, 20/1/2022). Sedemikian ironis beban yang harus ditanggung oleh kaum muslimin yang menjadi korban keegoisan rezim dan pendukungnya dalam memerangi rakyatnya sendiri. Tapi yang tak kalah ironis dari kondisi itu adalah kemana perginya saudara-saudara seakidah mereka yang di dalam kitabullah justru diberi gelar sebagai ummah wahidah itu?

Korban Konflik Kepentingan versus Korban Cuaca

Perang yang terjadi di Suriah pada tahun 2011 lalu masih menyisakan konsekuensi buruk dan kehancuran, bahkan di tahun kesebelasnya di 2022 ini. Meskipun kondisi peperangannya saat ini tidak separah tahun-tahun pertamanya yang terjadi di banyak titik di Suriah, keberadaan pengungsi internal ini adalah bukti hidupnya. Rumah yang hancur akibat bom dan peluru, anak-anak yang menjadi yatim dan piatu karena ayah dan ibunya harus menjadi korban kebrutalan aktor-aktor perang, memaksa mereka mencari tempat yang lebih aman meski harus hidup serba terbatas.

Menurut laman Statista, jumlah pengungsi internal Suriah per tahun 2020 saja sudah mencapai 6.568.000. Angka itu pun adalah pertambahan setiap tahun, yang menunjukkan bahwa kondisi post-war atau kondisi pascaperang selama lebih dari satu dekade itu terus melahirkan korban-korban baru. Belum lagi jika berbicara korban perang yang harus mengungsi ke luar Suriah, seperti ke Turki, Libanon dan seterusnya, maka angka itu pun akan jauh lebih besar.

Bagi yang membaca berita secara sekilas, boleh jadi akan menyimpulkan bahwa kondisi yang dialami pengungsi Suriah itu adalah semata karena perubahan cuaca ekstrem. Padahal, keberadaan mereka dalam tenda-tenda pengungsian yang ringkih bila harus berhadapan dengan badai salju adalah akibat dari konflik yang mendera Suriah, bukan hanya karena cuaca ekstrem saja. Bila rezim Suriah tak memerangi rakyatnya demi menjaga kekuasaannya yang korup dan bila kekuatan-kekuatan eksternal dari barat tak mengintervensi konflik atas nama 'membela kemanusiaan' - padahal masing-masing kekuatan itu memiliki intensi sendiri dalam konflik Suriah - maka status sebagai pengungsi internal itu tidak akan tersemat pada mereka.

Inilah yang perlu dipahami oleh segenap umat dan masyarakat dunia secara umum, bahwa isu pelik yang menimpa pengungsi internal Suriah dan ditambah lagi dengan perburukan cuaca tahunan bukanlah masalah yang sederhana. Akan tetapi, ada masalah fundamental lain, yakni kepentingan-kepentingan fana dari para aktor politik cinta dunia yang berkelindan dalam pusaran konflik Suriah yang membuat mereka harus terkatung-katung di negerinya sendiri.

Muslimin Suriah Memanggil Ummah Wahidah

Kondisi yang kian sulit bagi para pengungsi itu mengundang simpati dari banyak pihak. Sebut saja, Jepang yang mendonasikan 2 juta dolar agar dimanfaatkan untuk kepentingan pengungsi internal Suriah (Relief Web, 21/1/2022); Qatar mendonasikan kebutuhan mendasar berupa pakaian, makanan dan penghangat untuk pengungsi Suriah (Gulf Times, 19/1/2022); bahkan di negeri Paman Sam pun melalui berbagai lembaga donasi independen telah menggalang bantuan untuk didistribusikan kepada pengungsi-pengungsi Suriah (Islamic Relief USA).

Simpati yang menghujani korban perang Suriah jelas tak boleh luput dari apresiasi, karena melalui perantara bantuan yang didistribusikan, mereka bisa bertahan hidup di tengah kekurangan yang ada. Hanya saja, donasi dan bantuan itu lebih berupa upaya-upaya independen yang bukan merupakan satu kesatuan. Hal ini disebabkan karena berbagai pihak yang memberikan bantuan itu masih berada di bawah kerangka batas kebangsaan masing-masing. Sehingga, kondisi ini juga memungkinkan adanya negeri muslim, yang notabene saudara dalam iman dari para pengungsi itu yang tidak turut serta menerjunkan bantuan untuk mereka, karena tersekat teritorial.

Jika menilik berbagai nas syari di Al-Qur’an maupun hadis, bukan tanpa sebab Allah menyebut umat Muhammad saw. ini dengan ummah wahidah atau umat yang satu. Umat yang tidak terpecah-belah, umat yang tidak terpisahkan oleh ruang dan waktu, karena mereka dipersatukan dalam akidah yang sama, yakni akidah Islam. Kondisi Suriah yang demikian memerlukan uluran tangan dari ummah wahidah ini, bukan hanya berupa makanan, obat-obatan, dan pakaian hangat, namun gebrakan besar yang berlandaskan Islam untuk melindungi nyawa mereka dari menjadi korban sebuah konflik yang tak didasari kepentingan islami.

Bantuan-bantuan yang mereka butuhkan bukanlah sekadar bantuan dari “negara A” dan “negara B”, melainkan negara Islam yang akan secara nyata menampakkan kebersatuan mereka dengan saudara seakidahnya. Negara Islam ini memberikan pengayoman, pembelaan, hingga penerjunan pasukan yang melindungi kaum muslimin di Suriah dari keterancaman jiwa. Negara Islam inilah yang akan menindak secara tegas penguasa yang tak menjalankan pengurusannya yang benar terhadap rakyat. Dan negara Islamlah yang akan mampu menghalau kezaliman atas setiap muslim di berbagai penjuru dunia. Wallahu a’lam bisshawwab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Iranti Mantasari BA.IR M.Si Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Amalan yang Sia-sia
Next
Perdagangan Anak Subur di Sistem Kapitalisme
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram