“Jika bercermin pada banyaknya tayangan yang merusak generasi muda saat ini, baik genre remaja maupun kehidupan rumah tangga tidak bisa dipisahkan dari akar permasalahan utamanya ketika nilai-nilai agama dipisahkan dari sendi kehidupan pergaulan di masyarakat. Banyaknya kasus perselingkuhan yang diumbar pada jejaring media sosial dan diangkat ke layar kaca tidak lebih sekadar nilai manfaat material kaum kapitalis.“
Oleh. Maman El Hakiem
NarasiPost.Com-Kinan (Putri Marino) berharap kembali bisa mengunjungi Cappadocia, tempat impian paling romantis di Turki, bersama suaminya Aris (Reza Rahadian). Namun, sayang suaminya tersebut malah memilih wanita lain, Lidya (Anya Geraldine). Wanita yang tidak diduga menjadi pelakor. Padahal, Lidya adalah wanita yang akrab bagi keluarga Kinan, banyak membantu memberikan solusi karena sebagai psikolog untuk anaknya bernama Raya. Kisah perselingkuhan pada keluarga mapan dan sosok suami yang sebenarnya “sempurna” di mata istri, namun ternyata tidak bisa menempatkan naluri syahwatnya secara benar.
Apa yang melatarbelakangi adanya orang ketiga pada kisah drama seri Layangan Putus yang viral di sebuah kanal televisi streaming tersebut, tidak lain karena kisah tersebut diangkat dari novel karya Mommy ASF atau Eca Prasetya yang ditulis dari kisah nyata berupa curhatan di media sosial. Namun demikian, kisah yang diangkat ke layar kaca telah disesuaikan dengan selera konsumen, terutama penikmat karya film kisah percintaan dalam bingkai kehidupan rumah tangga.
Akar Masalah Perselingkuhan
Sebagaimana diketahui, genre drama keluarga dengan mengangkat kasus perselingkuhan beberapa tahun ini diminati khalayak di negeri ini. Sebagai tuntutan pasar, para sineas menagkapnya sebagai peluang untuk membuat karya yang mengikuti selera pasar. Tidak terkecuali bagi Beny Setiawan, yang menggarap Layangan Putus sebagai serial drama yang diperuntukan untuk usia tujuh belas plus karena dibumbui adegan tidak senonoh antarlawan jenis. Seperti film-film sebelumnya yang serupa, sebut saja Bukan Cinta Biasa, Cinta Dua Hati, 3 Hati 2 Dunia. Dari judulnya saja sudah tentu tidak akan jauh dari kisah asmara cinta segitiga yang ingin disampaikan kepada publik. Kehadiran wanita lain dalam rumah tangga sering menjadi masalah yang pelik, bahkan menjadi disrupsi atau kehancuran rumah tangga. Perasaan cinta pada wanita lain, baik karena alasan yang memungkinkan untuk mendua hati, maupun karena faktor jinsiyah (naluri seorang lelaki) sering berujung perselingkuhan.
Mendudukan hasrat atau keinginan untuk menyalurkan dorong seksualitas memang alamiah terlebih pada seorang lelaki yang secara naluri memiliki kemampuan untuk menambah istri (poligami). Kemapanan secara ekonomi dan keharmonisan hubungan rumah tangga tidaklah cukup menjadikan seseorang untuk tidak mencari wanita lain. Inilah masalah yang tidak disadari oleh sistem kehidupan sekularisme yang tidak mampu memberikan solusi yang tepat.
Melarang praktik poligami hanya akan menambah banyak wanita simpanan dan tentu bisa jadi tidak sah secara hukum syarak karena tidak melalui pintu pernikahan. Banyaknya kasus perselingkuhan diakibatkan kebutuhan untuk memenuhi gharizatun nau (naluri syahwat lawan jenis) yang dipicu karena adanya ruang publik dimana interaksi antarlawan jenis yang tidak terjaga (adanya ikhtilat), diumbarnya aurat wanita dan kurang bisa menundukan pandangan.
Naskah selengkapnya: https://narasipost.com/2022/01/11/drama-disrupsi-rumah-tangga/