Surga Sayuran di Majalengka

Surga Sayuran di Majalengka

Berbagai varietas sayuran ditanam dan dibudidayakan dengan metode yang sudah teruji dan terbukti menghasilkan bibit yang sehat dan berkualitas tinggi.

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Desa Argalingga, yang terletak di Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat dikenal sebagai surga bagi para petani sayur. Secara geografis, Argalingga memiliki luas wilayah sekira 2,44 km² dan berada di dataran tinggi dengan ketinggian 1.204 mdpl. Populasi penduduk Desa Argalingga dari data sensus pada tahun 2020, tercatat sebanyak 3.579 jiwa.

Dikelilingi oleh keindahan alam yang subur, desa ini menjadi tempat yang ideal untuk pertanian, khususnya sayuran. Tidak hanya menawarkan keindahan alam yang menawan, Argalingga juga merupakan pusat produksi sayuran yang banyak diminati oleh pasar, baik lokal maupun luar daerah. Sekalipun wisata agro di Argalingga belum sepopuler objek wisata hutan pinus atau Buper Panten dan Taman Bunga Bee Park yang menampilkan keindahan aneka ragam koleksi tanaman bunga.

Secara umum penduduk setempat berprofesi sebagai petani sayuran. Salah satu tokoh yang berperan penting dalam perkembangan pertanian sayur di Argalingga adalah H. Jeje Jaelani, seorang pengusaha yang mengelola Firdaus Agro Farm. Tempat ini menjadi pusat pembenihan berbagai jenis sayuran, mulai dari sawi, cabai, tomat, dan berbagai tanaman hortikultura lainnya.

Dengan pengalaman yang luas di bidang pertanian, H. Jeje yang merupakan alumni IPB Bogor tersebut, telah mengembangkan usaha ini menjadi salah satu pembenihan sayur yang terkenal di Majalengka, bahkan menjangkau pasar di luar Jawa Barat, hingga ke Jawa Timur.

Baca: Kehalalan Kecap dan Ikonik Kota

Bibit Berkualitas dan Sehat

Firdaus Agro Farm bukan hanya sekadar tempat pembenihan, tetapi juga menjadi laboratorium hidup bagi pengembangan jenis-jenis sayuran unggulan. Berbagai varietas sayuran ditanam dan dibudidayakan dengan metode yang sudah teruji dan terbukti menghasilkan bibit yang sehat dan berkualitas tinggi. H. Jeje menjelaskan bahwa kualitas bibit yang baik sangat penting untuk mendukung hasil pertanian yang maksimal.

“Pembibitan sayuran di Majalengka masih terbilang langka. Padahal, prospeknya sangat bagus, produk bibit yang kami hasilkan di sini sudah teruji dan menjadi pilihan banyak petani, tidak hanya di Majalengka, tetapi daerah-daerah lain, termasuk Jawa Timur. Kami selalu mengutamakan kualitas, karena dengan bibit yang baik, petani bisa mendapatkan hasil yang optimal,” ujar H. Jeje dengan penuh semangat.

Selain menyediakan bibit sayuran berkualitas, Firdaus Agro Farm juga menawarkan pelatihan dan konsultasi untuk para petani yang ingin belajar tentang teknik pembenihan dan budidaya sayuran. Ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi banyak petani yang ingin meningkatkan kualitas hasil pertanian mereka.

Model Kerja Sama Usaha

Salah satu konsep yang diterapkan oleh H. Jeje dalam mengembangkan usaha pertanian ini adalah model kerja sama syirkah bagi hasil. Dalam hal ini, H. Jeje bekerja sama dengan pemilik lahan untuk mengelola lahan pertanian sayur dengan sistem bagi hasil yang dihitung setiap bulan. Konsep ini tidak hanya menguntungkan kedua belah pihak, tetapi juga memberikan kesempatan kepada para petani untuk berpartisipasi dalam bisnis pertanian dengan modal yang lebih terjangkau.

“Hasilnya dibagi sesuai kesepakatan yang sudah ditentukan sebelumnya. Kami percaya bahwa dengan kerja sama yang saling menguntungkan, kedua pihak dapat berkembang bersama-sama,” jelas H. Jeje.

Secara hukum syariat Islam, model kerja sama usaha seperti ini dinamakan syirkah inan, yaitu bentuk kerja sama antara dua orang atau lebih yang masing-masing memberikan kontribusi modal (harta) dan/atau tenaga, serta memiliki hak yang sama dalam mengelola usaha, dengan pembagian keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama. Dalam syirkah ini, setiap mitra memiliki kewenangan untuk bertindak atas nama perusahaan dalam batas-batas yang disepakati.

Ada beberapa ciri dari syirkah inan, di antaranya:

Pertama, kontribusi modal. Setiap pihak memberikan modal, yang jumlahnya bisa sama atau berbeda.

Kedua, pengelolaan bersama. Semua pihak berperan dalam pengelolaan usaha, sesuai kesepakatan.

Ketiga, pembagian keuntungan. Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, bukan berdasarkan proporsi modal.

Terakhir, keempat, tanggung jawab bersama. Setiap mitra bertanggung jawab atas kerugian sebatas modal yang disetor, kecuali ada kelalaian atau pelanggaran kesepakatan.

Di dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. bersabda:
"Allah berfirman: Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah satu dari keduanya tidak mengkhianati yang lain. Jika salah satu dari mereka mengkhianati yang lain, maka Aku keluar dari mereka." (HR. Abu Dawud dan Hakim).

Konsep bagi hasil ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan sektor pertanian di Argalingga. Dengan adanya pembagian hasil yang jelas dan adil, para pemilik lahan merasa lebih aman dan termotivasi untuk bekerja sama dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Surganya Sayuran

Tidak hanya menjadi pusat pembenihan, Argalingga juga dikenal karena hasil pertanian sayurnya yang melimpah. Dari sawi hingga cabai, desa ini menghasilkan beragam sayuran yang memiliki kualitas tinggi dan memenuhi kebutuhan pasar di berbagai daerah. Keberhasilan para petani sayur di Argalingga tidak terlepas dari teknik budidaya yang baik, pemilihan bibit unggul, serta penerapan sistem pertanian yang ramah lingkungan.

Kehadiran Firdaus Agro Farm semakin memperkuat posisi Argalingga sebagai daerah yang kaya akan hasil pertanian, terutama sayuran. Dengan kualitas yang terus terjaga, tak heran jika banyak pembeli dari luar Majalengka, bahkan dari daerah Jawa Timur, yang tertarik untuk membeli hasil pertanian dari Argalingga.

Khatimah

Perjalanan jurnalistik ke Desa Argalingga mengungkapkan potensi besar yang dimiliki oleh daerah ini dalam bidang pertanian, khususnya sayuran. Keberhasilan H. Jeje Jaelani dalam mengelola Firdaus Agro Farm sebagai pusat pembenihan sayuran berkualitas tinggi menjadi bukti nyata bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan kerja sama yang baik, Argalingga tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal, tetapi juga menembus pasar regional. Dengan model kerja sama syirkah bagi hasil yang diterapkan, sektor pertanian di Argalingga semakin berkembang, memberikan harapan baru bagi petani dan masyarakat sekitar.
Wallahu'alam bish Shawwab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Impor Susu, Peternak Susu Lokal Buntung
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

2 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Yuli Sambas
Yuli Sambas
34 minutes ago

Masuknya Moel syirkah Inan ya? Masya Allah, berkah

Maftucha
Maftucha
1 hour ago

Seandainya ini dilakukan dalam level negara tentu negeri kita bisa swasembada ya, terutama beras.. No impor beras lagi seharusnya... Sayangnya pemimpin kita suka yang instan dan tidak mau ambil pusing dengan urusan rakyatnya

bubblemenu-circle

You cannot copy content of this page

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram