Bertualang di lautan lepas Finlandia dalam Regatta memberikan kenangan tersendiri dalam hidupku. Hantaman ombak yang ganas terkadang membuatku pusing dan ingin muntah. Ada makna juga. Lautan yang tenang terkadang bisa menjadi ganas dengan gulungan ombak yang besar. Hanya peselancar yang tangguh dan mengerti menaklukan gulungan ombak yang ganas sehingga bisa mengendarainya menjadi buih menuju tepian laut.
Oleh . Andrea Ausie
(Pemred NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Salah satu tempat yang paling kusukai adalah lautan. Ke negara manapun kusinggah, selalu menyempatkan diri menikmati keindahan lautan. Aku lebih menyukai suasana yang sunyi seperti lautan atau pantai dibandingkan hiruk pikuk keramaian kota.
Dan bagiku lautan seolah memberi kedamaian dan menentramkan rasa resahku.
Seringkali tatkala rasa sedih dan marah memenuhi ruang hatiku biasanya kuluapkan dengan berdiam diri di tepi lautan atau tepi pantai sampai perasaanku normal lagi. Terkadang kuberteriak sekerasnya menumpahkan kemarahanku seolah berharap deburan ombak mengubur kemarahanku.
Entahlah, bagiku lautan atau pantai sebagai tempat ternyaman selain berserah diri kepada_Nya.
Ada salah satu aktivitas di lautan yang paling kusukai yaitu REGATTA.
Regatta adalah perlombaan perahu/kapal di lautan lepas dan biasanya berlangsung lebih dari satu hari. Biasanya diselenggarakan oleh klub kapal pesiar, asosiasi pelayaran.
Saat menetap di Finlandia pernah beberapa kali mengikuti regatta. Pengalaman paling mengesankan saat Regatta di Hang Hau Finlandia bersama keluarga dokter Suves. Kami bertujuh mengikuti Regatta bersama-sama peserta regatta lainnya dari berbagai negara lain.
Selama seminggu berlayar di lautan luas dari satu pulau ke pulau lain. Kami melakukan Regata saat bulan Ramadan.
Bisa kebayang nggak menjalani ramadhan di lautan luas di Finlandia? Tahu sendiri kan waktu puasa di Finlandia jauh lebih lama dibandingkan puasa di negara lain.
Kebayang nggak sinar matahari baru bisa tenggelam saat menjelang jam 12 AM dan terbit lagi jam 02.15 AM?
Jujur saja, terkadang aku bingung mana waktu imsyak dan berbuka puasa.
Persiapan bekal untuk regatta memang harus benar-benar matang terutama makanan dan air. Hal yang paling ditakutkan saat persediaan air bersih habis karena mau nggak mau harus ambil dari air laut yang terasa asin.
Selama di kapalpun kita tidak bisa untuk mandi seperti biasanya kecuali kita mendarat disebuah pulau. Biasanya memang ada tempat pemandian umum yang mungkin dibangun para petualang sebelumnya.
Dan jangan kaget untuk urusan BAB seolah kembali ke zaman kuno karena harus menguburnya dengan tanah, hehehhe
Adakalanya nahkoda kapal berteriak keras menyuruh kami kembali ke kapal saat singgah disebuah pulau karena ada kapal peserta regatta lain datang dan mendahului kapal kami.
Dan jika kebetulan kami berpapasan dengan kapal peserta regatta lainnya maka percakapan dengan teriakan di atas lautanpun tidak terelakkan layaknya film Pirated.
Berada dalam kapal mengarungi lautan luas dalam regatta harus siap juga dengan stamina sendiri. Sering kali nahkoda kapal berteriak keras memberi komando harus berpegangan kuat pada sesuatu dan merapihkan semua peralatan dapur di kapal karena akan datang ombak besar menghantam kapal.
Hantaman ombak yang sangat keras pada kapal yang kami tumpangi terkadang membuatku pusing dan ingin muntah. Biasanya aku mencoba tidur di kamar yang berada di kapal tersebut untuk menstabilkan staminaku.
Saat kapal berada di lautan yang tenang, kami menikmatinya di atas kapal sambil menikmati suasana sunset yang sangat indah. Menikmati dengan hangatnya teh dan kopi serta semilir angin yang mengibaskan badan.
Seringkali diriku tertegun,betapa luas dan indahnya ciptaan_Nya. Betapa kecil diri ini berada diantara kekuasaan_Nya. Berbagai ide mengalir deras memenuhi otakku untuk menarik jemari menulis tentang apa yang kurasakan. Membuatku sangat aktif menjadi kontributor Liputan6 SCTV.
Hal yang luar biasa kurasakan saat berada di lautan luas adalah kedamaian dan ketenangan dalam jiwaku. Banyak hikmah yang bisa kuambil dari lautan.
Lautan yang tenang terkadang bisa menjadi ganas dengan gulungan ombak yang besar. Hanya peselancar yang tangguh dan mengerti menaklukan gulungan ombak yang ganas sehingga bisa mengendarainya menjadi buih menuju tepian laut.
Seolah Allah ingin mengajarkan pada manusia bahwa kehidupan ini tidak selamanya berjalan mulus selalu ada gelombang ujian_Nya. Hanya orang-orang yang tetap berpegang teguh kepada_Nya yang akan mulus mengendarai ganasnya dunia menuju kehidupan akhirat kelak.Pesona Al-Reem Island
Setelah semingguan menjelajahi lautan luas dan singgah di pulau-pulau kecil di Finlandia dalam mengikuti Regatta, akhirnya kamipun mendarat kembali di pelabuhan Hang Hao dengan kondisi yang sangat melelahkan.
Namun pengalaman itu tidak mungkin terlupakan mewarnai perjalanan hidupku.[]
Photo dan Video : Koleksi Pribadi