Pernah berkunjung ke Jepang? Pasti sebagian sudah pernah ya? Kalau belum, jangan khawatir. Salah satu kontributor NarasiPost.com yang berasal dari Jepang berbagi cerita tentang " Keindahan Momiji di Jepang"
Mau tahu apa itu Momiji? Yuk.. baca artikelnya dan lihat photo dan videonya, oke?
Oleh: Neneng Sri Wahyuningsih (Japan)
NarasiPost.Com-Sekarang musim apa disana? Pertanyaan ini kerap ditanyakan oleh keluarga, kerabat maupun teman ketika kami berkomunikasi, baik itu via chat ataupun telepon. Pernah juga sensei nihongo ku bertanya, “Donna kisetsu ga suki desuka?” (musim apa yang kamu sukai?) “Haru to Aki ga suki desu” (musim semi dan musim gugur yang saya sukai) ujarku.
Seperti yang kita ketahui, Jepang adalah salah satu negara yang mempunyai 4 musim. Setiap musimnya memiliki suasana, ciri khas, dan keindahan yang berbeda-beda. Terus kenapa aku suka kedua musim diatas? Karena ketika musim semi, kita bisa menikmati keindahan bunga sakura yang bermekaran dengan warna merah mudanya. Begitupun dengan musim gugur, bisa melihat keindahan bunga-bunganya yang beraneka warna. Sepanjang jalan akan ditemui pepohonan tersebut. Selain itu suhunya pun lebih bersahabat dengan kulit tropis seperti kami.
Musim gugur ini terjadi pada bulan September sampai November. Koyo atau lebih dikenal dengan sebutan momiji adalah proses perubahan warna daun menjadi kemerahan, kuning, atau jingga saat musim gugur. Warna-warnanya yang cantik memberikan pesona yang menakjubkan. Apalagi ketika daun-daun ini berguguran akan menutupi hamparan tanah bak sebuah karpet. Inilah yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan berlibur ke negeri matahari terbit. Jadi selain musim semi atau sakura, musim gugur ini menjadi salah satu musim favorit bagi para wisatawan. Namun saat ini karena masih pandemi, sehingga yang bisa menikmatinya hanya warga yang memang sudah berada di Jepang.
Di Jepang, kegiatan melihat momiji disebut momijigari. Kata "gari" atau "berburu" bukan makna sebenarnya. Momijigari adalah kegiatan mengunjungi suatu tempat atau gunung untuk melihat dan menikmati momiji. Jadi bukan benar-benar berburu atau mengambil daun-daun yang berguguran melainkan berburu foto dengan background keindahan momiji.
Terkait perubahan warna daun-daun ini tergantung pada suhu, lokasi (ketinggian di atas permukaan laut), jenis pohon serta faktor lainnya. Misalnya, wilayah pegunungan Daisetsuzan yang berada di Hokkaido disebut sebagai wilayah pertama terjadinya momiji. Perubahan warna daun-daun yang berada di puncak gunung sudah terlihat sejak akhir bulan Agustus.
Proses perubahan warna daun-daun tersebut berlangsung sekitar 2 minggu sebelum akhirnya berjatuhan. Tetapi ada juga yang berlangsung selama kurang lebih 1 bulan, tergantung dari jenis pohonnya. Periode momiji memang lebih panjang dibandingkan bunga sakura yang hanya mekar sekitar 1 minggu sebelum gugur, tetapi tidak jarang daun-daun momiji pun berguguran lebih cepat dari perkiraan akibat faktor cuaca. Ya ketika musim gugur cuacanya relatif cerah, agak dingin seperti di Puncak Kota Hujan.
Selain suhunya yang mulai turun dari panas ke dingin, pada musim ini pun terjadi pergeseran waktu. Malam hari lebih panjang dibandingkan siang hari. Shubuh jam 5 pagi dan magrib jam 5 sore.
Ini adalah tahun ketiga bagiku dan anak-anak dapat menikmati keindahan momiji. Kalau suami berarti tahun keempat. Alhamdulillahnya lagi pemandangan momiji kali ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya karena kami baru saja menempati apato (apartemen) yang baru. Pepohonan berwarna-warni menghiasi jalan utama. Di setiap sudut maupun depan apato pun terdapat pohon-pohon tersebut.
Di tempat kami tinggal yakni di Nara, pepohonan mulai berubah warnanya sekitar akhir bulan Oktober. Semula yang daun-daunnya berwarna hijau akan berubah menjadi warna kuning, kemerahan ataupun jingga. Transformasi warna indah bak lukisan ini hanya bisa dilihat selama musim gugur.
Oh iya, berdasarkan hasil penelusuran, beberapa spot populer untuk melihat momiji itu berada di wilayah pegunungan. Jika ingin kesana tentu harus memakai sepatu yang nyaman. Tak lupa memakai baju hangat untuk menangkal hawa dingin pegunungan. Kegiatan momijigari ini mampu menyegarkan kembali jiwa dan pikiran kita, terutama jika mendaki saat cuaca bagus.
Nah kalau kami sendiri tahun ini lebih memilih momijigari ke tempat wisata yang lebih dekat dari apato, yakni Keihanna Commemorative Park. Alasannya bisa ditempuh dengan naik bus sekitar 20 menit karena kami masih meminimalisir menggunakan transportasi kereta api. Disini kita bisa menikmati berbagai area seperti Suikei-en (taman Jepang), Mebuki-no-Mori (Budding Tree Forest) berdasarkan hutan pegunungan pedesaan, dan motif area terbuka setelah sawah.
Selain hunting momiji, disini juga anak-anak bisa memberi makan ikan dan main di park nya. Cukup dengan membeli pakannya sebesar ¥100 bisa membuat anak-anak senang. Terkait tiket masuknya hanya ¥200 untuk orang dewasa. Anak-anak dibawah 6 tahun gratis. Momijigari murah meriah bukan?
Masya Allah indahnya. Tak henti-henti memuji keagungan-Nya atas ciptaan yang begitu indah ini. Jika kita cermati keberadaan empat musim ini sudah dijelaskan dalam Alquran. Peralihan musim memberikan keseimbangan bagi alam dan kelangsungan kehidupan manusia. Apabila makhluk hidup hanya merasakan satu musim saja, maka akan menimbulkan pengaruh buruk. Ini merupakan bentuk kasih sayang Allah untuk semua makhluk ciptaanNya.
Ibnu Qoyyim Al Jauziah menyampaikan, saat musim dingin tiba hawa panas tersimpan dalam gua-gua, perut bumi dan gunung, sedangkan di luar dalam keadaan dingin. Tubuh hewan-hewan menjadi kuat, begitu juga alam, dan panas yang menerpa tubuh selama musim panas diganti dengan hawa dingin.
Pada musim semi, tanaman mulai merekah.
Pepohonan mulai muncul dengan bunga, sedangkan hewan mulai berkembangbiak. Sementara pada musim panas, udara memuai, tanaman serta buah menjadi sulit tumbuh. Musim panas bisa menjadi menakutkan apabila berlangsung dalam waktu yang begitu lama.
"Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Firaun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran,"
( QS : Surah Al-A’raf Ayat 130)
Berikutnya saat musim gugur tiba, udara mulai berubah menjadi dingin. Suhu panas berangsur lenyap.
Allah menciptakan musim ini dengan hikmah-Nya untuk fase transisi antara musim panas dan dingin. Dengan demikian, binatang tidak mati yang disebabkan perubahan cuaca secara tiba-tiba. Saat musim gugur tiba, manusia bisa melihat daun tanaman mulai berwarna kuning dan berguguran untuk menyambut musim berikutnya, yakni musim dingin atau salju.
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di Bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikannya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal,”
(QS : Surah Az-Zumar Ayat 21)
Masya Allah. Di balik masing-masing musim ini Allah swt selalu memberikan keberkahan didalamnya. Semakin menambah rasa syukur atas segala karunia yang diberikan olehNya.[]
Photo : Koleksi Pribadi (penulis)
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]