"Gili Iyang sebuah pulau kecil di Sumenep Jawa Timur yang mendapat julukan sebagai pulau oksigen dengan kadar oksigen terbaik kedua sedunia"
Oleh: Maya Rohmah, S.K.M.
NarasiPost.Com-Oksigen merupakan unsur yang sangat vital di dalam tubuh. Selain untuk bernapas, oksigen juga sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh, mengganti sel-sel yang mati dengan sel yang baru dan mengatasi berbagai jenis penyakit termasuk Covid-19.
Pasien Covid-19 yang saturasi oksigennya menurun, tidak cukup sekadar menghirup oksigen dari udara bebas sebanyak-banyaknya. Karena oksigen di udara hanya berkisar 20 persen, sisanya adalah 78 persen nitrogen, 0,93 persen argon, dan 0,038 persen karbondioksida. Dari kadar 20 persen oksigen yang ada di udara, 15 persennya diembuskan kembali sehingga hanya 5 persennya saja yang diserap tubuh.
Oleh karena itu, pasien Covid-19 membutuhkan oksigen dalam tabung (oksigen medis) yang memiliki kadar oksigen 100 persen.
Wah, ternyata demikian pentingnya oksigen dalam tubuh, ya. Padahal, sebenarnya Allah telah memberi oksigen yang ada di udara ini dengan gratis. Bahkan di Indonesia sendiri, kita mempunyai sebuah tempat yang dijuluki Pulau Oksigen. Nama sebenarnya adalah Gili Iyang. Pulau ini mendapat predikat sebagai pulau dengan kadar oksigen terbaik ke-2 di dunia menurut World Health Organization atau WHO, yaitu 21,5 persen. Sementara itu, predikat pertama disematkan pada Laut Mati, Yordania.
Mengenal Pulau Oksigen
Pulau Madura terletak di Provinsi Jawa Timur. Pulau ini mempunyai empat kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Kabupaten Sumenep terdiri atas wilayah daratan dengan pulau yang tersebar berjumlah 126 pulau. Namun, hanya 48 pulau saja yang berpenghuni sedangkan sisanya yaitu 78 pulau tidak berpenghuni. Salah satu pulau berpenghuni itu adalah Gili Iyang. Gili artinya pulau kecil. Ini mengingatkan saya pada Gili Trawangan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Bagi kamu yang berada di luar Jawa Timur, untuk menuju Gili Iyang, kamu dapat melakukan perjalanan terlebih dulu ke Kota Surabaya. Lalu teruskan perjalanan selama sekitar empat jam melewati jembatan Suramadu untuk tiba di terminal Sumenep, Madura. Dari sini, perjalanan belumlah berakhir. Kamu masih harus melanjutkan perjalanan dengan angkot, sekitar 40 menit menuju Pelabuhan Dungkek, Sumenep.
Dari Pelabuhan Dungkek menuju Gili Iyang, kamu bisa menaiki taksi laut. Taksi laut adalah sebutan masyarakat setempat terhadap perahu kayu bermesin. Perahu ini berkapasitas 20-50 orang. Tarifnya sebesar Rp10.000,00 per orang. Kamu pun bisa kamu menyewa kapal mesin kecil jika bersedia merogoh kocek ratusan ribu untuk pulang pergi. Sedangkan, waktu yang diperlukan untuk ke Gili Iyang sekitar 45-60 menit, bergantung kondisi cuaca dan tinggi gelombang.
Sesampainya di Gili Iyang, kamu bisa menyewa ojek motor roda dua atau roda tiga (yang disebut tossa, odong-odong atau dorkas), tapi jumlahnya dibatasi demi menjaga stabilitas udara. Motor-motor ini melintas di atas jalan selebar dua meter yang sudah ditutup paving block yang mengelilingi pulau sepanjang 10 kilometer.
Ada beberapa destinasi menarik yang bisa kamu kunjungi selagi berada di Gili Iyang yaitu sebagai berikut: Pertama, Titik Oksigen. Ini adalah tempat terbaik untuk menikmati oksigen. Titik Oksigen dibangun di sebuah lahan berpagar bambu dengan luas tak lebih dari 200 meter persegi. Sejumlah gazebo sengaja didirikan agar pengunjung dapat duduk dan beristirahat sambil menikmati kesegaran udara. Jangan khawatir jika ingin buang air atau mengisi daya baterai ponsel, di Gili Iyang sudah disediakan bangunan toilet dan masuk listrik.
Kedua, Batu Canggah. Batu Canggah adalah batu yang berbentuk seperti tiang-tiang besar pada bangunan rumah yang seolah-olah menyangga tebing yang menjorok keluar. Deburan ombak di pantai dapat terdengar jelas dari sini.
Ketiga, Pantai Ropet. Ki Ageng Ropet merupakan salah satu tokoh masyarakat di pulau ini sehingga namanya disematkan pada nama pantai. Pantai ini merupakan pantai karang, lokasi bersandarnya perahu-perahu nelayan, dan sebagai tempat snorkeling. Namun jika kamu ingin benar-benar puas ber-snorkeling ria, kamu sebaiknya ke Gili Labak. Gili Labak masih berada dalam satu kawasan dengan Gili Iyang.
Keempat, Gua Sarepa. Sarepa berasal dari nama penemunya yaitu Sarifah. Pada siang hari, gua ini dipenuhi oleh suara decitan dari ribuan kelelawar yang terbang rendah di sekitar gua.
Kelima, Fosil Ikan Paus. Pada tahun 2010, seekor ikan paus terdampar di Gili Iyang. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Pantai Ropet. Ikan ini sengaja dilestarikan penduduk sebagai bukti bahwa mamalia terbesar di laut itu pernah singgah.
Oksigen, Rezeki dari Allah
Saat kamu melihat para penduduk lokal Gili Iyang, kamu akan mudah menemukan penduduk berusia lanjut. Rata-rata berusia 80 tahun ke atas. Mereka nampak lebih muda dan lebih bugar dibandingkan usia masyarakat di kawasan lain. Penyebabnya berdasarkan hasil wawancara, antara lain karena mereka hidup di kawasan dengan kadar oksigen tinggi, jauh dari kontaminasi polusi udara, dan banyak mengonsumsi makanan yang disediakan oleh alam.
Oksigen merupakan salah satu bentuk rezeki cuma-cuma dari Allah yang patut kita syukuri. Jika hingga detik ini kita masih diberikan sehat dan cukup bernapas dengan pasokan oksigen dari alam, bukan dari oksigen dalam tabung medis, maka bersyukurlah.
Cara untuk menjaga kebersihan udara di sekitar antara lain dengan menanam banyak tanaman di sekitar rumah dan lingkungan tempat tinggal. Tanaman lidah mertua, lili, pakis dan sri rezeki, disebut-sebut memiliki manfaat untuk membersihkan udara dengan menyedot racun dan memberikan oksigen ke sekitarnya. Selain itu, untuk menjaga agar udara tetap bersih adalah dengan membuang sampah pada tempat yang tertutup. Hal ini dimaksudkan agar aroma yang kurang sedap bakteri dan lalat dari sampah tidak mencemari udara di dalam rumah.
Mari kita jaga bumi kita, jangan rusak alamnya jika tidak ingin mendapatkan azab dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, seperti dalam firman-Nya yang artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat dari perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-rum: 41)
Wallahu'alam bish shawwab.[]