"Sektor pariwisata dalam sistem kapitalisme, kerap dijadikan ajang perlombaan untuk mengeruk keuntungan baik materi maupun nonmateri. Tak hanya itu, gencarnya pembangunan pada sektor pariwisata nyatanya justru melalaikan pemerintah untuk melindungi kekayaan alam dari upaya liberalisasi yang dilakukan oleh swasta."
Oleh. Firda Umayah
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Sobat, apakah kalian senang bepergian? Kalian ingin pergi dengan penampilan keren tetapi dana minim? Kalian bisa berkunjung ke berbagai kota yang ada di Jawa Timur, lo. Salah satunya Kota Madiun yang memiliki miniatur ikon berbagai negara. Wah, apa saja itu? Yuk, simak ulasan berikut.
Madiun Kota Wisata
Terus berbenah dalam menggerakkan sektor pariwisata. Mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menunjukkan kota ini. Kota Madiun adalah kota terbesar keempat di Jawa Timur setelah Surabaya, Malang, dan Kediri. Kota ini terletak sepanjang 6 km bentang arah barat timur dan sepanjang 7,5 km bentang arah ke selatan. Kota yang memiliki luas 33,23 km2, dihuni hampir dua ratus ribu orang pada tahun 2022. (madiunkota.bps.go.id)
Tak hanya terkenal sebagai Kota Pecel, karena makanan khas di sana, Madiun juga terkenal sebagai Kota Wisata, lo. Terdapat puluhan destinasi wisata mulai dari wisata alam seperti air terjun, waduk, dan pegunungan, hingga wisata yang sengaja dibangun untuk menarik para wisatawan.
Letak Madiun yang strategis karena berada pada simpul jaringan jalan regional antara daerah Jawa Tengah dengan Jawa Timur, menjadikan Madiun menjadi salah satu kota yang ramai dikunjungi. Saat ini, salah satu destinasi wisata yang sedang banyak diperbincangkan adalah miniatur ikon berbagai negara yang ada di kota tersebut. Penasaran?
Miniatur Ikon Berbagai Negara
Sobat, apakah kalian pernah bermimpi untuk traveling ke mancanegara? Kalau mimpi kalian belum terwujud, mungkin berkunjung ke tempat ini bisa menjadi afirmasi positif yang tepat. Sejak akhir tahun 2022, kawasan Pahlawan Street Center (PSC) di Kota Madiun ramai dikunjungi warga dan penduduk. Pasalnya, di sinilah miniatur ikon berbagai negara dibangun pemerintah setempat. Kawasan wisata gratis itu kerap dijadikan ajang berfoto seakan sedang menjelajahi berbagai negara. Inilah beberapa miniatur ikon negara dalam kawasan PSC tersebut.
Pertama, miniatur Ka'bah di Taman Sumber Umis. Miniatur Ka'bah ini awalnya adalah musala yang dapat digunakan untuk menunaikan ibadah salat. Miniatur ini berukuran 4x4 meter dengan luas area sekitar 300 meter persegi. Kemiripan miniatur ini lengkap dengan kiswah, hajar Aswad, dua buah payung raksasa, dan replika Makam Ibrahim. Selain untuk berfoto, tempat ini biasa digunakan untuk latihan manasik haji anak-anak PAUD dan TK, lo. Miniatur Ka'bah ini adalah destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi sepanjang tahun 2022. Bagaimana? Tempat ini sangat cocok untuk afirmasi positif kalian ke Makkah bukan?
Kedua, replika patung Merlion. Replika patung ini merupakan bangunan miniatur pertama dibangun di kawasan PSC. Tepatnya 30 Desember 2020, replika ini diresmikan oleh Wali Kota Madiun, Maidi. Patung kepala singa dengan tubuh ikan ini memiliki tinggi tujuh meter dengan air mancur yang keluar dari mulutnya layaknya Merlion yang ada di Singapura. Patung ini juga akan dikombinasikan dengan fasilitas arung jeram. Taman Sumber Wangi yang memiliki sungai di bawahnya akan menjadi lokasi arung jeram ke arah barat sampai ke Jalan Pandan. Siapa pun yang berfoto di depan replika Merlion ini, akan merasakan sensasi seperti berfoto di luar negeri karena kemiripan patungnya. Apakah kalian juga tertarik untuk berfoto?
Ketiga, miniatur menara Eiffel. Miniatur ini merupakan miniatur ketiga yang dibangun di kawasan PSC. Miniatur ini berjarak sekitar 30 meter sebelah timur miniatur Ka'bah. Tinggi miniatur sekitar enam meter dan berada di atas sungai dengan lebar sekitar tiga meter. Pengunjung dapat melihat jernihnya air sungai yang mengalir di bawah menara. Meskipun lebih pendek dari replika Merlion, berfoto di bawah miniatur menara ini tidak kalah keren dengan berfoto bersama menara aslinya di Prancis, lo. Bagaimana? Apakah kalian mau mencobanya?
Keempat, Kampung Eropa di Jalan Pahlawan. Sesuai namanya, kampung buatan ini memang dibuat mirip dengan suasana kehidupan di wilayah Eropa atau Selandia Baru. Terdapat banyak spot foto yang cantik serta jembatan gaya Eropa. Di bangunan rumah-rumah dalam Kampung Eropa tersebut, pemerintah setempat menjadikannya sebagai lapak UMKM yang menyediakan beragam produk asli warga Madiun. Salah satunya adalah 'Souffle Cake Madiun'. Ini adalah pancake lembut yang berbahan dasar tepung terigu, gula pasir, susu cair, dan telur. Souffle Cake Madiun adalah salah satu penganan yang ramai diburu pengunjung dengan berbagai toping yang menggoda. Hem, yummy.
Kelima, replika lokomotif kereta Shinkansen. Ini merupakan replika lokomotif kereta cepat yang terkenal di Jepang. Replika ini memiliki lebar dan tinggi sekitar tiga meter dengan panjang mencapai sepuluh meter. Berwarna putih dan menghadap ke utara. Di dalamnya terdapat banyak rak untuk pajangan. Replika lokomotif ini memang sengaja dijadikan sebagai tempat galeri prestasi dan penghargaan Kota Madiun. Harapannya tentu saja menjadi ajang promosi untuk kota tersebut.
Keenam, miniatur Big Ben Inggris dan Kincir Angin Belanda. Meskipun untuk dua miniatur ini masih dalam proses pembangunan, pemerintah Kota Madiun optimis proyek pembangunannya akan selesai pada tahun 2023. Kedua miniatur yang telah lama direncanakan oleh pemerintah ini diharapkan dapat menarik jumlah wisatawan lebih besar karena akan dibuat mirip dengan aslinya. Hem, kita tunggu saja ya.
Miniatur dan Kreativitas Manusia
Sobat, berbagai miniatur negara yang dibangun oleh pemerintah Kota Madiun menunjukkan betapa Maha Kuasa Allah yang telah menciptakan akal manusia. Manusia yang lemah dan terbatas mampu menciptakan berbagai hal untuk mempertahankan eksistensinya. Akal merupakan anugerah yang Allah berikan kepada manusia agar manusia menggunakannya untuk berpikir sehingga mampu membedakan antara kebenaran dan kebatilan.
Allah Swt. berfirman,
"Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya, sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kamu memahami?" (TQS. Al-Qasas: 60)
Destinasi wisata di kawasan PSC yang gratis, rupanya mampu menarik para wisatawan dari berbagai kota untuk berkunjung ke sana. Tentu saja ini juga memengaruhi pendapatan masyarakat sekitar. Saat ini, pengembangan sektor pariwisata memang gencar dilakukan oleh pemerintah dari berbagai kota di Indonesia.
Predikat "surga wisata halal dunia" juga disematkan kepada Indonesia dalam Mastercard Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 di Singapura. Sayangnya, tak semua sektor pariwisata dijadikan sebagai ajang tadabur alam untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Sektor pariwisata dalam sistem kapitalisme, kerap dijadikan ajang perlombaan untuk mengeruk keuntungan baik materi maupun nonmateri. Tak hanya itu, gencarnya pembangunan pada sektor pariwisata nyatanya justru melalaikan pemerintah untuk melindungi kekayaan alam dari upaya liberalisasi yang dilakukan oleh swasta, asing, dan aseng. Miris banget, ya?
Penutup
Sesungguhnya, di balik diciptakannya akal manusia, Allah menginginkan manusia untuk menggunakannya sebagai kendali agar aktivitas yang dijalankan sesuai dengan syariat Islam. Berwisata memang boleh dalam Islam. Hanya saja, muslim yang berakal tetap harus memperhatikan segalanya agar sesuatu yang boleh tidak menjadi sesuatu yang haram karena pelanggaran hukum Islam. Membuka aurat, melalaikan salat, berduaan bukan dengan mahramnya, berfoya-foya, dan masih banyak lainnya merupakan perkara-perkara pelanggaran syariat Islam yang kerap hadir saat berwisata. Tentu saja, semua itu harus dihindari oleh setiap muslim.[]
Yups Destinasi yang menjadi ajang menarik diri hingga lupa kekayaan di bumi sendiri, seharusnya kita ini berbenah apa yang menjadi milik kita harus kembali ke pemiliknya. Karena pariwisata yang kerap dijadikan ajang perlombaan untuk mengeruk keuntungan hingga gencarnya pembangunan pada sektor pariwisata yang melalaikan pemerintah untuk melindungi kekayaan alam dari upaya liberalisasi yang dilakukan oleh swasta.
Banyak kota sedang kejar target jadi destinasi wisata. Masyarakat pun sebagian antusias dengan keberadaan kota wisata tersebut. Sayangnya, perhatian masyarakat masih sering alpa saat kekayaan alam setempat justru menjadi milik swasta. Sudah saatnya semua berbenah agar yang seharusnya milik umat kembali kepada pemiliknya.
Masyaallah naskah ini jadi berasa ngajak kita jalan-jalan ke Madiun. Banyak destinasi wisata yg bisa dikunjungi. Jadi pengen menjejak ke sana. Mupeng