Healing in Madinah

"Kehangatan suasana beribadah di Masjid Nabawi juga termotivasi oleh sebuah hadis dari riwayat Anas bin Malik. Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa melakukan salat di masjidku (Masjid Nabawi) sebanyak empat puluh kali tanpa luput satu kali salat pun juga, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dia dari kemunafikkan."

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Sangat beruntung bisa menginjakkan kaki di kota nabi untuk pertama kalinya pada 24 Maret 2017. Madinah al-Munawarah adalah kota nabi yang menjadi impian kaum muslim untuk dikunjungi setelah Makkah al-Mukarramah. Perjalanan pesawat menuju Madinah ditempuh sekitar sembilan jam dengan selisih waktu empat jam dari Waktu Indonesia bagian Barat (WIB)

Jika dari Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta berangkat sore pukul 16.00 WIB, yang mana di Saudi Arabia menunjukkan pukul 12.00, maka pesawat diperkirakan akan mendarat pukul 01.00 WIB atau pukul 21.00 waktu Arab Saudi.

Rute penerbangan pesawat yang langsung menuju Madinah dari Jakarta masih jarang kala itu. Umumnya dari Jakarta menuju Jeddah terlebih dulu. Maskapai penerbangan seperti Saudia Airlines terbilang nyaman dan biasanya menjadi pilihan favorit jasa travel umrah agar jemaah bisa langsung ke Madinah tanpa melalui Jeddah.

Kesempatan langka yang membuat jantung berdegup kencang, apalagi ini perjalanan ibadah, bukan sekadar wisata spiritual atau yang sekarang akrab di dunia medsos dengan istilah healing. Gemetar hati ini sewaktu keluar dari bandara Madinah yang langsung disambut muthowif (guide wisata/umrah) yang akan menemani rombongan jemaah selama di dua kota suci tersebut. Bukan sekadar memandu proses ibadah, melainkan juga menelusuri tempat-tempat bersejarah di Madinah atau city tour.

Perbedaan iklim gurun membuat perbedaan suhu yang kontras antara siang dan malam. Namun, pada bulan Maret atau April, suhu tidaklah terlalu ekstrem. Meskipun begitu, jemaah perlu menggunakan pakaian tebal jika malam hari karena suhunya begitu dingin. Dan jika siang hari terasa terik, maka disarankan menggunakan sun block atau pelindung dari terik cahaya matahari.

Menjelang dini hari sekalipun, hawa dingin terasa menusuk urat nadi. Namun, suasana di sekitar Masjid Nabawi selalu hangat karena banyak orang yang memanfaatkan waktu malam untuk bermunajat di dalam masjid. Keutamaan salat berjemaah di Masjid Nabawi adalah seribu kali lipat pahalanya, kecuali di Masjidilharam yang pahalanya bernilai seratus ribu kali lipat dari pahala ibadah di masjid lain.

Romantisme di Madinah

Kehangatan suasana beribadah di Masjid Nabawi juga termotivasi oleh sebuah hadis dari riwayat Anas bin Malik. Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa melakukan salat di masjidku (Masjid Nabawi) sebanyak empat puluh kali tanpa luput satu kali salat pun juga, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah dia dari kemunafikkan."

Gelora kerinduan tak bisa tertahankan untuk beribadah di masjid yang pada masa Rasulullah saw. juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan Daulah Islamiyah yang menerapkan syariat Islam secara kafah. Siapa pun yang pernah membaca sirah nabawiyah pasti hatinya akan hanyut pada romantisme kekuasaan Islam yang telah menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar, serta kabilah-kabilah yang beragam di Madinah untuk hidup rukun dalam indahnya hukum Allah Swt.

Berkunjung ke Kota Madinah sebenarnya bukan bagian dari proses ibadah umrah itu sendiri, melainkan bisa menjadi sarana untuk mencari ketenteraman hati dengan menziarahi jejak-jejak Rasulullah saw. saat beliau menjadi pemimpin negara, selain menjadi utusan Allah Swt. yang menyampaikan risalah Islam sebagai rahmat untuk semesta alam.

Secara bahasa, umrah adalah ziarah (mengunjungi) dengan tujuan memakmurkan (meramaikan). Namun, dalam kitab "Fathul Barri Syarh Shahih al-Bukhari" karya Ibnu Hajar al-Asqalani menegaskan bahwa yang dimaksud adalah memakmurkan Masjidilharam di Makkah. Sedangkan secara syariat, umrah adalah bersengaja mengunjungi Ka'bah dengan serangkaian ibadah khusus sesuai tuntunan Rasulullah saw. Bedanya dengan ibadah haji, ibadah umrah bisa kapan saja waktunya karena tidak ada rangkaian wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan lempar jamrah di Mina.

Menikmati Taman Saksi Sejarah

Suasana Kota Madinah saat ini, sekalipun telah banyak berdiri gedung pencakar langit, terutama hotel-hotel di sekitar Masjid Nabawi, namun masih bisa ditemukan ruang hijau seperti taman. Letaknya tidak jauh, yakni berada di Barat laut Masjid Nabawi. Taman yang cukup hijau tersebut bernama Shelter Tsaqifah Bani Sa'idah, sebuah nama yang mengingatkan kita pada peristiwa penting pemilihan pemimpin umat Islam sepeninggal Rasulullah saw.

Di depan taman itu ada papan informasi yang menjelaskan sejarah agung terpilihnya Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah atau amirulmukminin yang memimpin kekhilafahan Islam untuk pertama kali setelah wafatnya Rasulullah saw. Taman secara maknawi juga terdapat di dalam Masjid Nabawi, yakni bernama Raudhah yang menjadi tempat yang paling banyak diburu umat Islam untuk bisa salat atau berdoa di sana, karena Raudhah adalah salah satu tempat mustajab dan taman yang kelak ada di surga.

Rekreasi dengan mengelilingi Kota Madinah juga akan membawa hati tenteram karena bisa mengambil ibrah dari berbagai tempat bersejarah, seperti Bukit Uhud, kita bisa belajar dari masa lalu tentang pentingnya ketaataan kepada pemimpin dalam sebuah perjuangan. Pun belajar dari suasana alamnya sebagai tanda-tanda kebesaran Allah Swt.

Suasana Madinah dalam kehidupan sosialnya bisa dilihat dari ramainya kendaraan di jalan. Hampir tidak ada kendaraan roda dua seperti motor atau sepeda. Warna mobil pun didominasi warna putih, terutama taksi atau di sana disebut ujrah (أجره). Bus-bus pun terlihat banyak, biasanya sudah dipesan khusus oleh travel rombongan jemaah umrah.

Bagi perempuan yang ingin menggunakan taksi, harus berhati-hati karena tidak boleh sendirian, harus disertai mahramnya. Tawar-menawar harga pun bisa dilakukan sebelum naik. Biasanya sopir akan memberikan harga yang tinggi, jadi kita harus pandai menawarnya, tentunya dengan menggunakan bahasa Arab, minimal mengatakan nilai riyal, misal khamsun riyal yang artinya lima riyal.

Jika jarak hotel dengan Masjid Nabawi tidak terlalu jauh, alangkah baiknya berjalan kaki saja sambil menikmati suasana kota dan bercengkerama dengan burung-burung merpati yang banyak berkerumun di halaman hotel, jalan, bahkan pelataran Masjid Nabawi.

Suasana pagi dan sore di Madinah sangatlah romantis, terutama saat matahari akan terbenam di senja hari. Di halaman Masjid Nabawi seusai Ashar, banyak jemaah yang lesehan di halaman masjid. Payung magnetik menjelang malam ditelungkupkan, sehingga awan putih di langit biru Madinah tampak terlihat jelas. Jika malam hari, sinar terang rembulan menambah rasa tenteramnya di kota nabi tersebut.

Wallahu'alam bish Shawwab.[]


Photo : Pinterest dan pribadi

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Ustazah, Bolehkah Ana Mengenalmu?
Next
Sepsis Neonatorum
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram