"Keberuntungan paling berharga adalah ketika mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat dari para guru istimewa di Event Milad ke-2. NP tidak ragu mempersembahkan yang terbaik untuk umat dengan menggandeng tiga mastah pencerah umat."
Oleh. Putri Achmad
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Usia boleh newbie, tapi dari sisi 'kedewasaan' (kualitas) akan menyaingi para mastah yang terlebih dulu lahir. Belum lolos sebagai penulis terbaik di challenge milad, bukan berarti tidak beruntung. Keberuntungan paling berharga adalah ketika mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat dari para guru istimewa di Event Milad ke-2. NP tidak ragu mempersembahkan yang terbaik untuk umat dengan menggandeng tiga mastah pencerah umat. Inilah sosok-sosok Nusaibah binti Ka'ab, Asma' binti Yazid zaman now yang memiliki kontribusi besar dalam perjuangan penuh liku untuk menyadarkan ibu generasi dan generasi muda umat Islam akan bahaya yang mengintai di balik proyek kepemudaan ala kapitalisme sekularisme.
Mengambil tema "Peran Pemuda dalam Menyongsong Kebangkitan Islam," masing-masing muslimah hebat ini menyampaikan buah pikirnya dengan jelas dan gamblang. Diawali oleh Ustazah Siti Nafidah Anshory, beliau mengentak kesadaran kami tentang realita rusak yang terjadi pada generasi muda saat ini, semua dikendalikan oleh paham kapitalisme sekuler. Bahkan, dalam mendefinisikan makna pemuda, saat ini pun umat Islam mengikut apa kata Barat. Padahal, jelas dalam Islam pemuda adalah usia yang sudah bukan anak-anak dan telah masuk kepada dewasa, usia balig yang sudah dibebankan keterikatan hukum syariat dalam setiap perbuatannya. Salah memaknai, maka akan salah dalam bersikap. Akhirnya, kita menjumpai pemuda muslim saat ini bukanlah pemuda yang berkarakter sebagaimana seharusnya, namun lebih kepada karakter yang dibentuk oleh cara pandang sekuler. Yah, wajar akhirnya pemuda saat ini mudah dibajak oleh Barat sesuai kepentingan mereka.
Ustazah Ratu Erma melanjutkan dengan membongkar skenario pembajakan potensi pemuda oleh Barat yang ujung-ujungnya menjauhkan pemuda dari kebangkitan Islam. Bahkan, beberapa kebijakan dan turunannya di negeri ini jelas-jelas mengikut apa yang telah menjadi kebijakan di negara-negara Barat. Saya jadi paham apa itu sejatinya RAN-PE dan bentuk turunannya saat ini. Berbagai upaya pengalihan potensi pemuda sudah dan sedang berlangsung saat ini. Program-program kepemudaan dibalut semenarik mungkin, menggiurkan, dan banyak menjanjikan kesenangan hidup yang berporos pada materi semata. Malah program-program tersebut memandulkan kemampuan pemuda untuk berkarya menyelesaikan problematika di masyarakat.
Setelah jelas apa yang sesungguhnya terjadi pada pemuda saat ini, giliran Ustazah Dedeh Wahidah Achmad yang memberikan panduan solusi. Arah yang benar untuk bersama-sama mengembalikan potensi pemuda untuk diberdayakan sebagaimana Islam mengarahkan. Mereka harus terbebas dari jebakan maut proyek pemberdayaan pemuda versi ideologi kufur. Kami diajak untuk optimis mengatasi problem ini bersama kelompok dakwah yang mengikuti manhaj atau metode perjuangan sebagaimana Rasulullah dan para sahabatnya. Sekarang, tinggal tentukan pilihan siap berjuang bersama kelompok tersebut dan menyongsong kebangkitan hakiki atau tetap dalam kegelapan, bersikap acuh seakan pemuda saat ini baik-baik saja.
Inilah contoh srikandi yang dibutuhkan umat, yang dibutuhkan para muslimah. Contoh riil ummu ajyal (ibu generasi) yang selalu peduli terhadap generasi, cerdas memahami cara kerja musuh yang merusak generasi dan ideologis dalam memberikan solusi yang solutif.
NarasiPost.Com (NP), harus menjadi salah satu media dakwah pilihan umat Islam, terutama pegiat dakwah, terkhusus lagi pegiat literasi.
Teruslah berkarya NP, raih kesuksesan dengan membuat karya-karya terbaik yang mencerahkan umat![]
Photo : Milik Pribadi