"Dakwah poros hidup. Jadikan skill atau kemampuan kita untuk dakwah, harta, waktu, pikiran, jabatan dan pekerjaan untuk perkembangan dakwah. Bahkan, keluarga kita untuk dakwah dan pengisi daulah Khilafah. Beliau memberi contoh kekhilafahan Turki Ustmani, bisa berdiri dari keluarga pada awalnya. Dipersiapkan kurang lebih 200 tahun atau 2 abad."
Oleh: Sherly Syaima
NarasiPost.Com-Acara yang diselenggarakan oleh media Narasipostmedia hari ini luar biasa. Duet pasangan yang sudah puluhan tahun berumah tangga, bervisi dakwah. Sehingga terbentuk sebuah keluarga yang ideologis. Tak kenal lelah dalam belajar dan berdakwah. Tak pernah berhenti. Saya tidak full ikut, karena berbarengan dengan agenda lain. Tapi ada sedikit ilmu yang saya dapat dari acara ini.
Ustadz Ismail ketika hendak menikah, mempersiapkan diri bukan hanya sebagai suami dan ayah, lebih dari itu beliau mempersiapkan diri untuk jadi seorang suami plus ayah plus pejuang. Dalam berjuang, tentu butuh ilmu. Karena ilmu qabla amal. Setelah kuliah dan datang ke ayahanda ustadzah Zulia, beliau mengatakan sedang 'nyantri'. Calon bapak mertua kala itu mempersilakan ustadz Ismail untuk menyelesaikan 'nyantri-nya' selama 3 tahun.
Padahal, saat itu sedang ada lowongan pekerjaan besar-besaran yang sesuai bidang ustadz Ismail, teknik geologi kalau ga salah. Bahkan, program kontrak kerja per 10 tahun. Untuk menjelaskan kepada orang tuanya kenapa UIY memilih 'nyantri', beliau tuliskan dalam sebuah surat tulis tangan sebanyak 7 lembar. Entah surat itu di mana, kata beliau surat itu tak pernah berbalas. Tentu, orang tua pasti kecewa dengan keputusan UIY.
Di dalam surat itu dijelaskan, bahwa keputusan 'nyantri' bukan untuk diri sendiri. Tapi untuk kedua orang tuanya. Mewujudkan harapan kedua orang tua untuk menjadi anak yang shalih. Mengapa harus dijelaskan, karena orang tua adalah orang pertama yang bersama kita. Orang pertama yang harus tahu perjuangan kita. Bahkan, diharapkan orang pertama yang mendukung perjuangan kita.
Untuk berumah tangga bervisi dakwah butuh ilmu, lalu butuh berjama'ah dan jangan pernah lepas dari jama'ah. UIY merintis dakwah di tahun 90-an, berarti sudah 31 tahun dakwah terus berjalan 'tanpa jeda'. Ya, Allah saya termehek benar-benar termehek. Beliau merintis dakwah dengan serius, keliling antar kota membawa koper, isi apa adanya.
Ibunya sempat bertanya, 'Apa yang kamu cari, nak?" Baju hanya sedikit, ga doyan dunia. Padahal lulusan insinyur. Ketika menikah, ustadzah Zulia sudah mempersiapkan diri bahwa suaminya pejuang. Harus siap iman, mental sebagai istri dan ibu dari anak-anak UIY. Harus memiliki kemampuan, misal belajar bawa motor, nyetir, dan hal remeh-temeh agar tak bergantung dan mengandalkan suami. Agar suami fokus pada tugasnya berdakwah.
Jadi, tak ada baper kenapa weekend tetap pergi tak ada di rumah, dan seterusnya. Ketika UIY weekend kosong dan menemani istrinya di rumah, istrinya malah bertanya, 'kok ga ke mana-mana?'
Allahu yarham, benar-benar pasangan ideal yang Allah kirim di barisan dakwah ini. Teladan yang harus ditiru, entah adakah sosok pengganti seperti beliau? Atau beliau bisa membelah sel yang banyak, yang persis seperti beliau? Saya terharu, tersentil, tertegun dan terdiam. Saya? Selama ini masih sibuk dengan urusan sendiri.
Ketika di awal menikah, di mana dakwah menjadi poros hidup. Sementara cara mencari nafkah UIY tidak seperti orang pada umumnya. Istrinya begitu qana'ah dan tak pernah mengeluh berapa pun nominalnya yang dibawa pulang ke rumah 😭
Istri yang benar-benar shalihah. Beginilah dakwah, walau kesannya tak ada Me Time. Bisa jadi Me Time di surga nanti.
Pernah UIY jual gula merah, sampai ada yang bilang, insinyur jualan gula merah. Tapi, selama halal beliau lakukan untuk anak dan istrinya. Semoga Allah merahmati mereka. Memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Memberikan surga yang selama ini mereka impikan.
Closing statement dari UIY:
"Dakwah poros hidup. Jadikan skill atau kemampuan kita untuk dakwah, harta, waktu, pikiran, jabatan dan pekerjaan untuk perkembangan dakwah. Bahkan, keluarga kita untuk dakwah dan pengisi daulah Khilafah. Beliau memberi contoh kekhilafahan Turki Ustmani, bisa berdiri dari keluarga pada awalnya. Dipersiapkan kurang lebih 200 tahun atau 2 abad."
Closing statement ustadzah Zulia:
"Ada satu ayat yang sampai saat ini masih terngiang dan hafal. Ayat itu terus dibombardir UIY pada istrinya. Yaitu, "Barang siapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya."
Tetap semangat para pejuang agama Allah, hingga kita bisa bertemu di jannah-Nya. Aamiin ❤️
.
.
Banyak yang ingin ditulis, tapi cukup ini saja ya. Hanya sedikit berbagi, semoga bermanfaat ❤️
.
.
Colek host event tadi, mbak Mila Umm Hezarfen dan Pemred NP Andrealica Nhordeeniz
Mohon maaf tak bisa live di zoom. Jazaakunnallah Khair wa barakallah buat tim NP.[]
Photo : Koleksi Tim Redaksi