Terpeleset di Jalan Dakwah

Terpeleset dalam dakwah

Terpelesetnya lisan atau perbuatan adalah momen yang tidak Allah hadirkan, kecuali ada hikmah yang dapat dipetik untuk melangkah lebih baik. 

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com) 

NarasiPost.Com-Pernah terjatuh karena terpeleset? Orang yang jatuh karena terpeleset tentu kadang bukan sakit yang dirasa, tetapi rasa malu karena tidak bisa menjaga keseimbangan tubuh. Bagaimana kalau yang terpeleset itu adalah lisan kita? Tentu makna terpeleset di sini adalah konotatif, yaitu tergelincirnya ucapan karena kurang bisa mengontrol diri, baik karena emosional atau keadaan yang membuatnya keseleo lidah.

Dalam perjalanan hidup seseorang, sering kali kita menemui momen-momen yang disadari ataupun tidak, membuat terpelesetnya seseorang baik berupa ucapan ataupun perbuatan. Meskipun pada awalnya mungkin terlihat sebagai insiden kecil, tetapi ternyata dapat memberikan efek yang besar, terlebih jika ada pihak-pihak yang tersinggung dan merasa dirugikan.

Terpeleset dalam Ucapan

Saat seseorang terpeleset dalam ucapan, kata-kata yang keluar dari mulutnya bisa menjadi cerminan dari apa yang sebenarnya ada di dalam hatinya. Terkadang, kata-kata terucap tanpa dipikirkan lebih dahulu dapat menyinggung perasaan orang lain atau bahkan merugikan dirinya sendiri. Namun, di balik kesalahan tersebut, terbuka peluang untuk introspeksi diri dan memahami dampak dari setiap perkataan.

Mungkin saja seseorang yang terpeleset dalam ucapan menyadari bahwa kata-katanya dapat menyakiti orang lain, dan mulai memperbaiki komunikasinya. Ini merupakan langkah awal yang baik untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan orang di sekitarnya.

Terpeleset dalam Perbuatan

Terpeleset tidak hanya terjadi dalam kata-kata, tetapi juga dalam perbuatan. Kesalahan yang terjadi mungkin saja membawa dampak negatif, tetapi hal ini juga dapat menjadi pendorong untuk introspeksi dan melakukan perubahan positif. 

Seseorang yang terpeleset dalam perbuatan dapat belajar dari pengalaman tersebut, mengevaluasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidupnya, serta memperbaiki perilaku yang tidak sesuai. Momen terpeleset bisa menjadi momen transformasi yang membimbing seseorang menuju versi diri yang lebih baik.

Terpeleset, baik dalam ucapan maupun perbuatan, memberikan peluang besar untuk melakukan tobat. Tobat bukan sekadar penyesalan, tetapi juga tindakan nyata untuk mengubah arah hidup. Menerima kesalahan, meminta maaf, dan berusaha memperbaiki diri adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengambil manfaat positif dari setiap terpeleset dalam perjalanan hidup.

Dalam hal ini, terdapat pelajaran berharga yang dapat membimbing seseorang menuju pertumbuhan dan perubahan positif. Jika dihayati dengan baik, setiap kesalahan dapat menjadi batu loncatan untuk membangun persepsi mencapai versi terbaik dari diri sendiri. Oleh karena itu, terpelesetnya lisan atau perbuatan adalah momen yang sudah pasti tidak semata-mata Allah hadirkan, kecuali ada hikmah yang dapat dipetik untuk melangkah lebih baik dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk tobat dan memperbaiki kesalahan. Orang yang beriman tidak akan terjatuh dua kali pada lubang kesalahan yang sama.

Terpeleset di Jalan Dakwah

Terpelesetnya lisan dan perbuatan, ternyata bisa terjadi juga pada para pengemban dakwah. Tidak selamanya tutur kata dan perbuatan seorang pengemban dakwah itu berbanding lurus dengan konten dakwahnya. Dalam hal ini seorang dai bisa saja terpeleset lisannya sehingga apa yang disampaikan terkadang berbeda dengan konsep dakwah yang disampaikannya.

Selama terpelesetnya kata dan perbuatan tersebut bersifat insidental, bukan karena kebiasaan, maka hal itu bisa menjadi cermin ketidaksempurnaan diri sebagai insan. Namun, jangan sampai terlena, terjatuh, lalu menjadi bumerang bagi perjalanan dakwah itu sendiri. Dakwah yang harusnya menerangi jalan kehidupan, jangan sampai malah menjadi api yang membakar dirinya dan orang lain.

Berikut beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar pesan dakwah bisa menjadi penerang jalan kehidupan, dan mampu menyelamatkan diri dan orang lain dari tergelincirnya lisan dan amal pada perilaku dosa atau kemaksiatan.

Pertama, memiliki pengetahuan yang mendalam tentang Islam untuk dapat menjelaskan ajaran agama dengan benar dan meyakinkan. Ada sebuah hadis, di dalam kitab Sahihnya, Imam Bukhari menyebutkan, 

بَابٌ العِلمُ قَبلَ القَولِ وَالعَمَلِ

Perkara ilmu sebelum ucapan dan perbuatan.

Kedua, mengerti dan mengadaptasi pesan dakwah sesuai dengan konteks zaman dan masyarakat tanpa mengorbankan prinsip-prinsip fundamental. Terus-menerus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, serta berkomitmen pada pembelajaran sepanjang hayat merupakan kunci agar dakwah bisa disampaikan dengan cara (uslub) terkini.

Ketiga, menunjukkan akhlak yang baik dan teladan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dakwah tidak hanya disampaikan melalui kata-kata, tetapi juga melalui perilaku. Menyampaikan pesan-pesan Islam yang bersifat universal dan relevan untuk semua lapisan masyarakat, tanpa diskriminasi. Melibatkan dan berinteraksi dengan masyarakat setempat, menjawab pertanyaan, serta memberikan solusi untuk masalah-masalah yang dihadapi.

Dan terakhir, keempat, bersikap terbuka terhadap perbedaan pendapat, menjunjung tinggi keragaman, dan memberikan ruang bagi dialog konstruktif. Berdoa dan bertawakal kepada Allah Swt. agar dakwah senantiasa mendapatkan keberkahan.

Ingatlah selalu kalam Allah Swt. dalam Al-Qur'an surah Ali Imran (3:135),

"Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosa mereka; dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Lalu mereka tidak melanjutkan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui."

Demikian pula dengan makna dua hadis berikut ini, yang menegaskan pentingnya pengendalian diri dan upaya selalu memperbaiki diri, 

"Sebaik-baik jihad adalah berjuang melawan hawa nafsu." (HR. At-Tirmidzi).

"Bagi siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah pun akan memperbaiki hubungannya dengan manusia." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 

Wallahua'lam bishawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Jangan Minder
Next
Rantai Kebaikan
4.2 5 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

7 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wiwik Hayaali
Wiwik Hayaali
9 months ago

Baraakallah Pak Maman, naskahnya keren. Benar, kepleset pasti dialami oleh setiap manusia. Entah raga, ucapan, dan tindakan. Dari kepleset itu manusia belajar menjadi lebih baik lagi.

Atien
Atien
9 months ago

Masyaallah. Naskah ini membuat kita berhati-hati saat akan berbuat sesuatu.

Haifa
Haifa
9 months ago

Semoga kita dihindarkan dari terpleset yg dapat jadi bumerang. Apalagi dalam dakwah.

Jazakumullah khayran, Ustaz. Tulisan bernas ini sekaligus pengingat bagi saya.

Sartinah
Sartinah
9 months ago

Barakallah. Ngomong-ngomong tentang terpeleset, orang berilmu pun berpotensi terpeleset baik ucapan atau perbuatan ya. Apalagi orang yang gak punya pengetahuan yang baik tentang Islam. Jadi pengingat diri

Triana
Triana
9 months ago

Barakallah ustadz, tulisannya jadi reminder buat diri sendiri

Maman El Hakiem
Maman El Hakiem
9 months ago

Terpeleset itu kadang membuat kita jatuh cinta pada dakwah.

Raras
Raras
9 months ago

Ini namanya terpeleset berpahala. Masya Allah tulisannya mengingatkan pentingnya berpikir sebelum bertindak

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram