Keluarga Sehat, Keluarga Bahagia

family health/narasipost.com

Tidak ada satu tempat yang dipenuhi oleh anak Adam yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam makan beberapa suap saja, asal dapat menegakkan tulang rusuknya. Namun, jika ia terpaksa melakukannya hendaklah sepertiga (dari perutnya) diisi dengan makanan, sepertiga dengan minuman dan sepertiga dengan nafas." (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).

Oleh Siti Muslikah, Amd.Kes

NarasiPost.Com-Di tengah kondisi pandemi saat ini, kesehatan sangat dibutuhkan. Namun, tidak hanya sehat fisik, tetapi juga sehat dalam berpikir dan bersikap. Tentu saja bagi seorang muslim,  semua pemenuhannya harus bersandar pada akidah Islam.

Diketahui, kesehatan adalah kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi secara pasti. Maksudnya, jika tidak dipenuhi, manusia bisa mati. Karena itu, sehat merupakan keadaan yang diidamkan setiap individu. Jika kondisi sehat, menjalani kehidupan pun jadi lebih nyaman, ibadah nenjadi tenang, sehingga tercipta kebahagiaan dan kesejahteraan.

Kondisi seperti ini akan mudah didapat jika lingkungan sekitar juga sehat. Dalam hal ini, peran keluarga sangat dibutuhkan.

Keluarga sehat berarti seluruh anggota kelurga sehat, baik secara fisik atau pun psikologis. Pemenuhannya harus sesuai dengan pola pikir dan pola sikap yang berlandaskan kepada akidah Islam.

Orang tua bertanggung jawab secara penuh dalam menjaga kesehatan bagi seluruh anggota keluarga. Bahkan merupakan kewajiban bagi orang tua untuk bisa membangun keluarga yang sehat dan kuat, meski untuk saat ini, hal tersebut tidak mudah untuk dilakukan. Bagaimana caranya? Dan apa yang harus dilakukan oleh orang tua?

Dalam hal ini, Baginda Rasulullah saw. telah memberikan suri tauladan.

Pertama, Islam mewajibkan seorang ayah untuk memberi nafkah kepada keluarga yaitu istri dan anak.
Allah SWT berfirman:

"Kewajiban ayahlah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf." (TQS. al-Baqarah 233)

Seorang ayah akan mendapat pahala yang besar ketika memberi nafkah pada keluarga. Jika ayah tidak mau memberikan nafkah padahal mampu, maka dia berdosa besar. Rasulullah swa. bersabda:

"Cukuplah seseorang itu berdosa jika ia menahan (nafkah) terhadap orang yang ditangguhkannya." (HR.Muslim).

Dalam hal ini, nafkah yang wajib diberikan ayah kepada anggota keluarga adalah makanan, pakaian dan tempat tinggal yang baik, sehingga fisik mereka dapat terhindar dari gangguan berbagai penyakit.

Kedua, Islam memiliki aturan terkait makanan, minuman serta tidur. Allah SWT berfirman:

"Hai manusia makanlah dari makanan yang halal dan baik yang terdapat di bumi." (TQS. al-baqarah 168).

Kehalalan makanan sangat berpengaruh pada keseimbangan jiwa manusia, membersihkan hati dan menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia. Oleh karena itu, dalam Islam kehalalan dan keharaman makanan sangat berpengaruh terhadap kesehatan baik lahir dan batin.

Rasulullah swa. telah memberikan panduan dalam masalah makanan, yaitu agar terhindar dari makanan yang mengandung racun dan melarang berlebih-lebihan dalam makan dan minum. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.

"Tidak ada satu tempat yang dipenuhi oleh anak Adam yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam makan beberapa suap saja, asal dapat menegakkan tulang rusuknya. Namun, jika ia terpaksa melakukannya hendaklah sepertiga (dari perutnya) diisi dengan makanan, sepertiga dengan minuman dan sepertiga dengan nafas." (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).

Dalam hal minum Rasulullah saw. juga mencontohkannya.

"Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkan "Bismillah" jika kalian minum dan ucapkanlah "Alhamdulillah" jika kalian selesai minum."
(HR. Muslim).

Adapun terkait pola tidur Rasulullah saw. menganjurkan untuk tidur diposisi badan sebelah kanan, sebab tidur diposisi sebelah kiri akan membahayakan hati dari gangguan pernafasan. Sebagaimana sabda Beliau:

"Jika kamu mendatangi tempat berbaringmu, berwudhulah sebagaimana kamu berwudhu untuk sholat, kemudian berbaringlah diposisi sebelah kanan dan berdoalah." (HR. Bukhari-Muslim).

Ketiga, mencegah dan mengobati dari berbagai penyakit. Kewajiban orang tua untuk selalu menjaga seluruh anggota keluarga dari serangan berbagai penyakit. Caranya dengan  menghindar agar tidak tertular, dan segera mengobatinya jika terkena penyakit. Pengobatan dalam Islam sangat diperintahkan. Dalam beberapa hadist dikatakan

"Setiap penyakit itu ada obatnya. Jika obat itu mengenai penyakit maka akan sembuhlah dengan izin Allah Azza Wa Jalla." (HR Muslim-Ahmad).

Keempat, membiasakan anggota keluarga untuk berolahraga, sebagaimana sabda Rasulullah saw.,

"Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada Mukmin yang lemah." (HR. Muslim).

Rasulullah juga memerintahkan pada seorang muslim untuk mempelajari renang, memanah dan menunggang kuda. Beliau bersabda:

"Segala sesuatu yang tanpa menyebut asma Allah adalah senda gurau belaka, kecuali empat perkara; berjalannya seorang antara dua tujuan (untuk mamanah), latihan dalam menunggang kuda dan bermain dengan kelurganya dalam belajar berenang." (HR. Ath-Tabrani).

Kelima, membiasakan anggota keluarga untuk Zuhud dan tidak terlena dalam kenikmatan dunia. Rasulullah saw. adalah teladan dalam kehidupan. Beliau hidup penuh dengan kesederhanaan, baik dalam makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Yang harus diteladani oleh para generasi muslim adalah petunjuk dan sunnahnya, sehingga akan selalu siap dalam menghadapi berbagai kesulitan dan kesempitan hidup.

Banyak contoh yang bisa disaksikan pada umat Islam saat ini. Mereka banyak terlena dalam kesenangan dan kemewahan hidup, tergiur dengan kehidupan materialistis, hidonis dan konsumtif sehingga lemah dan mudah diserang oleh musuh. Bahkan mereka pasrah, hilang kesabaran saat berjuang di jalan Allah SWT.

Oleh karena itu, penting bagi seorang muslim untuk menjaga diri dari pola hidup sehat, baik dalam anggota keluarga maupun dalam masyarakat. Hidup sehat akan menghantarkan pada terwujudnya kehidupan bahagia, bermanfaat dan sejahtera. Yang terpenting dari semua itu adalah dengan menerapkan aturan Islam secara kaffah dalam semua sendi kehidupan.

Waallahu'alam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Siti Muslikah, Amd.Kes Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Gagah Kibarmu
Next
Berjamaah itu Indah
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram