Peta-peta Piri Reis sangat penting bagi sejarah eksplorasi dan kartografi, juga memberikan informasi tentang navigasi dan geografi dunia pada awal abad ke-16.
Oleh. Haifa Eimaan
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Allah Swt. berfirman,
وَجَعَلْنَا فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْۖ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ
Artinya: “Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas agar mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-Anbiya: 31)
Dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya ayat ke-31, Allah Swt. meminta manusia untuk mengarahkan pandangannya kepada gunung-gunung yang terpancang kokoh. Allah Swt. juga menjadikan daratan dengan jalan-jalannya yang luas supaya seluruh makhluk tenang menjalani kehidupannya, bisa bergerak bebas mencari makanan, dan menjelajahi bumi.
Keberadaan gunung, daratan, lautan, dan jalan-jalan di muka bumi tentu akan makin mudah dipelajari, dijelajahi, bahkan dikunjungi berulang kali bila ada gambar yang menunjukkan letak-letaknya secara akurat. Dari sinilah awal diciptakannya peta. Ilmu tentang pembuatan peta, yaitu kartografi, pun makin berkembang.
Berkenalan dengan Piri Reis
Piri Reis memiliki nama lengkap Haji Ahmed Muhiddin Piri. Ia lahir di Gallipoli, Turki pada tahun 1465 M. Piri Reis memulai karier maritimnya di bawah komando pamannya, Kemal Reis, seorang laksamana di Angkatan Laut Utsmani. Selain seorang laksamana (reis), Piri Reis adalah seorang navigator yang terampil dan kartografer yang hebat.
Untuk membuat petanya, Piri Reis mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk peta yang dibuat oleh kartografer sebelumnya, buku perjalanan, dan pengetahuannya sendiri tentang laut. Pada tahun 1513, ia menyusun peta dunia pertama yang menunjukkan pantai timur Amerika Selatan, Afrika Barat, dan Asia Selatan. Peta ini, yang dikenal sebagai portolan, yaitu peta yang menjadi acuan navigasi para pelaut untuk mengarungi Mediterania sejak abad ke-13. Berbekal portolan, para pelaut mengetahui posisi dan cara berlayar menuju pelabuhan. Pada perkembangannya, kartografer menambahkan keterangan tentang waktu tempuh, profil pelabuhan, serta karakteristik laut dan samudera.
Dilansir oleh republika.com (7/8/2019), antara tahun 1511 dan 1521, Piri Reis menyusun peta dunia kedua yang dikenal sebagai Kitab-ı Bahriye (Book of Maritime Matters) dan buku ini masih terus mengalami revisi hingga tahun 1524. Peta ini lebih besar dan lebih terperinci daripada peta sebelumnya dan mencakup lebih banyak wilayah dunia. Piri Reis juga menyertakan teks dalam peta ini yang menjelaskan berbagai aspek navigasi, seperti cara menggunakan kompas dan astrolab.
Kitab-ı Bahriye terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memuat pengetahuan tentang jenis-jenis badai, teknik penggunaan kompas, rincian garis pantai dan pelabuhan, metode menemukan arah dengan petunjuk bintang, karakteristik utama lautan, dan pulau-pulau di sekitarnya. Setiap bahasan disertai peta. Kitab-ı Bahriye sangat membantu penjelajahan yang dilakukan oleh pelaut setelahnya. Bagian kedua buku berisi grafik daratan dan panduan berpesiar yang dimulai dengan deskripsi tentang Selat Dardanella, kemudian berlanjut dengan pulau dan garis pantai Laut Aegea, Laut Ionia, Laut Adriatik, Laut Tyrrhenian, Kepulauan Balearic, Pantai Spanyol, Selat Gibraltar, Kepulauan Canary, Pantai Afrika Utara, Mesir, Sungai Nil, Levant, dan Pantai Anatolia.
Peta-peta Piri Reis sangat penting bagi sejarah eksplorasi dan kartografi. Ia adalah salah satu kartografer pertama yang menunjukkan pantai timur Amerika Selatan dan Afrika Barat secara akurat. Peta-petanya juga memberikan informasi penting tentang navigasi dan geografi dunia pada awal abad ke-16.
Misteri Peta Piri Reis
Peta-peta Piri Reis mengandung beberapa misteri yang belum terpecahkan. Salah satu misteri terbesar adalah bagaimana ia dapat membuat peta yang begitu akurat pada masanya, termasuk Benua Antartika dengan sangat presisi seperti saat ini. Untuk diketahui, dunia mengabarkan penemuan Benua Antartika tiga abad setelah Piri Reis Menyusun petanya atau pada abad ke-18.
Piri Reis sendiri menyatakan bahwa ia menggunakan 20 peta yang berbeda untuk membuat peta-petanya, termasuk peta dari Columbus, Vasco da Gama, dan sumber-sumber Arab lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa Piri Reis mungkin telah menggunakan informasi dari sumber-sumber sebelum Al-Idrisi dan Columbus seperti orang-orang Viking atau Kartago (kota kuno di pesisir Mediterania) untuk membuat peta-petanya. Namun, para ahli tidak dapat mengidentifikasi semua sumber yang digunakan oleh Piri Reis.
Misteri lain adalah bagaimana Piri Reis dapat menunjukkan pantai timur Amerika Selatan dengan akurat di peta-petanya. Pada tahun 1513, ketika Piri Reis menyusun peta pertamanya, pantai timur Amerika Selatan belum sepenuhnya dijelajahi oleh orang Eropa. Namun, Piri Reis dapat menunjukkan pantai timur Amerika Selatan dengan akurat, termasuk fitur-fitur geografis seperti Sungai Amazon dan Rio de la Plata yaitu muara yang terbentuk dari gabungan Sungai Uruguay dan Sungai Paraná, di Amerika Selatan.
Misteri-misteri ini telah membuat peta-peta Piri Reis menjadi salah satu peta paling menarik dan kontroversial dalam sejarah kartografi. Para ahli terus mempelajari peta-peta ini untuk mencoba memahami bagaimana Piri Reis dapat membuat peta yang begitu akurat pada masanya.
Pentingnya Peta Piri Reis
Peta-peta Piri Reis sangat penting bagi sejarah eksplorasi dan kartografi. Ia adalah salah satu kartografer pertama yang menunjukkan pantai timur Amerika Selatan dan Afrika Barat secara akurat. Peta-petanya juga memberikan informasi penting tentang navigasi dan geografi dunia pada awal abad ke-16. Peta Piri Reis juga menunjukkan kemajuan yang pesat dalam bidang kartografi di dunia Islam. Para ilmuwan muslim telah mengembangkan metode pembuatan peta yang lebih maju daripada Eropa pada masanya. Mereka juga telah mengenal kecanggihan ilmu navigasi, terutama dalam menentukan garis lintang dan garis bujur.
Peta-peta Piri Reis juga terus menginspirasi para penjelajah dan kartografer modern. Pada tahun 1998, sebuah tim ahli kartografi Turki menggunakan peta Piri Reis untuk menemukan reruntuhan kapal karam di lepas pantai Antartika. Kapal karam tersebut ternyata adalah kapal Portugis yang karam pada tahun 1522. Penemuan ini menunjukkan bahwa peta-peta Piri Reis masih dapat digunakan untuk menemukan tempat-tempat baru dan penting di dunia.
Piri Reis meninggal pada tahun 1554 di Kairo, Mesir. Ia meninggalkan warisan yang berharga bagi dunia kartografi. Petanya menunjukkan bahwa para pelaut muslim telah mencapai kemajuan yang luar biasa dalam bidang ini. []
Masya Allah.. ilmuwan muslim punya banyak kontribusi yg luar biasa untuk dunia..
betul, Mba. Jadi makin rindu khilafah
Luar biasa Islam mampu menghasilkan para ilmuwan yang hebat
Keren naskahnya Mba Haifa semoga semakin banyak yang mengetahui kehebatan Islam mencetak generasi cemerlang
Aamiin Ya Rabb. Insyaallah di hari-hari yang kita lalui makin mendekatkan dengan kecemerlangan Islam dalam naungan Khilafah
Masyaallah, kartografi sudah lama ditemukan oleh ilmuwan muslim. Tidak heran, sistem Islam terbukti berhasil menorehkan peradaban gemilang dengan hadirnya banyak penemuan para ilmuwan muslim. Keren tulisannya Mbak Haifa.
Di saat Barat masih terbata-bata membaca bumi dan seisinya, Islam sudah melahirkan kartografer hebat
Masyaallah, peradaban Islam telah meninggalkan jejak yang luar biasa ya. Ini hanya salah satunya. Benar-benar luar biasa sistem yang dirancang oleh Allah. Gak hanya meninggalkan pola kehidupan yang baik tapi berhasil melahirkan para penemu di di segala bidang.
Jadi makin rindu dengan Khilafah ya, Mba
MasyaAllah keren ya..sistem unggul melahirkan generasi unggul..
sepakat, Mba. Sebaliknya, sistem rusak menghasilkan generasi rusak