Penjagaan Imun Keluarga Muslim di Tengah Pandemi


Seharusnya umat Islam di seluruh dunia menerapkan sistem Islam kaffah yang berasal dari Allah Subhanahu Wa Ta'aala, Rabb semesta alam yang paling tahu apa yang terbaik bagi manusia.


Oleh: Juwita Ummu Zhafiroh

NarasiPost.com - Delapan bulan sudah pandemi virus Corona terjadi dan berlangsung di Indonesia bahkan di dunia. Masyarakat juga terus bertanya kapan pandemi ini akan berakhir?

Jika diamati data kasus hingga hari ini, belum dapat diprediksi kapankah pandemi ini akan berakhir karena angka kenaikan dan penurunan kasus covid-19 masih terus berfluktuasi.

Oleh karena itu, pemerintah selalu menghimbau agar masyarakat selalu menjaga kesehatan dengan selalu mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak (social distancing) dengan orang lain. Namun upaya tersebut merupakan target akhir, sifatnya hanya untuk mengurangi tingkat penularan serta memperkecil jumlah yang sakit dan meninggal.

Walaupun demikian, masyarakat harus tetap menjalankan protokol kesehatan Covid-19 dalam kesehariannya. Karena itu merupakan ikhtiar yang harus dilakukan dalam masa pandemi ini.

Sebagai Muslim bagaimana seharusnya menjaga imun dalam masa pandemi ini?

Islam adalah agama yang memberikan rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam. Sebagai agama rahmat maka seluruh ajaran Islam memberikan kebaikan dan menjadi solusi atas semua masalah yang dihadapi manusia.

Melalui lisan, perkataan, dan perbuatan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Allah telah memberikan petunjuk dan segala solusi permasalahan dalam kehidupan manusia termasuk kesehatan.

Mengapa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam jarang sakit? Karena beliau mampu mencegah hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit. Hal ini menunjukkan bahwa beliau sangat peduli terhadap kesehatan.

Apa saja kebiasaan baik yang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam lakukan sehingga beliau jarang sakit dan selalu fit?

1. Makan

*Tidak ada makanan yang masuk ke mulut beliau, kecuali makanan tersebut memenuhi syarat halal dan thayyib (baik).
(Q.S Al-Baqarah: 168)

*Tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.
 (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

*Makan dengan tenang, tumaninah, tidak tergesa-gesa, dengan tempo sedang.

2. Minum

*Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak minum sambil berdiri, tapi sambil duduk.

*Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga melarang minuman yang masih panas ditiup ataupun bernapas di dalam gelas.

3. Tidur

*Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam cepat tidur dan cepat bangun.

Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan.

*Rasulullah tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat.

*Rasulullah tidak pernah tidur tengkurap.

*Rasulullah memiliki tradisi tidur siang sejenak (Qailullah).

4. Puasa

*Rasulullah rutin melakukan puasa sunah, di luar puasa Ramadhan seperti Puasa Senin Kamis, puasa ayyamul baidh, puasa Daud, puasa enam hari pada Syawal, dan sebagainya.

*Puasa menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya tetap terjaga. Puasa sangat ampuh untuk detoksifikasi (pembersihan racun) yang sifatnya total dan menyeluruh.

5. Olahraga (Riyadhah)

*Olahraga memperkuat dan membentuk imunitas tubuh terhadap penyakit.

*Rasulullah bersabda dalam riwayat Bukhari dan Muslim menganjurkan orang tua untuk mengajarkan anaknya berenang, menunggang kuda, dan memanah.


*Di riwayat lainnya, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga melakukan lomba lari dengan istrinya, Aisyah.

*Nabi Muhammad Shallallahu'Alaihi Wasallam selalu berjalan kaki jika hendak ke masjid.

6 Menjaga Kebersihan Tubuh

*Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjaga kebersihan tubuhnya seperti memotong kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan hendaknya tidak melebihi 40 hari.

7. Menjaga Kebersihan Lingkungan

*Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengatakan, “Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'aala itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR Tirmidzi).

Begitulah kebiasaan baik Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang senantiasa dilakukan beliau semasa hidupnya sehingga beliau jarang sakit.
Namun saat itu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang juga sebagai kepala Negara tak hanya menjaga dirinya sendiri namun beliau juga mengupayakan bagaimana umatnya juga sehat.

Demikian pula dengan pandemi yang terjadi saat ini, tak cukup hanya dengan penjagaan diri pribadi saja, namun juga diperlukan perbaikan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang apa sebenarnya akar permasalahan yang terjadi.

Dengan jumlah kasus yang masih fluktuatif saat ini, artinya penanganan pandemi belumlah tepat dan sesuai. Salah satu penyebabnya adalah masyarakat kurang disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Jika dilihat sejarah di masa kekuasaan Islam dipimpin oleh Rasulullah dan para khalifah sesudahnya, sudah pernah terjadi wabah. Kebijakan yang dilakukan untuk menanganinya adalah:

  1. Melakukan lockdown di wilayah wabah, dengan tujuan untuk mengisolasi penyebaran wabah agar tidak meluas dan seluruh kebutuhan rakyat ditanggung oleh pemerintah.
  2. Mencari tahu mekanisme penyakit serta antisipasi pencegahan penyakit berbasis bukti, tujuannya untuk mengobservasi khasiat (qadar) yang telah Allah tetapkan pada spesifisitas virus seperti dampak kematian dan kesakitannya sehingga akan dilakukan langkah-langkah pengobatan.

3. Melakukan pengembangan dan produksi vaksin untuk pencegahan virus serta penyalurannya dilakukan secara gratis. Dan di zaman kekhilafahan rakyat tidak pernah diberikan beban pembiayaan saat di rumah sakit, semuanya diberikan secara gratis.

Jika hal tersebut dilaksanakan, InsyaaAllah pandemi akan cepat teratasi.

Semua umat Islam harus memahami bahwa Islam memiliki solusi untuk semua masalah karena Islam agama sempurna. Islam memiliki aturan untuk keselamatan hidup tidak hanya bagi umat pemeluknya namun bagi seluruh manusia. Dan ketika Islam diterapkan secara kaffah (menyeluruh), berbagai persoalan teratasi sampai ke akar permasalahannya.

Seharusnya umat Islam di seluruh dunia menerapkan sistem Islam kaffah yang berasal dari Allah Subhanahu Wa Ta'aala, Rabb semesta alam yang paling tahu apa yang terbaik bagi manusia.

Manusia adalah ciptaan Allah yang membutuhkan aturan dalam menjalani hidupnya. Agar kehidupan antar manusia harmonis, selaras, diperlukan aturan. Aturan yang dibuat manusia untuk manusia, pasti banyak kekurangan karena akal manusia terbatas. Aturan produk manusia rentan terhadap kesubyektifan dari si pembuatnya.

Jika umat Islam patuh dan kepatuhan tidak hanya pada level individu tapi juga hingga level penguasa, sehingga tercipta suasana di tengah masyarakat yang didorong oleh keimanan, pastilah keberkahan akan Allah berikan.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS: Al-A’raf [7]: 96).

Di masa pandemi yang belum berakhir, semoga menyadarkan umat untuk segera menjadikan Islam sebagai sumber hukum. Ketidakberdayaan manusia dan segala kerusakan di muka bumi yang ternampakkan akibat manusia meninggalkan aturan Allah.

Picture Source by Google


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Rindu
Next
ASEAN, Primadona Yang Ternoda
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram