Sajak cinta terangkai untuk insan yang mulia. Selawat mengangkasa, terutama pada bulan kelahiran Baginda. Namun, murninya risalah beliau enggan dibela.
Oleh. Afiyah Rasyad
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-"Saat kududuk
Di kesendirian
Di antara rindu dan asa
S'lalu terbayang dalam anganku
Senyummu yang lembut dan tulus
Kurindu padamu ya Rasul
Kurindu ada di dekatmu
Ingin ku jumpa sekejap saja
Meski hanya dalam mimpi
Allahumma shalli ala Muhammad
Ya Rabbi shalli alaihi wasallim
Allahumma shalli ala Muhammad
Ya Rabbi shalli alaihi wasallim"
Bahana Persaudaraan Muslim berhasil menabuh kerinduan pada Baginda Nabi Muhammad saw. Lirik lagu "Rinduku" sangat cocok dilantunkan kapan pun dan di mana pun. Alunan musik nan syahdu menambah nuansa khidmat yang mendalam. Lagu itu seakan menyeret pendengarnya untuk menyelami rindu dan asa.
Mencintai Baginda Nabi tak cukup hanya sebatas mendengarkan lagu dan karaoke bersama. Rindu dan asa harus tersemat di jiwa sepanjang napas masih keluar masuk di dada. Dentuman kerinduan dan harapan pada beliau saw. tak boleh pudar walau sekejap saja. Cinta sepenuh hati harus dipersembahkan sepanjang usia.
Dahulu, para sahabat Nabi begitu tulus dan luar biasa mencintai Rasulullah. Rasa cinta itu tumbuh subur dan terus merekah. Tak tanggung-tanggung, rasa cinta sahabat pada beliau sangat amat terangkai indah dalam kondisi tenang ataupun gundah.
Sami'na wa Atha'na
Rasa cinta sahabat pada Baginda Nabi terlukiskan dalam perjuangan menawan membela sang teladan. Perkataan, perbuatan, dan diamnya Nabi berkelindan dengan aroma ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya, insan yang diberkahi dan maksum, terpelihara dari dosa dan kesalahan. Sami'na wa atha'na terpahat dalam setiap perbuatan. Rasa cinta yang bervisi kebahagiaan di keabadian. Cinta sahabat bukan cinta abal-abal penuh kepalsuan.
Kini, betapa banyak sajak-sajak cinta terangkai untuk insan yang mulia. Lafaz cinta pun mengalun dari lisan umatnya. Selawat mengangkasa, terutama pada bulan kelahiran Baginda. Hanya saja, murninya risalah beliau enggan dibela.
Apakah mengungkapkan rasa cinta itu sebuah alpa? Tidak, tentu saja ungkapan itu menjadi salah satu wujud cinta yang nyata. Namun, ada hal yang paling krusial dalam urusan cinta. Seorang hamba haruslah membuktikannya dalam sebuah amalan dengan meneladan pada syariat Islam yang beliau bawa.
Kaum muslim biasanya memiliki animo cinta yang luar biasa pada teladan manusia di dunia saat Rabiulawal tiba. Gema selawat ada di mana-mana. Lantunan kerinduan membahana tiada tara. Namun, rasa cinta itu seakan hanya tersangkut di lisan dan mengendap dalam dada. Rasa cinta itu tak terpancar dari suluk atau perilaku manusia.
Mencintai Baginda Nabi Muhammad saw. harusnya bukan cinta abal-abal. Mencintai beliau saw. sebagai pembawa risalah Islam dan pemberi syafaat kelak di keabadian harusnya membuat kaum muslim memupuk rasa cinta secara total. Artinya cinta pada sosok Baginda Nabi saw. merupakan sebuah konsekuensi ketundukan dan ketaatan yang tak sebatas ritual.
Bukti Nyata
Mencintai Baginda Nabi Muhammad saw. dan syariat Islam yang dibawanya haruslah dilengkapi dengan bukti nyata. Cinta pada sosok Baginda Nabi harus menjadikan beliau sebagai teladan utama. Meneladan beliau sebagai bukti cinta juga menjadi sebuah konsekuensi keimanan bagi insan yang bertakwa. Hal itu termaktub dalam indahnya firman Allah Subhanahu wataala,
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu." (QS. Al-Ahzab: 21)
Berbicara teladan, maka apa yang difirmankan Allah atas sosok Baginda Nabi yang mulia adalah dengan mengikuti beliau. Dalam hal apa kaum muslim ittiba Nabi? Terkait dengan memperjuangkan, mengamalkan, dan menerapkan syariat Islam secara keseluruhan. Menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan, yaitu dalam kehidupan individu, masyarakat, dan negara. Oleh karena itu, cinta pada Baginda Nabi yang telah bersemayam dalam diri, hendaknya diikuti pada cinta terhadap risalah yang beliau emban di muka bumi, yakni syariat Islam.
Perkara syariat Islam haruslah diikuti dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Landasannya bukan sebatas suka dan tidak suka, tetapi dorongan keimanan yang menyelimuti diri. Apa pun yang datang dan diperintahkan Nabi, maka harus diambil tanpa tapi. Apa saja yang dilarang Baginda Nabi, wajib ditinggalkan tanpa nanti. Dengan demikian, cinta pada Baginda Nabi dengan adanya bukti haruslah tanpa tepi dan sampai mati.
Cinta Nabi cinta syariat bukan perkara biasa. Konsekuensi keimanan menjadi motivasi utama. Risalah Islam terhampar begitu indahnya diemban oleh Baginda Nabi tercinta. Sejak fase Makkah hingga fase Madinah terpampang kegigihan beliau dalam menegakkan agama Allah di alam semesta. Ujian dan cobaan berhamburan menghampiri tanpa ada jeda. Namun, tak ada keluh kesah ataupun penyesalan dari lisan Baginda.https://narasipost.com/teenager/11/2020/bukti-cinta-pada-baginda-nabi/
Setiap muslim yang merindukan syafaat beliau harus memiliki cinta sejati. Cinta yang murni karena Ilahi, bukan cinta abal-abal yang sebatas lafaz di lisan dan asa di relung hati yang terukir tanpa bukti. Cinta Nabi harus lengkap dengan cinta pada syariat Islam sebagai amanah suci. Alunan cinta menggema dalam setiap perilaku di kehidupan nyata sampai ajal menjemput nanti. Hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan diri sendiri harus senantiasa mengikuti aktivitas Baginda Nabi. Wallahu a'lam bishawab. []
Ittiba tidak hanya dalam perkara ibadah mahda,,
Meneladani cara Nabi memimpin sebuah negara juga perlu, dll
MasyaAllah, Mba Afi naskahnya selalu keren. Bener mba, bentuk kecintaan kepada Nabi belum sepenuhnya terwujud, bahkan ada sebagian yang ngaku cinta Nabi, tapi justru menjadi penentang wahyunya.
Semoga kita semua layak disebut umatnya.. mencintai Nabi dengan bukti.. taat pada syariat-Nya sepenuh hati
Semoga kita dimudahkan untuk menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan, yaitu dalam kehidupan individu, masyarakat, dan negara.
Betul mbak Afi, cinta tanpa bukti nyata adalah cinta palsu. Patutlah kita mencontoh kecintaan para sahabat yang luar biasa terhadap Rasulullah saw. Cinta yang bersumber dari ketakwaan yang sempurna. Barakallah ...
Baraakallah buat penulis.
Benar, Baginda Nabi adalah teladan terbaik bagi umat.
Bukti cinta pada Nabi, lakukan sunah beliau, teladani akhlaknya. Bukan hanya dibibir, tapi juga dalam tutur dan tindakan.
Lagu pembuka bikin gemetar.
Bukan hanya cinta di bibir saja. Namun juga cinta dengan bukti ketaatan oada risalah yang di bawa olehnya. Allahumma shaoli'ala muhammad.
Cinta kepada baginda Rasulullah Saw. memang harus dibuktikan.tidak hanya sekedar lisan. Ambil apa- apa yang diajarkan Raulullah dan tinggalkan apa- apa yang dilarangnya. Dan bertakwa kepada Allah Swt. dengan sebenar- benarnya takwa.
Bener banget Mba rindu kepadanya bukan hanya sekedar ucapan. Untuk mendapatkan syafaat Rasulullah saw , wajib untuk taat terhadap syariat-Nya. Keren naskahnya