"Rasulullah telah mencontohkan praktik menjalankan roda pemerintahan dengan menerapkan Islam. Merealisasikan hukum-hukum syariat di setiap sendi kehidupan. Menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Dakwah dalam rangka membebaskan manusia dari paham jahiliah menuju cahaya Islam."
Yeni Marlina, A.Ma.
(Pemerhati Kebijakan Publik dan Aktivis Muslimah)
NarasiPost.Com-"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (TQS. al-Ahzab [33] : 21)
Umat Islam tidak asing dengan ayat ini, jaminan Allah atas sosok manusia pilihan yang telah diutus membawa risalah Islam sebagai agama penyempurna untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Sosok yang layak dijadikan teladan hidup di dunia hingga membawa keselamatan sampai yaumil akhir kelak.
Kehidupan ini adalah media penempaan bagi setiap hamba mempersiapkan diri menuju kehidupan yang kekal abadi. Sudah pasti butuh tuntunan agar berjalan sesuai tujuan penciptaan manusia yaitu untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Al-Qur'an sebagai kalamullah telah menuntun kita memilih sosok yang akan menjadi role model dalam berbagai aspek kehidupan, dialah Rasulullah saw. Keteladanan kesempurnaan telah ada pada diri beliau. Patut untuk diikuti, dicontoh dalam seluruh aspek kehidupan. Baik dari sisi kekuatan mengimani Islam (akidah), ibadah, muamalah, merealisakan syariah hingga berpolitik mengelola pemerintahan.
Kekuatan akidah dan keyakinan kepada Islam terlihat ketika Rasulullah saw. pertama kali menerima wahyu dari Allah melalui perantaraan malaikat Jibril. Ketaatan yang sudah tertancap mendorong Rasul saw. segera merealisasikan perintah Allah untuk meyakinkan yang lain atas kebenaran iman yang sudah diterimanya. Menyeru manusia untuk beriman kepada Allah sekalipun secara alamiah akan menghadapi penentangan dari masyarakat jahiliah. Baginda Nabi saw. tak ragu ataupun surut walau selangkah pun. Kekuatan tekad tampak dalam kesungguhan nabi membina para sahabat dengan iman Islam. Jadilah mereka sebagai generasi pengukir sejarah yang namanya harum hingga sepanjang masa.
Dalam perkara ibadah, tak diragukan paling keras mujahadahnya. Sekalipun beliau adalah sosok yang maksum dan telah dijamin akan masuk surga. Namun, ibadah tetap menjadi amalan utama Rasulullah sebagai hamba yang senantiasa bersyukur. Di samping pribadinya yang sangat sempurna dengan kemuliaan akhlak. Aisyah ra. berkata, "Rasulullah adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Tidak pernah berlaku keji. Tidak mengucapkan kata-kata kotor. Tidak berbuat gaduh di pasar. Tidak pernah membalas dengan kejelekan yang serupa. Akan tetapi, beliau pemaaf dan pengampun." (HR Ahmad).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengutus Rasulullah bukan hanya dalam perkara akidah, ibadah, dan akhlak semata, namun Rasul saw. datang untuk membawa risalah sempurna dalam aturan setiap urusan kehidupan. Aturan yang wajib ditaati oleh manusia karena berasal dari Al-Khalik Sang Pencipta Alam Semesta. Sebab Islam tidak membiarkan manusia bebas membuat aturan kehidupan seperti pemikiran sekularisme dan liberalisme.
Perkara muamalah, sejak Islam diturunkan dengan syariat yang mengatur berbagai transaksi muamalah, Rasulullah telah mencontohkan dengan begitu sempurna. Bagaimana aturan jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, hukum-hukum seputar ijarah (upah) dan praktik-praktik muamalah lainnya.
Begitupun dalam penerapan syariat, Rasulullah sangat konsisten. Sebagai kepala negara di Madinah, keberhasilan merealisasikan Islam secara kaffah bahkan menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Dakwah Islam dan jihad adalah misi agung yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw.
Kepemimpinan Rasulullah saw. diteladani oleh generasi setelahnya. Menjadi kepala negara yang mampu mengatur berbagai aspek politik negara baik secara penerapan hukum ataupun dalam menata berbagai urusan administratif kenegaraan. Keteladanan ini telah diwarisi oleh umat selama berabad-abad di masa kegemilangan Islam.
Tatkala masa berganti, neraca kekuatan Islam melemah hingga masa kemunduran seperti yang kita saksikan hari ini. Hilangnya totalitas keteladanan pada nabi menjadikan umat ini bercerai-berai dalam sekat nasionalisme batas-batas negara. Padahal, keteladanan yang dituntut adalah secara totalitas bukan parsial.
وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ
"…Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya." (TQS. Al- Hasyr: 7)
Kecintaan umat pada Rasulullah selalu tampak di saat momentum perayaan maulid nabi, 12 Rabiul Awal. Ceramah dan tausiyah berisi tentang pesan-pesan keteladanan. Hendaklah menjadi evaluasi dan muhasabah bersama, bertekad meneladani secara sempurna. Bahkan, aspek keteladanan yang sangat penting untuk diimplementasikan saat ini adalah kepempinan Rasulullah. Bagaimana Rasulullah telah mencontohkan praktik menjalankan roda pemerintahan dengan menerapkan Islam. Merealisasikan hukum-hukum syariat di setiap sendi kehidupan. Menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Dakwah dalam rangka membebaskan manusia dari paham jahiliah menuju cahaya Islam.
Implementasi keteladanan ini akan mampu mengubah tatanan kehidupan yang tengah rusak akan kembali menuju ketenteraman dan keberkahan. Sebab, implementasi Islam akan mampu menyelesaikan berbagai problem kehidupan yang dihadapi. Baik yang berhubungan dengan individu, masyarakat dan negara. Keyakinan pada Rasulullah sebagai teladan butuh implementasi nyata. Sebagai pemimpin negara, Rasulullah wajib untuk ditaati, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
"Tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk ditaati dengan izin Allah." (TQS an-Nisa [4]: 64)
Umat sangat membutuhkan kepemimpinan seperti yang telah dicontohkan Rasulullah. Pemimpin yang diikuti, ditaati dalam memutuskan berbagai perkara dengan hukum syariat.
Untuk itu, butuh kesungguhan kembali merealisasikan berbagai aturan syariat yang telah ditinggalkan. Umat Islam pasti mampu mengimplementasikan keteladanan total kepada Rasul saw. dengan kembali mengambil Islam secara total.[]