"Profesor A Hadi Arifin menyebutkan bahwa telah datang utusan dari Kairo (Kekhilafahan Abbasiyah di Mesir) yaitu Laksamana Laut Nazimudin Al-Kamil ke Aceh dan mengangkat Meurah Silu sebagai Raja Pasai dengan gelar Sultan Malik As-Shaleh"
Oleh. Anita S, S.Pd.
(Penulis dan Mompreneur)
NarasiPost.Com-10 Februari 1258¹, Hulagu menyerbu Baghdad. Tentara Mongol membakar gedung-gedung, rumah sakit, masjid, dan bangunan apa pun yang mereka jumpai. Bahkan, dengan pongah mereka membakar Bait al-Hikmah, perpustakaan terbesar yang menyimpan berbagai manuskrip, surat-surat berharga, dan berbagai macam kitab yang ditulis oleh para ulama dan ilmuwan dari masa ke masa. Mereka melemparnya ke sungai Tigris sehingga warna air sungai itu berubah menjadi hitam disebabkan oleh tinta-tinta dari buku-buku itu.
Khalifah Al-Musta’shim Billah dan keluarganya juga dibunuh oleh pasukan yang kejam dan bengis itu. Beberapa anggota keluarga ada yang melarikan diri ke barat (di wilayah Mesir) dan ke timur (di wilayah Kerajaan Pase/Nusantara). Sejak saat itu, praktis kekhilafahan bani Abbsiyah berakhir.
Kekalahan Baghdad atas tentara Mongol ini membuat kaum muslim yang ada di wilayah lain menjadi lemah dan terpecah belah dan mudah sekali dicaplok oleh negara-negara besar saat itu. Di sisi penguasaan oleh Pasukan Mongol ini menimbulkan gejolak di beberapa tempat seperti Kesultanan Ayyubiyah di Mesir untuk menyatukan kembali kaum muslim di bawah satu kepemimpinan.
Syaifudin Qutuz, pemimpin Dinasti Mamluk ‘Ayyubiyah’ di Mesir yang berhasil menghimpun kekuatan kaum muslim dari berbagai wilayah dan berbagai level masyarakat mulai dari kaum budak, bangsawan, panglima perang, hingga pemimpin bangsa seperti Berke Khan yaitu Klan Monggol yang telah memeluk Islam atau Sultan Nasr Yusuf untuk menghadapi Tentara Mongol di bawah kepemimpinan Jendral Kitbuqa Noyan. Sultan yang berdarah Turki itu bersama tentara gabungan berhasil mengalahkan pasukan Mongol di lembah Ain Jalut. Bahkan, Kitbuqa Noyan pun tewas di lembah itu pada bulan Sepetember 1260
Kemenangan tentara gabungan yang dipimpin oleh Panglima Ruknuddin Baybars ini sangat penting bagi umat Islam pada saat itu. Kemenangan ini mematahkan mitos tentang tentara Mongol yang tak terkalahkan sekaligus embrio bagi bangkitnya umat Islam kembali.
Empat puluh hari pasca Perang Ain Jalut, Sultan Muzaffar Syaifudin Al-Qutuz mengembuskan nafas terakhir karena sakit. Sepeninggal beliau, Panglima Ruknuddin Baybars diangkat sebagai penguasa Dinasti Mamluk. Di masanya, wilayah kaum muslim terus meluas hingga ke wilayah Armenia. Para penguasa-penguasa kaum muslim yang lain tunduk dan berbaiat kepadanya. Hanya saja selanjutnya, beliau membaiat keturunan bani Abbas yang berhasil meloloskan diri dari serangan pasukan Mongol sebagai khalifah dengan gelar Al-Mustansir Billah. Dengan demikian, umat Islam saat itu kembali memiliki khalifah dengan pusat di Kairo, Mesir.
Di dalam catatan Unimalnews, Profesor A Hadi Arifin menyebutkan bahwa telah datang utusan dari Kairo (Kekhilafahan Abbasiyah di Mesir) yaitu Laksamana Laut Nazimudin Al-Kamil ke Aceh dan mengangkat Meurah Silu sebagai Raja Pasai dengan gelar Sultan Malik As-Shaleh³. Kerajaan Samudra Pasai sendiri sebenarnya merupakan gabungan dari dua wilayah kesultanan yaitu Pase dan Peureulak (4) yang merupakan negeri umat Islam yang berdiri sejak tahun 820 Masehi.
Salah satu sumber sejarah menyebutkan bahwa sebagaimana pada umumnya struktur pemerintahan negeri-negeri Islam, Kesultanan Samudra Pasai memiliki pemimpin yang bergelar Sultan, mahkamah agung yang disebut dengan qadli, dan syahbandar yang mengepalai dan mengawasi perdagangan di pelabuhan-pelabuhan yang ada di bawah kekuasaan Kesultanan Samudra Pasai. Dalam bidang ekonomi, negara ini menggunakan mata uang khas negeri muslim yang berada di bawah kepemimpinan Daulah Islam di Timur Tengah yaitu deureuham (dirham). Mata uang ini dicetak mengikuti cetakan Timur Tengah masa pemerintahan Sultan Malik At-Tahir tepatnya tahun 1297 (5).
Dalam perkembangan selanjutnya, Kesultanan Samudra Pasai ini memiliki peranan yang cukup penting dalam penyebaran Islam di wilayah Sumatra, Jawa, dan Nusantara pada umumnya.
Ketika kekhilafahan Islam di Timur Tengah jatuh di tangan bani Turki Usmani, salah satu utusan khalifah yaitu Maulana Ishaq mendarat di bumi Kesultanan Samudra Pasai. Selanjutnya, beliau menikah dengan putri dari kerajaan Blambangan yaitu Dewi Sekardadu dan lahirlah Maulana Ainul Yaqin atau Sunan Giri yang mendakwahkan Islam di tanah Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua.
Wallahu a’lam bishawab.
Catatan kaki:
- http://www.medievalists.net/2013/08how-to-invade-iraq-the-mongol-way/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Saifuddin_al-Qutuz#:~:text=Qutuz ditunjuk sebagai gubernur Mesir,digantikan anaknya Al-Mansur Ali.&text=Adapun Qutuz, ia meninggal sekitar,Ain Jalut karena sakit, Baibars.
- https:://news.unimal.ac.id/index/single/1386/sivitas-akademica-unimal-ziyarah-ke makam-sultan-malikushaleh.
- https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/kerajaan-samudera-pasai
- https://voi.id/memori/29606/uang-mulia-dirham-alat-tukar-kerajaan-islam-investasi-kekinian[]