Menggenggam Akhirat, tanpa Melupakan Dunia

Khawatirlah bila generasi kita sampai tenggelam dalam keindahan juga kenikmatan lautan dunia. Karena bilamana diri sudah tenggelam dalam lautan dunia, akan sulit untuk kita kembali ke permukaan. Memang dunia diciptakan indah bagi orang-orang yang menganggap dunia ini adalah segalanya.


Oleh: Alvi Rusyda (Member Revowriter Padang)

NarasiPost.com -- Prestasi berasal dari bahasa Belanda, yang berarti hasil bisnis. Prestasi yang diperoleh dari upaya yang telah dilakukan. Memahami pencapaian tersebut, rasa prestasi diri adalah hasil dari bisnis seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan dalam menghadapi semua aspek situasi kehidupan. Jadi, untuk meraih prestasi butuh usaha, dan kerja keras, dan mencari rida Allah.

Prestasi Dunia Salah Kaprah

Kita boleh saja berprestasi untuk dunia, tapi kita harus ingat akhirat. Sayangnya fakta hari ini, orang berlomba-lomba mengejar dunia, apalagi sistem sekuler yang menuntut.

Ada yang mati-matian bekerja demi prestasi di hadapan manusia. Mereka bebas berbuat, tanpa peduli halal dan haram. Orang berprestasi dianggap sukses sebatas dalam kacamata manusia.

Misalnya, mereka bangga jadi selebgram atau Youtuber demi berburu followers, padahal kontennya tidak begitu berkualitas. Ada mereka bangga menjadi pelaku LGBT demi materi yang semu, dan masih banyak lagi fakta lain yang merusak moral bangsa.

Bahkan banyak orang yang berpendidikan tinggi, tapi untuk unjuk ketenaran, jabatan dan materi. Yang kaya makin kaya, miskin terus menderita. Mereka lupa bahwa dunia hanya tempat singgah. Tidak penting apakah perbuatan mereka melanggar aturan Allah. Demi manfaat dunia, akidah rela tergadaikan. Na'udzubillah

Apalagi negara abai, tak mau tahu dengan rakyatnya. Bahkan Memfasilitasi maksiat. Bahkan di lingkungan kita masih ada orang yang sibuk dengan dunia, lupa akan meninggal dunia.

Hakikat Prestasi

Di era abad ke-20 an ini, banyak orang tua yang mengidam-idamkan supaya anaknya nanti jadi apa yang sesuai keinginannya. Dalam masa tumbuh kembang generasi emas ini, banyak jalur pendidikan beasiswa maupun pekerjaan yang bagus ditempuh melalui prestasi yang tinggi. Hal itulah tak sedikit orang tua yang memprioritaskan anaknya berprestasi dunia daripada prestasi akhiratnya.

Mengutip sepenggal kata-kata bijak karya penyair terkemuka asal Lebanon Amerika Kahlil Gibran yang menyebutkan bahwa arti penting manusia bukan terletak apa yang dia peroleh, melainkan apa yang sangat ia rindukan untuk diraih. Sesuatu yang diperoleh dari sekumpulan proses usaha untuk mendapatkannya, akan terasa lebih indah dibandingkan kita memperoleh sesuatu dari sekadar membalikkan tangan.

Oleh karena itu setiap umat manusia dalam melakukan apapun yang berhubungan dengan meraih apapun di dunia, diniatkan mencari ilmu semata-mata karena Allah.

Dalam hadits riwayat Turmudzi disebutkan, ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”(HR. Turmudzi).

Ilmu bagaikan bekal untuk meraih prestasi dunia maupun akhirat. Artinya dalam proses perjalanan panjang itu semua harus dibarengi dengan ilmu. Dan dengan ilmu juga yang semula mengejar urusan dunia dapat dijadikan amal baik di akhirat nanti.

Juga dijelaskan dalam hadits lainnya, ”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga” (HR. Turmudzi).

Ketika seorang Muslim mengejar pahala demi kebahagiaan di akhirat, maka akan ditambah nikmat dunianya oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah, “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagia pun di dunia.” (QS. Asy-Syura: 20).

Firman Allah SWT tersebut menegaskan bahwa kehidupan akhirat lebih penting dan lebih banyak manfaatnya bagi seorang Muslim jika ingin mengejarnya. Semua orang sudah mengetahui bahwa hidup di dunia hanya sebentar dan hidup yang abadi itu di akhirat kelak.

Hidup merdeka di akhirat kelak, sangat ditentukan oleh kualitas hidup kita di dunia. Kualitas baik atau buruknya kita menjalani hidup di dunia, menentukan sukses atau gagalnya kita hidup di akhirat. Ibarat menabung di usia muda, maka akan menentukan kehidupan kita di masa tua.

Lantas apa yang dilakukan oleh setiap orang mukmin untuk mengisi hidup? Apakah mencari kebahagiaan dunia dengan meraih prestasi dunia semaksimal mungkin? Ataukah mencari kebahagian akhirat dengan cara melupakan prestasi di dunia? Sejatinya hidup itu pilihan, setiap mukmin akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat akan pilihan hidupnya.

Dalam menyikapi itu semua setiap orang mukmin pasti ingin anaknya sukses di dunia maupun akhirat. Sudah sepantasnya orang tua memberikan porsi lebih banyak untuk urusan akhirat. Akan tetapi tidak juga menghilangkan urusan dunia dengan cara meluruskan niat hanya mencari rida Allah SWT, insyallah akan menjadi berkah termasuk apabila kita mendapatkan prestasi dunia.

Segala sesuatunya membuat generasi tersadar bahwa itu semua dapat diraih tak semata karena dirinya, namun ada bantuan dan izin dari Allah SWT. Dengan sebab itu kita dapat meraih prestasi dunia tanpa menghilangkan pahala dari sebagian prestasi akhirat.

Orang yang berprestasi dalam Islam karena dorongan akidah dan ketaatannya kepada Allah dan Rasul-nya. Ia memanfaatkan potensi yang diberikan Allah kepadanya untuk memberi manfaat kepada orang lain. Popularitas dan ketenaran hanya bonus, yang memberikan manfaat bagi umat.

Hadits Nabi Muhammad Saw, "Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." Mari kita jadikan prestasi diri kita, sebagai wasilah yang akan mengantarkan kita ke surga kelak.

Tips berprestasi dunia akhirat, antara lain:

  • Memahami hakikat hidup hakiki (Qs Adz-Zariyat ayat 56)
  • Mempelajari Islam kaffah secara mendalam dan ilmu sains dan teknologi
  • Mengamalkan ilmunya untuk kemaslahatan umat
  • Terus memperbaiki diri dan taqarrub kepada Allah, serta menjadikan Syara' sebgai pedoman hidup

Prestasi Ilmuan Muslim untuk Umat

Para ilmuwan Muslim pada zamannya berhasil menciptakan berbagai macam ilmu pengetahuan yang memiliki pengaruh besar bagi dunia. Banyak sekali penemuan-penemuan ini dijadikan sumber dan kurikulum bagi perkembangan ilmu pengetahuan di seluruh dunia.

Mereka berprestasi karena dorongan keimanan kepada Allah, dan sumbangsih untuk umat. Pada masa kejayaan Islam, masjid dijadikan tempat-tempat untuk mengkaji berbagai macam ilmu pengetahuan yang sesuai dengan ajaran agama Islam, maka tidak heran apabila masa itu berhasil melahirkan ilmuwan Muslim yang luar biasa, di antaranya:

  • Muhammad Al-fatih, seorang pemuda taat yang mampu menaklukkan kota Konstantinopel
  • Maryam Asturlabi, penemu calon GPS
  • Ibnu Firnas, penemu cikal bakal pesawat hari ini
  • Fatimah al-Fihri, pendiri universitas pertama
  • Ibnu Sina, pakar kedokteran dunia

Sebuah Renungan

Barang Siapa yang kejar akhirat, maka dunia akan mendatanginya dalam keadaan terhina. Sudah tabiat manusia tak pernah puas dengan apa yang saat ini dimilikinya. Selalu saja, ingin memiliki yang lebih dari sekadar yang dimilikinya saat ini. Ya, dunia memang akan terus menggoda siapa saja yang berada di dalamnya. Dunia menawarkan sejuta kenikmatan, yang dapat membuat manusia tergiur akan kelezatannya. Begitulah tipu daya dunia yang fana ini.

Pahamilah bahwa dunia ini tak ubahnya seperti air laut, semakin diminum maka akan semakin bertambah hauslah kita. Semakin kita berhasrat untuk mengejar dunia, maka akan semakin terlena pula kita dibuatnya. 

Khawatirlah bila generasi kita sampai tenggelam dalam keindahan juga kenikmatan lautan dunia. Karena bilamana diri sudah tenggelam dalam lautan dunia, akan sulit untuk kita kembali ke permukaan. Memang dunia diciptakan indah bagi orang-orang yang menganggap dunia ini adalah segalanya. Semoga kita dan generasi kaum Muslimin menjadi hamba yang berprestasi dunia Dan akhirat. Aamiin.[]

Picture Source by Pinterest

Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected].

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Previous
Kapitalisme Demokrasi dan Syahwat Kekuasaan di Tengah Pandemi
Next
Menyemai Polemik Omnibus Law
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram