Zuhud dalam Kehidupan Modern

Zuhud dalam Kehidupan Modern-2

Seorang muslim yang zuhud melihat harta hanya sebagai sarana, bukan tujuan. Sikap zuhud mengajarkan bahwa harta seharusnya digunakan untuk memperbanyak amal kebaikan

Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Di era modern, manusia sering kali dihadapkan pada gaya hidup yang materialistis. Keberhasilan sering kali diukur dari harta, jabatan, atau popularitas, sehingga banyak orang terjebak dalam siklus konsumtif yang tak ada habisnya. Namun, di tengah hiruk-pikuk ini, mencoba bersikap zuhud sering dianggap aneh, tetapi akan menjadi relevan sebagai jalan untuk menemukan ketenangan dan kebahagiaan sejati.

Kehidupan modern mendorong banyak orang untuk selalu menginginkan lebih. Semisal, gaji yang lebih tinggi, barang-barang baru, dan gaya hidup mewah. Sementara itu, sikap zuhud mengajarkan untuk mengelola keinginan, bukan menghilangkannya, melainkan menyeimbangkan antara kebutuhan dan keinginan. Dengan hidup sederhana, kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang bermakna, seperti hubungan dengan keluarga, teman, dan tentu saja kedekatan dengan Allah Swt.

Meskipun kenyataan hidup yang serba modern sering kali memaksa kita untuk bekerja tanpa henti demi memenuhi kebutuhan materi. Bersikap zuhud dapat membantu seseorang untuk bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan ibadah, antara mencari nafkah dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam konteks ini, bekerja tetap penting, tetapi bukan tujuan utama. Zuhud mengingatkan bahwa semua yang kita lakukan di dunia seharusnya menjadi sarana untuk mencari rida Allah dan bekal di akhirat.

Tidak dapat dimungkiri memang teknologi modern memudahkan hidup kita, tetapi juga membuat kita lebih tergantung pada hal-hal yang instan dan serba cepat. Zuhud dalam kehidupan modern berarti mengambil jeda dari ketergantungan pada teknologi, menikmati momen tanpa gangguan gadget, dan meminimalisasi gaya hidup konsumtif. Zuhud mendorong kita untuk menggunakan teknologi dan sumber daya dunia dengan bijaksana tanpa berlebihan.

Zuhud tidak berarti menolak kekayaan atau harta duniawi, tetapi bagaimana kita menggunakan kekayaan tersebut dengan sebaik mungkin. Seorang yang zuhud memahami bahwa harta hanyalah titipan. Karenanya, ia akan lebih mudah berbagi dengan orang lain dan memanfaatkannya untuk kebaikan. Selain itu, sikap zuhud juga mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas apa yang dimiliki, tanpa terus-menerus merasa kurang.

Menjaga Ketenteraman Hati

Di tengah kesibukan dunia, banyak orang merasa cemas dan stres. Dengan adanya sikap zuhud mengajarkan bahwa ketenangan hati tidak datang dari pencapaian materi, melainkan dari hubungan yang erat dengan Allah Swt. dan kepuasan batin. Dengan mengurangi ketergantungan pada duniawi, seseorang bisa mencapai ketenteraman hati yang hakiki.

Meskipun zuhud memiliki banyak manfaat, penerapannya di zaman modern tentu tidak mudah. Dunia modern penuh dengan tantangan yang dapat menjauhkan seseorang dari sifat zuhud. Misalnya saja, kehidupan modern sering kali diwarnai dengan tekanan untuk mengikuti standar-standar kesuksesan duniawi. Mereka yang memilih gaya hidup zuhud mungkin dianggap tidak ambisius atau bahkan tertinggal.

Gaya hidup konsumtif yang kian marak di masyarakat membuat seseorang sulit menahan diri dari keinginan untuk terus-menerus memiliki hal-hal baru. Iklan, media sosial, dan tren konsumsi mendorong kita untuk selalu membeli, memiliki, dan menunjukkan status.

Apalagi di tengah kehidupan modern bergerak cepat, sehingga terkadang sulit bagi seseorang untuk mengambil waktu hening dan merenungkan hidupnya. Kesibukan yang terus-menerus membuat banyak orang terjebak dalam rutinitas tanpa sempat mencari makna yang lebih dalam.

Makna Zuhud Sebenarnya

Zuhud adalah salah satu konsep penting dalam ajaran Islam yang sering kali disalahpahami sebagai penolakan total terhadap harta atau kekayaan. Secara harfiah, zuhud berasal dari kata Arab yang berarti “meninggalkan” atau “menjauhkan diri” dari hal-hal yang tidak berharga di mata Allah. Namun, dalam syariat Islam, zuhud bukan berarti meninggalkan dunia atau kekayaan sepenuhnya, melainkan lebih kepada sikap hati yang tidak terikat pada hal-hal duniawi serta menggunakan harta dan sumber daya dengan cara yang sesuai dengan perintah Allah.

Dalam pandangan Islam, harta bukanlah sesuatu yang dilarang atau dicela selama penggunaannya sesuai dengan syariat. Kekayaan yang diperoleh dengan cara halal dan digunakan dalam kebaikan justru dianjurkan. Maka, pemahaman zuhud yang benar adalah tidak menggunakan harta pada perkara yang haram dan tidak menjadikan kekayaan sebagai tujuan utama hidup.

Seorang yang zuhud tetap boleh memiliki harta, tetapi hatinya tidak terikat pada harta tersebut. Harta hanyalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih mulia, yakni rida Allah dan kehidupan akhirat. Dalam hal ini, Rasulullah saw. adalah contoh terbaik dalam menjalani kehidupan zuhud. Meskipun beliau memiliki akses kepada kekayaan karena posisinya sebagai pemimpin umat dan kepala negara di dalam Daulah Islam, beliau memilih untuk hidup sederhana, bahkan pernah suatu hari mengganjal perutnya karena menahan rasa lapar. Beliau juga pernah berutang untuk mendapatkan gandum sebagai bahan pokok pangan dengan menggadaikan baju besi yang biasa dipakainya saat berperang.

Oleh karena itu, syariat Islam mengakui harta sebagai bagian penting dalam kehidupan manusia, tetapi terdapat aturan yang jelas tentang bagaimana harta tersebut seharusnya didapatkan dan digunakan. Hal ini terkait dengan konsep zuhud yang menekankan penghindaran dari segala bentuk penggunaan harta yang dilarang oleh Allah.

Misalnya saja, seorang muslim yang zuhud akan selalu berhati-hati dalam mencari nafkah. Ia memastikan bahwa sumber penghasilannya berasal dari cara yang halal, sesuai dengan syariat Islam. Menghindari riba, penipuan, judi, atau bentuk transaksi yang diharamkan oleh Allah adalah bagian dari zuhud yang benar.

Setelah memastikan bahwa harta diperoleh dari cara yang halal, zuhud mengajarkan bahwa penggunaannya juga harus diarahkan kepada hal-hal yang baik. Islam melarang penggunaan harta untuk kemaksiatan atau hal-hal yang tidak bermanfaat. Misalnya, harta tidak boleh digunakan untuk berjudi, membeli minuman keras, atau hal-hal lain yang dilarang oleh agama. Harta yang digunakan dalam kemaksiatan bukan hanya akan menghilangkan keberkahan, tetapi juga bisa mendatangkan murka Allah.

Baca: mengembalikan-zuhud-yang-tercerabut

Harta Sekadar Titipan

Seorang muslim yang zuhud melihat harta hanya sebagai sarana, bukan tujuan. Sikap zuhud mengajarkan bahwa harta seharusnya digunakan untuk memperbanyak amal kebaikan, seperti membantu fakir miskin, berinfak, membangun sarana-sarana kebaikan, dan menolong sesama. Harta yang digunakan untuk kepentingan agama dan kemanusiaan akan menjadi amal jariah yang pahalanya terus mengalir hingga akhirat.

Islam sangat mengecam sifat sombong dan pemborosan. Seorang yang zuhud akan selalu rendah hati, meskipun dianugerahi kekayaan yang melimpah. Ia akan menggunakan hartanya dengan bijaksana, tanpa pamer atau hidup berlebihan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Isra: 37, sebagian maknanya berupa perintah yang bersifat larangan, yaitu:

” Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong.”

Pemborosan atau menghabiskan harta untuk hal-hal yang tidak bermanfaat juga dilarang. Allah berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 27,

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Zuhud tidak berarti hidup miskin atau menolak kemajuan materi. Justru, Islam mendorong umatnya untuk bekerja keras dan memakmurkan bumi, selama hal itu dilakukan dalam koridor syariat. Kehidupan dunia bukan untuk ditinggalkan, tetapi dikelola dengan bijak, dan kekayaan duniawi harus digunakan untuk memperbanyak amal kebaikan.

Rasulullah saw. bersabda,

"Bukanlah kekayaan itu banyaknya harta benda, tetapi kekayaan adalah hati yang selalu merasa cukup." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menekankan bahwa kekayaan yang hakiki adalah kepuasan hati dan merasa cukup dengan apa yang Allah berikan, bukan pada seberapa banyak harta yang dimiliki.

Dengan demikian, pemahaman zuhud yang benar dalam Islam bukan berarti meninggalkan dunia atau menolak kekayaan, tetapi menggunakan harta dengan cara yang halal dan tidak terikat padanya. Seorang muslim yang zuhud tetap boleh mencari kekayaan, tetapi ia menjaga dirinya dari ketergantungan pada materi dan menggunakan hartanya untuk tujuan yang lebih mulia, yakni meraih rida Allah. Zuhud mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, serta mengingatkan bahwa segala sesuatu di dunia ini hanyalah sementara, dan harta yang digunakan untuk hal-hal yang haram tidak akan memberikan kebahagiaan sejati.

Wallahu'alam bish Shawwab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Maman El Hakiem Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Menakar Keampuhan Gentle Parenting
Next
Ada Apa di Balik Utak-atik Anggaran Pendidikan?
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

5 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Yuli Sambas
Yuli Sambas
2 days ago

Harta seharusnya digunakan untuk amal kebaikan... Masya Allah

Novianti
Novianti
2 months ago

Zuhud akan mrmbuat hati tenang.

Maman El Hakiem
Maman El Hakiem
2 months ago

Zuhud pangkal hidup bahagia.

Maman El Hakiem
Maman El Hakiem
2 months ago

Zuhud menyadarkan kita bahwa kebahagiaan itu hanya ada pada saat Allah rida terhadap apa yang kita miliki.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
2 months ago

Dalam sistem kapitalis sekuler saat ini sifat Zuhud Nyaris susah ditemukan, apalagi diaplikasikan dalam setiap manusia.

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram