Hakikat Kezaliman

Hakikat Kezaliman

Begitu dahsyat ancaman Allah atas orang-orang yang berbuat zalim. Siapa pun yang sengaja melakukan kezaliman, serta orang yang membantunya, sesungguhnya murka Allah senantiasa atas mereka.

Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Islam adalah agama yang adil. Islam sangat menentang segala bentuk kezaliman. Oleh karena itu, dalam Islam keadilan dan kezaliman adalah dua hal yang sangat bertentangan. Keadilan adalah hal yang diperintahkan dan ditegakkan, sementara kezaliman adalah hal yang sangat dilarang oleh Islam.

Berasal dari bahasa Arab, zalim atau azh-zhulmu secara bahasa berarti meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Sementara secara istilah, zalim bermakna melakukan sesuatu di luar batas kebenaran, apakah itu kurang ataukah melebih batas. Seorang ulama tafsir abad pertengahan, Al-Asfahani berkata dalam Mufradat Al-Lafzhil Qur’an Al-Asfahani hal. 537 bahwa, zalim adalah menempatkan sesuatu bukan pada posisinya yang tepat, bisa karena kurang maupun karena adanya kelebihan, bisa juga karena tidak sesuai baik dari faktor waktunya maupun tempatnya.

Sedangkan menurut Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin di dalam syarah Riyadush Shalihin, 2/486, menjelaskan bahwa, zalim adalah an-naqsh atau bersikap kurang. Merujuk pada firman Allah dalam surah Al-Kahfi ayat 33, "Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya (cukup dan tidak kurang). Dan kebun itu 'lam tazhlim' (tidak kurang) buahnya sedikit pun‘." Maksudnya buahnya tidak kurang sedikit pun. Bisa jadi, bagi seorang hamba bersikap kurang itu berupa melakukan hal-hal yang tidak diperbolehkan, atau melalaikan dan meninggalkan apa yang diwajibkan untuknya. Untuk itu, zalim berporos pada dua hal ini, baik berupa melakukan kemungkaran atau meninggalkan kewajiban.

Larangan Berbuat Zalim

Kezaliman sangat dilarang oleh Allah karena merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Melakukan kezaliman, sama saja telah melakukan perbuatan tercela. Di dalam Al-Qur'an, kata zalim disebutkan sebanyak 289 kali, mengindikasi bahwa perbuatan zalim bukan hal yang sepele dan tidak boleh disepelekan. Bagi seorang muslim, kezaliman adalah tindakan yang harus diwaspadai, dijauhi, dicegah, dan dilarang. Kezaliman yang dilakukan pasti akan mendatangkan kemudaratan juga dosa. Dalam bahasa Indonesia sendiri, zalim mempunyai sinonim yang beragam, yang bisa dimaknai sebagai perbuatan bengis, keji, kejam, kasar, jahat, nakal, tercela, jahil, dan sebagainya. Dalam surah Hud ayat 18, Allah telah berfirman, “Ingatlah, laknat Allah ditimpakan atas mereka yang berbuat zalim”

Perbuatan zalim, apa pun bentuknya sangat dibenci agama. Dalam hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Allah berfirman, “Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku. Dan aku haramkan pula kalian berbuat zalim, maka janganlah kalian saling menzalimi!”

Dalam hadis sahih riwayat Imam Bukhari no. 2449 dan 6534, pun Rasulullah melarang umatnya berbuat zalim,"Barang siapa terdapat mazhlamah yaitu harta yang dirampas dengan zalim dari milik saudaranya pada dirinya, hendaklah ia meminta untuk menghalalkannya saat ini juga, karena pada hari kiamat tidak ada dinar juga dirham, sebelum amal salehnya diambil darinya dan diberikan kepada saudaranya yang dizalimi itu. Apabila ia tidak mempunyai amal saleh, maka dosa-dosa saudaranya itu akan diambil lalu dibebankan kepadanya."

Jenis-Jenis Perbuatan Zalim

Masih menurut Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin yang menjelaskan bahwa kezaliman ada dua jenis, yaitu kezaliman terkait dengan hak Allah, dan juga kezaliman yang terkait dengan hak seorang hamba.

Pertama, kezaliman terhadap hak Allah. Kezaliman yang terbesar terkait hak Allah adalah kesyirikan. Syirik adalah mempersembahkan ibadah kepada selain Allah. Rasulullah pernah bersabda dalam hadis riwayat Bukhari no. 4477, dan Muslim no. 86, tentang dosa yang paling besar adalah, "Engkau menjadikan sesuatu sebagai tandingan bagi Allah, padahal Allah yang menciptakanmu." 

Kezaliman apa lagi yang lebih besar dari menyekutukan Rabb yang telah menciptakan, memberi segala nikmat, serta keselamatan kepada kita selama ini? Bahkan Allah menegaskan dalam surah Luqman ayat 13, "Sesungguhnya perbuatan syirik merupakan kezaliman yang paling besar”

Imam As Sa’di di dalam kitabnya Taisir Karimirrahman menjelaskan ayat di atas bahwa, bahwa tidak ada yang lebih buruk dan lebih parah dari orang yang menyamakan makhluk yang terbuat dari tanah dengan Sang Pemilik dan Pencipta semua makhluk, menyandingkan makhluk yang tidak memiliki sesuatu pun dengan Zat yang memiliki segalanya, menyamakan makhluk yang fakir dan serba kurang dari segala aspeknya dengan Rabb yang sempurna dan Maha Kaya dari segala aspeknya, menyetarakan makhluk yang tidak dapat memberikan satu nikmat pun dengan Zat yang memberikan semua nikmat, baik dalam agama, dunia, serta akhiratnya. Padahal jiwa dan raga orang tersebut adalah milik Allah. Dan tidaklah keburukan terhindar darinya, melainkan atas kehendak Allah. Maka apakah ada yang lebih besar dari kezaliman ini?https://narasipost.com/syiar/06/2022/kezaliman-wajib-ditumbangkan/

Kedua, kezaliman terhadap hak hamba. Seorang muslim dengan muslim lainnya adalah saudara, bahkan dalam hadis Rasulullah dikatakan layaknya satu tubuh. Maka sudah sewajarnya sesama saudara tidak saling menzalimi. Dalam khotbah beliau pada haji wada', Rasulullah dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari no. 67, Muslim no. 1679,  mewasiatkan kepada umatnya terkait hak seorang hamba, "Sesungguhnya haram atas sesama kalian darah, harta, dan kehormatannya. Sebagaimana haramnya hari ini, bulan ini, serta di tanah kalian ini"

Seorang hamba yang beriman kepada Allah dia akan memegang teguh keadilan, dan ia tidak akan melakukan perbuatan aniaya. Ia sangat sadar, bahwa kezaliman itu akan menyelimuti hati orang yang melakukannya layaknya kegelapan malam, sebagaimana yang diterangkan oleh Rasulullah dalam hadis riwayat Mutafaq’Alaihi, “Hindarilah dan jauhilah dari berbuat zalim, karena sesungguhnya kezaliman itu adalah kegelapan kelak di hari kiamat.”

Para pemimpin yang menzalimi rakyatnya, para atasan yang menzalimi bawahannya, para tetangga yang menzalimi tetangganya, suami kepada istrinya atau sebaliknya, orang tua kepada anak, guru kepada murid, penjual yang zalim kepada pembelinya, seorang teman dengan temannya, dan masih banyak lagi. Manusia pun tanpa disadari juga bisa berbuat zalim kepada dirinya sendiri, baik sengaja atau tidak. Mengotori pikiran dan jiwanya sendiri dengan dosa adalah bentuk kezaliman kepada diri sendiri yang berakibat merugikan dirinya. Dengan melakukan semua perbuatan yang melanggar perintah dan larangan Allah, maka manusia telah tanpa sadar menzalimi diri sendiri. Seperti meninggalkan salat, tidak mau puasa Ramadan, menolak berzakat, malas menuntut ilmu, lari dari kewajiban dakwah, dan lain sebagainya.

Tak hanya para pelaku zalim semata, bahkan orang yang membantu dalam praktik kezaliman pun mendapat ancaman keras dari Allah. Dalam hadis riwayat Ibnu Majah Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bahu membahu dalam suatu permusuhan dan kezaliman, atau membantu perbuatan zalim, maka sesungguhnya dia senantiasa dalam murka Allah, hingga Dia berkehendak mencabutnya.”

Begitu dahsyat ancaman Allah atas orang-orang yang berbuat zalim. Siapa pun yang sengaja melakukan kezaliman, serta orang yang membantunya, sesungguhnya murka Allah senantiasa atas mereka. Bahkan sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ath-Thabrani, terkait tanda-tanda akhir zaman adalah akan banyaknya pembela dan pendukung penguasa dalam melakukan kezaliman. Tentunya saat ini telah terbukti, dengan banyaknya ulama yang dizalimi, dipersekusi dan dikriminalisasi.

Padahal kezaliman sesama manusia saja begitu besar ancaman Allah pada pelakunya, apalagi kezaliman yang dilakukan kepada ulama. Malik bin Dinar pernah berkata yang disebutkan dalam kitab Talbiis Ibliis hal.120 bahwa, “Cukuplah dapat disebut pengkhianat apabila seseorang menjadi kaki tangan para pengkhianat.” Begitulah jika seseorang menjadi bagian dari sistem dan dia membiarkan kezaliman terjadi,  dengan demikian dia telah menjadi bagian dari kezaliman itu.

Dalam kitab Shaidu al-Khathir hal. 435 dikisahkan bahwa suatu ketika, sipir penjara di mana Imam Ahmad dipenjarakan karena difitnah terkait pemakhlukan Al-Qur'an bertanya kepada beliau, “Apakah aku termasuk pendukung kezaliman?” Imam Ahmad menjawab “Tidak," “Akan tetapi kamu adalah bagian dari mereka yang berbuat zalim. Penolong kezaliman adalah mereka yang membantumu dalam melakukan suatu perkara.”

Begitu pula Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam Al-Majmu’ Al-Fataawaa (VII/64), “Sebagian ulama salaf yang telah berkata bahwa, penolong pelaku kezaliman adalah yang membantu dan mendukungnya meski sekedar menyiapkan tinta atau pena untuk menulis.

Akibat Perbuatan Zalim

Pertama, bagi pelaku kezaliman akan mendapatkan azab yang besar. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam surah Al-Furqan ayat 19 bahwa, “Siapa saja yang berbuat zalim, pasti akan ditimpakan kepadanya azab yang sangat besar.”

Kedua, Allah melaknat pelaku kezaliman dengan dijauhkannya dari rahmat dan karunia-Nya, baik selama di dunia maupun kelak di akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam surah Ghafir ayat 52 bahwa, "Yaitu hari ketika permintaan maaf tidak ada gunanya lagi bagi orang-orang zalim, sementara mereka memperoleh laknat dan tempat kembali yang amat buruk.”

Wallahu a'lam bishawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Sang Perisai Membangunkan Palestina dari Mimpi Buruk
Next
Investasi Bisnis dalam Islam
5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

10 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Maya Rohmah
Maya Rohmah
1 year ago

Ya Allah, aku berlindung dari berbuat zalim terhadap-Mu.

Saudaraku sesama muslim, saya mohon maaf jika ada darah, harta, dan kehormatanmu yang aku rampas.

(Eh, darah mah nggak kali ya, saya kan tidak membunuh orang).

Firda Umayah
Firda Umayah
1 year ago

Sungguh, perbuatan zalim sangat besar dampaknya. Karena dapat mengundang azab Allah dan menjauhkan rahmat-Nya. Jazakillah Khoiron katsiron atas tulisannya. Barakallahu fiik untuk penulis.

Siti komariah
Siti komariah
1 year ago

Bener banget mba. Tapi di kehidupan alam kapitalisme saat ini. Berbuat zalim seakan sudah biasa dilakukan. Bahkan para penguasa yang harusnya bertangungjawab untuk membimbing rakyat agar tidak berbuat zalim, justru menzalimi rakyat bahkan ajaran Islam. Semoga kita semua terhindar dari perbuatan zalim. Aamiin

Nining Sarimanah
Nining Sarimanah
1 year ago

Semoga kita terlindungi dari berbuat zalim dan dizalimi, aamiin.

Sartinah
Sartinah
1 year ago

Betu Mbak Aya. Sayangnya di kehidupan yang jauh dari Islam, seseorang sangat mudah berbuat zalim pada orang lain. Semoga kita terhindar dari perbuatan zalim. Barakallah ...

Wd Mila
Wd Mila
1 year ago

Barakallah Mba, bener banget, kaum muslim sering tidak sadar bahwa kezaliman yang paling berbahaya adalah mengabaikan hukum2 Allah Swt. Dan terjerumus pada kesyirikkan dengan membuat tandingan2 Allah Swt.

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
1 year ago

Semoga Allah hindarkan kita dari perbuatan zalim. Dan semoga Allah hindarkan kita pula dari kezaliman perbuatan orang lain.

Aya Ummu Najwa
Aya Ummu Najwa
Reply to  Isty Da'iyah
1 year ago

Aamiin

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram