Keberkahan Al-Qur'an

“Dan ini adalah Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al An’am : 155)

Oleh : Mak Ayu

NarasiPost.Com-Jika setiap orang ditanya, “Apakah ingin hidup penuh keberkahan?”
Pasti semua akan menjawab, “Iya!”

Hal ini karena makna keberkahan memiliki cakupan yang sangat luas, tidak hanya kondisi bahagia yang dapat dirasakan individu, tetapi juga meliputi orang banyak (masyarakat), tidak hanya pada muslim, tetapi juga nonmuslim, tidak hanya pada manusia, tetapi semua makluk hidup juga akan merasakannya.

Keberkahan adalah suasana yang benar-benar memberikan ketenangan dalam hidup dan terpenuhi semua kebutuhan hidupnya. Istilahnya, “Gemah ripah loh jinawi”, atau kehidupan yang aman, nyaman, dan serba berkecukupan, bahkan berlebihan, tidak kekurangan suatu apa pun. Masyaallah, siapa yang tidak merindukan keadaan yang digambarkan oleh para wali Allah di tanah Indonesia ini.

Al-Qur'an menjelaskan dalam firman Allah Swt,

“Sungguh bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Rabb) di kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan kiri. (Kepada mereka dikatakan): Makanlah dari rezeki yang dianugerahkan Tuhan kalian dan bersyukurlah kepada-Nya! (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun.” (QS. As Saba’ : 15)

Negeri Saba’ adalah gambaran negeri yang penuh keberkahan. Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Saba’ adalah negeri yang penuh kenikmatan dan kebahagian (yang meliputi) negerinya, kehidupannya, kelapangan rezekinya, ragam tanaman, dan buahnya, semua disediakan Allah agar penduduk negerinya bersyukur atas nikmat-Nya.

Itulah gambaran bentuk keberkahan Allah. Akan tetapi, jika dilihat dari kehidupan saat ini, keberkahan itu belum bisa dirasakan oleh sebagian besar masyarakat. Justru kesulitan hidup terus melilit di tengah masyarakat.

Biaya hidup serba mahal, dari kebutuhan pokok, tarif dasar listrik, air, pajak, dan masih dihimpit dengan tekanan ekonomi lainnya. Belum lagi sulitnya mencari kerja dan PHK di mana-mana. Keterpurukan makin jelas terlihat.

Mengapa bisa jauh dari gambaran keberkahan, sementara Indonesia adalah negeri agraris yang kaya akan ragam jenis makanan pokok dan tanaman? Juga sebutan negeri maritim, karena lautnya demikian luas, plus seluruh hayati lautan? Belum lagi kekayaan bumi Indonesia dari SDA (sumber daya alam). Indonesia sebagai negeri zamrud katulistiwa memiliki semua gambaran negeri yang penuh keberkahan.

Akan tetapi, faktanya kondisi kehidupannya tidak dalam kelebihan. Bahkan, negara terlilit utang hampir Rp5.000 trilyun, ekonomi kolaps, pendidikan makin tidak jelas kurikulumnya, dll. Miris, bukan?

Semua disebabkan karena aturan-aturan yang diterapkan bukanlah aturan yang merujuk pada Al-Qur'an, tetapi merujuk pada aturan buatan manusia yang memiliki sifat serba lemah dan terbatas.

Allah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat lemah (kembali) dan beruban.” (QS. Ar Rum : 54)

Keterbatasan dan kelemahan manusia ini ketika membuat aturan untuk kehidupan justru membawa pada kerusakan bahkan kehancuran kehidupan, hingga tidak ada keberkahan di dalamnya, padahal di tengah kekayaan yang melimpah.

Sistem kehidupan yang sempurna adalah sistem yang mengikuti aturan dari Sang Pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan. Dialah yang telah mengatur segala ciptaan-Nya, termasuk manusia dan kehidupan ini. Manusia wajib patuh dan taat kepada Allah. Aturan Allah itu sudah tertulis dalam Al-Qur'an. Manusia tinggal mengikutinya sebagai bentuk ketakwaan.

Allah Swt berfirman, “Dan ini adalah Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al An’am : 155)

Dalil ini menunjukkan ahwa Al-Qur'an diturunkan dengan penuh keberkahan. Diikuti frasa kalimat berikutnya, "ikutilah," adalah perintah untuk mengikuti Al-Qur'an, yaitu mengikuti isi kandungan yang ada dalam Al-Qur'an.

Artinya, keberkahan akan turun ketika mau mengikuti aturan Islam dalam kehidupan, baik untuk individu, masyarakat maupun negara. Lantas, apalagi yang ditunggu? Jika syarat keberkahan itu adalah mengikuti hukum syariat Allah, maka tunaikanlah dan ambillah sebagai aturan dalam kehidupan. Hal ini karena ketika mengikuti Al-Qur'an, tidak hanya keberkahan yang didapat, tetapi juga akan mendapat rahmat dari Allah Swt.

Jika ingin keberkahan segera terwujud, maka bersegeralah menjemput esok dengan mengikuti Al-Qur'an. Wallahu’alam bishawab[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Mak Ayu Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Menjaga Bara Cinta Tetap Membara
Next
Pedihnya Harga Cabai
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram