Faktor-faktor Kekuatan dalam Kesabaran Ketabahan dan Keteguhan Hati

"Pengorbanan Rasulullah saw. demi kemuliaan Islam dan kaum muslimin menuntun umat akhir zaman ini untuk bersabar menghadapi hantaman demi hantaman yang menghalau dakwah, tabah dan sabar atas setiap tekanan dan kezaliman penguasa."

Oleh: Miladiah al-Qibthiyah
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Di tengah maraknya berbagai kezaliman yang menimpa umat Muslim di dunia Islam, baik kafir Barat maupun umat Islam itu sendiri memandang bahwa umat Islam memiliki kesabaran, ketabahan, bahkan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai tekanan. Sebagai hamba Allah Swt. yang berakal, penuh rasa kasih dan sayang di antara sesama manusia, inilah yang membuat umat Islam senantiasa punya asa, harapan, serta semangat menjemput kemenangan yang telah dijanjikan Allah untuknya.

Ada beberapa faktor yang tidak bisa diabaikan oleh umat Islam dalam menguatkan kesabaran, ketabahan, dan keteguhan hati, di antaranya adalah:

Pertama, iman kepada Allah Swt. Perkara iman adalah sebab utama dalam menguatkan ketabahan dan keteguhan hati. Iman yang mantap dan kokoh diibaratkan sebuah gunung yang berdiri tegak tanpa bisa diusik oleh apa pun. Mereka yang memiliki iman yang kuat dan keyakinan yang mantap, akan memandang kesulitan dunia tak ubahnya riak-riak buih di atas aliran sedikit air yang akan menjebol tanggul yang kokoh. Dia memandang di balik kesulitan hadir hamparan kemudahan sebab manisnya iman dan keyakinannya terhadap kebesaran Allah. Allah Swt. berfirman dalam surah Ar-Ra'd ayat 17 yang artinya, "Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya. Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi."

Kedua, sosok pemimpin yang bisa menyatukan hati manusia. Nabi Muhammad saw. adalah seorang pemimpin dan komandan tertinggi bagi umat Islam, bagi seluruh umat manusia di dunia. Beliau memiliki akhlak mulia dan jiwa yang sempurna. Manusia paling terhormat yang mampu menawan hati dan membuat siapa saja yang memandang dan mendengar lisannya akan tertegun kepada beliau.

Suatu ketika ada tiga orang Quraisy, yakni Abu Jahal, Abu Sufyan, dan Al-Ahnas bin Syariq, mereka sembunyi-sembunyi mendengar ayat Al-Qur'an yang dibaca oleh Rasulullah saw. Salah seorang di antara mereka bertanya, "Apa pendapatmu tentang yang engkau dengar dari lisan Muhammad? Abu Jahal menjawab, "Demi Allah, aku sama sekali tidak akan beriman kepadanya dan membenarkan perkataannya." Abu Jahal pernah berkata, "Wahai Muhammad, kami tidak mendustakan dirimu, tetapi mendustakan apa yang engkau bawa."

Demikianlah keadaan musuh Rasulullah saw. yang tidak mampu menguasai diri karena pengaruh lisan beliau. Berbeda dengan para sahabat yang menempatkan beliau di dalam ruh dan jiwanya. Jiwa mereka justru semakin tertarik dan mencintai beliau tatkala semakin mendengarkan sabdanya. Bahkan, kecintaan sahabat kepada Nabi Muhammad saw. membuat mereka tidak peduli walau leher harus putus atau kaki terkena duri.

Ketiga, rasa tanggung jawab. Para sahabat menyadari seutuhnya tanggung jawab yang besar di pundak manusia, yang tidak mungkin diabaikan bagaimanapun keadaannya. Mereka menyadari akibat yang akan menimpa di kemudian hari manakala mengabaikan tanggung jawab mereka sebagai pelanjut estafet dakwah Rasulullah Muhammad saw. Amat besar kerugian yang mereka alami dan dialami manusia di sisi Allah Swt. jika menghindari dan mengabaikan tanggung jawab tersebut. Amanah dakwah adalah sebuah tanggung jawab yang luar biasa dipundak sahabat dan kaum muslimin. Rasa tanggung jawab inilah yang akhirnya Allah Swt. memberikan kemenangan demi kemenangan kepada kaum muslim dalam perang melawan musuh.

Keempat, iman kepada hari akhirat. Iman inilah yang menguatkan berbagai amanah dan tanggung jawab yang diemban. Kaum muslimin yakin bahwa mereka akan bangkit kembali menghadap Allah Rabbul'alamin. Setiap amalan mereka akan dihisab, baik kecil maupun besar. Mereka tentu akan menghabiskan waktu dan hidupnya di dunia hanya beribadah kepada Allah Swt. Mereka tahu bahwa dunia dengan segala tipu daya dan kenikmatan semunya tak akan mampu menyamai kehidupan akhirat, yakni surga. Pada akhirnya mereka mengabaikan segala penderitaan hidup dan kepahitannya di dunia sebab hati dan pikiran serta tanggung jawab mereka telah tertaut pada kehidupan yang kekal abadi. Sebab mereka tahu, kehidupan akhiratlah sebaik-baik tempat kembali.

Kelima, Al-Qur'an. Berbagai hujah dan bukti yang telah Allah cantumkan di dalam Al-Qur'an tentang inti dakwah. Al-Qur'an adalah wasilah menyampaikan kebenaran kepada umat manusia, memberi petunjuk kepada umat manusia, khususnya Muslim tentang Mahakuasa Allah, agar mereka menjadi manusia terbaik di dunia. Al-Qur'an telah menyeru umat Islam untuk memberikan kabar gembira tentang rahmat, keridaan Allah, serta surga yang penuh kenikmatan. Al-Qur'an ini pula yang menggetarkan musuh-mush Islam, kaum kafir, munafik, serta orang-orang yang berbuat zalim.

Keenam, kabar gembira tentang datangnya kemenangan. Inilah faktor terakhir yang menguatkan kesabaran, ketabahan, dan keteguhan hati umat Islam. Mereka yakin dengan pertolongan dan janji Allah yang akan memberikan kemenangan kepada kaum muslimin. Cepat atau lambat kemenangan Allah akan datang di hari esok. Faktor inilah yang akhirnya membuat para sahabat serta kaum muslimin yang tsiqah dalam dakwah memandang kesulitan dan berbagai tekanan tak ubahnya musim gugur yang akan berganti dengan musim semi.

Rasulullah saw. telah berhasil membawa Islam ke tengah-tengah umat menjadi petunjuk, informasi, sekaligus peringatan dan kabar gembira bagi mereka yang taat pada Allah dan Rasul-Nya. Islam berhasil mengeluarkan umat manusia dari kegelapan menuju cahaya. Pengorbanan Rasulullah saw. demi kemuliaan Islam dan kaum muslimin menuntun umat akhir zaman ini untuk bersabar menghadapi hantaman demi hantaman yang menghalau dakwah, tabah dan sabar atas setiap tekanan dan kezaliman penguasa. Mereka semakin berpegang teguh kepada kitabullan dan sunah Rasulullah saw. demi kemenangan yang akan diraih oleh umat Islam. Kemenangan itu tidak lain adalah kembalinya Khilafah kedua yang berjalan di atas manhaj kenabian. Wallahu a'lam bi ash-shawab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Tim Redaksi NarasiPost.Com
Miladiah al-Qibthiyah Tim Redaksi NarasiPost.Com
Previous
Sandaran Terbaik
Next
Rapor Merah Pemberantasan Korupsi Era Demokrasi, Pemberantas Malah Diberantas
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram