"Orang berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya diumpamakan oleh Rasulullah saw. bagaikan lilin yang memberikan penerangan pada sekitarnya, tetapi membakar dirinya sendiri. Sungguh merugi orang yang terkategori kelompok seperti ini."
Oleh: Nay Beiskara
( Tim Redaksi NarasiPost.Com )
NarasiPost.Com-Rasulullah saw. bersabda, "Siapa saja yang menuntut ilmu yang seharusnya untuk mencari rida Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga.” (HR. Imam Ibnu Majah, Abu Dawud dan Imam Ahmad)
Mencari ilmu merupakan aktivitas yang terpuji lagi mulia. Banyak sekali ayat-ayat yang memuji bagi mereka yang melakukan aktivitas ini. Begitu pun dengan hadis-hadis Rasulullah saw. yang menerangkan tentang kewajiban mencarinya, keutamaan para pencarinya, dan ganjaran yang diberikan Allah bagi hamba-Nya yang rela berlelah-lelah menuntut ilmu hanya untuk menggapai rida-Nya.
Di antara hadis-hadis yang menjelaskan anjuran mencari ilmu diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim (hadis tentang Allah Swt. yang akan memberikan kebaikan pada seseorang dengan pemahaman agama), Imam Ibnu Majah (hadis tentang kewajiban mencari ilmu bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan), Imam Ibnu Asakir (hadis tentang malaikat yang membentangkan sayap-sayapnya untuk para pencari ilmu dalam majelis-majelis ilmu) dan Imam Thabrani (hadis tentang jarak antara para Nabi dan para pencari ilmu melainkan hanya satu derajat kenabian).
Di dalam Kitab Ta'lim Muta'allim karya Syaikh Az Zarnuji dinyatakan ada ilmu yang disebut dengan "Ilmu Haal". Ilmu Haal ini merupakan ilmu yang dibutuhkan dan seketika itu diamalkan bagi orang-orang yang telah menjadi mukallaf untuk menjalani kehidupannya. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu agama. Menuntut ilmu agama menjadi kewajiban yang harus diprioritaskan dari mencari ilmu selainnya. Pasalnya, dengan mencari dan belajar ilmu agama, maka seseorang akan memahami apa yang harus dilakukannya sebagai hamba untuk meraih rida Rabbnya. Dengan ilmu itu, ia akan mampu mencegah dirinya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar ketentuan agama atau bermaksiat pada Allah Swt. Sebaliknya, dengan ilmu yang sama ia akan mampu menjalani segala perintah Allah yang telah diwajibkan baginya dan dicontohkan Rasulullah untuknya.
Ilmu yang seseorang cari kemudian ia mengajarkannya kembali pada orang lain, menjadi sedekahnya yang paling utama dibandingkan sedekah dengan harta. Karena bila kita mengajarkan ilmu, terutama ilmu agama pada orang lain, maka itu berarti kita sedang menanam suatu amal yang sifatnya muta'addi (ilmu yang dapat berkembang). Maksudnya adalah ilmu tersebut akan bermanfaat bagi banyak orang, bukan hanya bermanfaat untuk diri kita sendiri sebagai pemilik yang telah mengajarkan ilmunya.
Namun, selain terdapat keutamaan dan balasan surga bagi para penuntut ilmu, ada pula ancaman yang disematkan di pundak-pundak mereka. Hal ini berkaitan dengan niat yang diselipkan ketika menuntut ilmu. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Imam Ibnu Majah mengungkapkan bahwa para pencari ilmu yang niat mencari ilmu bukan karena Allah Swt., tetapi bertujuan untuk mendapatkan kenikmatan dunia, maka ia tidak akan mencium wewangi surga. Lebih dari itu, ia tidak akan dapat masuk dan melihat keindahan dan keelokan surga. Sungguh ini ancaman yang berat bagi para pencari ilmu.
Karena itu, siapa pun yang hendak menuntut ilmu, tetapi bertujuan selain mencari rida Allah, seperti untuk berbantahan-bantahan dengan ulama, mendapatkan pujian dan penghormatan dari manusia, menikmati harta dunia, dan menjual ayat-ayat Allah Swt. untuk meraih segenggam materi, maka Allah tidak akan pernah meridai ia memasuki surga-Nya. Sebaliknya, ia akan mendapatkan murka Allah dan jelas tempat kembalinya di kampung akhirat adalah ke neraka-Nya. Maka, para pencari ilmu harus membersihkan niatnya ini dari tujuan selain menggapai rida Allah Swt.
Bukan hanya niat yang menyimpang, ancaman lain juga ditujukan bagi para pencari ilmu bila mereka gemar menyembunyikan ilmu yang dimilikinya. Rasulullah saw. melalui lisannya yang mulia telah mewanti-wanti umatnya untuk tidak menyembunyikan atau tidak mau menjelaskan ilmu yang dipahami pada orang yang membutuhkan penjelasan (HR. Abu Dawud dan Imam Turmudzi). Orang yang seperti ini diancam akan dikekang atau diikat dengan tali yang berasal dari api neraka. Naudzubillah.
Sebagai muslim dan orang yang berilmu, sudah menjadi kewajibannya untuk menyampaikan kembali ilmu yang dititipkan kepadanya. Terlebih lagi, bila ada orang yang bertanya perihal agama. Karena bisa jadi penjelasannya akan memberikan secercah pemahaman pada orang tersebut sehingga mampu mencegahnya melakukan kesesatan dan kemaksiatan. Sebaliknya, bila ia diam dan tidak mau menerangkan apa yang ia pahami, maka dikhawatirkan orang yang bertanya tadi akan terjerumus ke dalam dosa. Ia akan tergelincir dalam kubangan maksiat tanpa memahami apa yang ia perbuat adalah kesalahan yang fatal. Karena itulah, Allah tidak menyukai orang yang sengaja menyembunyikan ilmunya dan kelak ia akan mendapatkan siksaan yang pedih.
Dalam kitab terjemahan At Taghiib wa Tarhiib, Hafizh Al Mundziri menuliskan bahwa Allah memberikan ancaman kepada para pencari ilmu selain karena niatnya yang salah dan menyembunyikan ilmunya. Yaitu, orang yang memiliki ilmu, tetapi tidak mau mengamalkan ilmunya di dalam kehidupan. Rasulullah saw. menyebutkan dalam sabdanya bahwa "orang seperti ini akan mendapat siksa yang lebih cepat dibandingkan para penyembah berhala." (HR. Thabrani)
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan orang yang berilmu telah memahami apa yang diperintahkan oleh Allah Swt. dan apa yang harus dijauhi. Tetapi, ia dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap aturan Allah Swt. Sedangkan para penyembah berhala, mereka tidak meyakini adanya Tuhan yang menciptakan sehingga mereka tersesat dan melakukan kemaksiatan. Mereka tidak melakukan itu dengan sengaja karena mereka memang belum tahu.
Orang berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya diumpamakan oleh Rasulullah saw. bagaikan lilin yang memberikan penerangan pada sekitarnya, tetapi membakar dirinya sendiri. Sungguh merugi orang yang terkategori kelompok seperti ini.
Maka dari itu, luruskan selalu niat kita kala berjuang mencari ilmu. Jangan sampai niat kita menyimpang dari niat awal kita di jalan ini. Berikanlah penjelasan dengan gamblang bila ada yang menanyakan sesuatu terkait perihal agama ini. Jangan sedikit pun kita coba sembunyikan karena kewajiban orang yang berilmu adalah menyampaikan apa yang ia pahami pada yang lain walaupun yang ia tahu hanyalah satu ayat. Selain itu, agama ini (Islam) mengajarkan bahwa ilmu itu lil amal. Artinya, setiap ilmu Islam yang didapat dan dipahami haruslah diterapkan oleh kita. Karena Islam adalah agama yang praktis. Semua hukum-hukum di dalamnya ada tata cara penerapannya. Semoga kita terhindar dari sikap para pencari ilmu yang mendapat ancaman dari Allah ini. Wallahu a'lam.[]
Photo : Pinterest