Saudaraku, bagaimana bisa kalian mengunjungi mereka yang nyata-nyata memerangi saudara muslimmu? Bahkan kalian tersenyum berfoto bersanding dengan mereka.
Oleh. Ummu Ainyssa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Saudaraku, Allah Swt. telah berfirman di dalam Al-Qur'an surah Al-Mumtahanah ayat 8, bahwa Allah Swt. tidaklah melarang orang-orang yang beriman untuk berbuat baik, tolong-menolong dan bantu-membantu dengan orang-orang kafir selama mereka (orang kafir itu) tidak memusuhi Islam dan kaum muslimin, tidak mengusir dari negeri-negeri mereka serta tidak mendukung atau membantu orang-orang yang hendak mengusir mereka.
Hal tersebut telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. yang mengizinkan Asma binti Abu Bakar untuk menerima hadiah dan bersilaturahmi kepada ibunya (Raaghibah) yang kala itu masih dalam keadaan kafir. Di dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa, Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Urwah, dari Fatimah binti Munzir, dari Asma binti Abu Bakar r.a. Asma menceritakan, bahwa ibunya datang, sedangkan dia (ibunya) masih dalam keadaan musyrik di masa terjadinya perjanjian perdamaian dengan orang-orang Quraisy. Maka Asma pun datang kepada Nabi saw. dan bertanya, “Wahai Rasulullah saw., sesungguhnya ibuku datang, dan dia rindu dengan diriku, bolehkah aku menyambung silaturahmi dengannya? Nabi saw. menjawab, ‘Na’am, bersilaturahmilah dengannya.’”
Begitu pun pada masa peradaban Islam, orang-orang kafir (kafir zimi) yang tunduk terhadap hukum Islam serta tidak memerangi kaum muslimin, mereka berada di bawah keamanan dan perlindungan negara Islam. Bahkan Rasulullah saw. menegaskan bahwa barang siapa menyakiti kafir zimi tanpa hak, sama dengan menyakiti Rasulullah. Dan barang siapa menyakiti Rasulullah, sama dengan menyakiti Allah. Begitulah hadis Rasulullah seperti yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani. Mereka pun diizinkan ikut berperang di barisan kaum muslimin serta mendapatkan ganimah.
Sebaliknya di dalam ayat selanjutnya surah Al-Mumtahanah ayat 9, Allah Swt. jelas melarang orang yang beriman untuk menjadikan orang kafir yang nyata-nyata memerangi serta mengusir kaum muslim sebagai teman mereka.
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu (orang beriman) menjadikan mereka sebagai temanmu, yaitu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang yang zalim.”
Bahkan pada akhir ayat tersebut Allah Swt. mengancam kaum muslimin yang menjadikan musuh-musuh mereka sebagai teman bertolong-tolongan dengan mereka sebagai orang yang zalim.
Sementara Rasulullah saw. telah memberikan teladan kepada para sahabat dan kita semua, tentang sikap beliau yang senantiasa bersikap tegas terhadap orang kafir yang memusuhi kaum muslimin. Rasulullah pernah bertindak tegas terhadap kaum Quraisy pada saat fathu Makkah.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bertanya kepada kaum Anshar, apakah mereka melihat orang Quraisy? Mereka pun menjawab, “Ya”, kemudian Rasulullah memerintahkan mereka untuk menunggu, dan jika mereka bertemu dengan orang Quraisy supaya menghabisi mereka. Abu Hurairah menambahkan, “Tidak seorang pun (dari kaum Quraisy) yang mendekati kaum Anshar pada hari itu kecuali mereka membunuhnya.”
Kisah terkenal tentang ketegasan Rasulullah juga terlihat pada perlakuan beliau terhadap Yahudi Bani Qainuqa yang telah melecehkan seorang muslimah di pasar dan juga menyebabkan seorang muslim yang hendak menolong muslimah tersebut terbunuh. Rasulullah pun menyiapkan pasukan untuk mengepung Bani Qainuqa. Beliau hanya memberi dua pilihan, mereka semua dibunuh atau terusir dari Madinah. Hingga akhirnya seluruh Bani Qainuqa pergi meninggalkan Madinah.
Ketegasan terhadap orang-orang kafir juga banyak ditunjukkan oleh para sahabat beliau, Umar bin Al-Khattab, Abu Bakar r.a., Hamzah, Ali bin Abi Thalib, Khalid bin Walid, Amr bin Ma'di Yakrab, dan yang lainnya yang banyak tertulis di dalam kitab-kitab sirah. Betapa tegasnya sahabat dalam memperlakukan musuh-musuh Islam, hingga terjadi banyak peperangan.
Hal ini menjelaskan perlunya ada batasan dalam memilah-milah antara sikap baik terhadap kafir yang tidak memusuhi dengan orang-orang kafir yang secara nyata memusuhi kaum muslimin. Sementara seruan Allah terhadap Rasulullah merupakan seruan terhadap umatnya, selama tidak ada dalil yang mengkhususkannya.
Dengan begitu seruan untuk bersikap tegas terhadap mereka yang memusuhi Islam dan kaum muslimin juga harus kita tampakkan kepada musuh-musuh Islam saat ini. Seperti halnya sikap terhadap zionis Israel dan para sekutunya. Puluhan tahun mereka secara terang-terangan menunjukkan permusuhan terhadap saudara kita di Palestina. Merampas tanah kaum muslim dengan paksa. Setiap hari kita saksikan berita bagaimana kejam dan sadisnya perlakuan para zionis terhadap saudara kita di sana. Hingga darah mengalir dari jutaan para syuhada membanjiri tanah mereka.
Saudaraku, sungguh tidak pantas bagi kita kaum muslim untuk berbuat baik terhadap mereka para pembunuh dan penjajah. Seharusnya sikap yang kita tunjukkan adalah kebencian dan permusuhan. Lantas, bagaimana bisa kita mendengar saudara muslim kita sekaligus tokoh dari kelompok muslim terbesar di negeri ini dengan santainya mengunjungi pemimpin Yahudi Israel yang jelas memerangi kaum muslim di Palestina?
Saudaraku, bagaimana bisa kalian mengunjungi mereka yang nyata-nyata memerangi saudara muslimmu? Bahkan kalian tersenyum berfoto bersanding dengan mereka.
Saudaraku, dada kami di sini saja terasa sesak melihat berita kunjungan kalian ke sana, lalu bagaimana dengan saudara kami di Palestina yang menyaksikan itu? Tidak cukupkah kita melihat penderitaan dan tangisan mereka setiap hari? Hingga mereka harus menangis lagi melihat kalian berfoto dengan pembunuh keluarga mereka.
Sungguh, kalian adalah tokoh yang terlihat berilmu. Namun, perbuatan kalian membuat kami sebagai muslim merasa malu. Bukan hanya malu di hadapan muslim Palestina, tetapi kami juga malu saat kelak mereka kaum muslim Palestina mengadukan hal ini kepada Rasulullah. Sementara kalian adalah bagian dari saudara kami yang tinggal satu negeri dengan kami. Saudaraku, sebagai seorang yang berilmu tidakkah kalian sadar bahwa mereka adalah musuhmu, bukan temanmu.
https://narasipost.com/surat-pembaca/11/2021/umat-butuh-majelis-ulama/
Jika memang alasan kalian berkunjung ke sana untuk menjadi pahlawan penyelamat, ingin mencari sebuah solusi, bukankah kita saksikan selama puluhan tahun negeri-negeri muslim beramai-ramai untuk mencari sebuah solusi, ribuan warga turun ke jalan melakukan aksi mengutuk kekejian mereka. Namun, nyatanya tidak sedikit pun Zionis itu menghentikan genosidanya. Malah mereka semakin membabi buta. Lantas, kalian berlima datang untuk berdiskusi dan menghentikannya?
Saudaraku, seharusnya kalian paham Zionis seperti Israel hanya bisa dihentikan dengan kekuatan, yaitu ketika kita kaum muslim seluruhnya bersatu menjadi negara adidaya. Saat itulah kita bisa mengirimkan pasukan yang bisa mengusir penjajah dari negeri Palestina. Bukan gencatan senjata atau two state solution seperti yang selalu ditawarkan oleh PBB. Tentunya sebagai tokoh yang berilmu kalian pasti tahu bagaimana peradaban Islam pernah menguasai hampir seluruh dunia selama 14 abad.
Kalian pasti tahu bagaimana sikap tegasnya Rasulullah dan para sahabat tanpa ampun dan tidak berlemah lembut terhadap orang-orang kafir yang memerangi Islam dan kaum muslimin. Sayangnya, kalian tidak yakin bahwa kita bisa bersatu kembali menjadi negara adidaya yang paling ditakuti. Kalian tidak yakin terhadap janji Allah maupun bisyarah Rasulullah, hingga kalian memilih jalan untuk mendekati mereka yang memusuhi, memerangi, membantai saudaramu sendiri. Sikap yang seharusnya kita tunjukkan adalah ketegasan kita terhadap mereka, sebab ketegasan inilah yang akan menampakkan keperkasaan kita sebagai kaum muslim di seluruh dunia. []
Sedih banget, pangajian saudaranya hanya karena beda dikit, teriak2 bubarin, giliran perampok diajak bergandengan.
Menyedihkan. Saudara mereka dibantai, mereka malah berfoto bersama dengan orang2 yg membantai saudara mereka. Terbuat dari apa hati mereka itu?.
Berat tanggung jawab mereka yang bergandengan tangan dengan Israel sedang tangan mereka berlumuram darah kaum muslimin.