Bani Syaibah Pemegang Kunci Ka’bah

Bani Syaibah

Tradisi penyerahan kunci pintu Ka’bah dan Maqam Ibrahim kepada anggota tertua keluarga Al-Saibi (Bani Syaibah) adalah tradisi yang diwariskan dari Nabi secara turun temurun.

Oleh. Isty Da’iyah
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Tempat yang paling dirindukan oleh hampir semua muslim, dan hanya satu-satunya di dunia adalah Baitullah. Sering juga disebut Ka’bah, sebagai pusat rotasi umat Islam di dunia karena sebagai tempat tawaf (mengelilingi Ka’bah tujuh kali). Ka'bah adalah masjid yang termulia dan yang pertama dalam sejarah umat Islam. Menjadi rumah ibadah yang sangat penting bagi umat dan sebagai lambang persatuan umat muslim seluruh dunia.

Karena pentingnya Ka’bah bagi umat muslim, maka Kerajaan Arab Saudi sebagai negara penjaga dua tanah suci, yakni Makkah dan Madinah berusaha untuk menjaganya dengan sebaik-baiknya penjagaan. Amanah-amanah terkait penjagaan terhadap Ka’bah juga ditunaikan kepada orang-orang pilihan yang telah Rasul tetapkan. Sebagaimana amanah terhadap pemegang kunci Ka’bah, yang selalu diamanahkan kepada Bani Syaibah secara turun temurun.

Belum lama ini, Kerajaan Arab Saudi telah mengumumkan Abdul Wahab bin Zain Al Abidin Al Saibi Sebagai pemegang kunci Ka'bah. Setelah pemegang kunci sebelumnya meninggal dunia. (BBCNewsIndonesia.com 29-6).

Mengenal Bani Syaibah

Pemegang kunci Ka’bah saat ini yang bernama Abdul Wahab bin Zain Al Abidin Al Saibi, adalah anggota tertua keluarga Al Saibi yang ditunjuk menggantikan Saleh Al-Saibi penjaga senior Ka'bah yang meninggal dunia pada Jumat tanggal 21 Juni 2024.

Tradisi penyerahan kunci pintu Ka’bah dan Maqam Ibrahim yakni tempat berpijak kakinya Nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah, kepada anggota tertua keluarga Al-Saibi (Bani Syaibah) adalah tradisi yang diwariskan dari Nabi secara turun temurun. Hal ini sudah terjadi selama berabad-abad terhitung selama 15 abad yang lalu ketika penaklukan Makkah di zaman Nabi Muhammad saw.

Sejarah Pemegang Kunci Ka’bah

Menurut sejarah, kunci Ka'bah awalnya dipegang oleh Nabi Ismail yang membangun kembali Ka'bah bersama ayahnya yaitu Nabi Ibrahim. Selanjutnya, seiring waktu dan pergantian kekuasaan sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, sejumlah suku menjadi juru kunci pintu Ka’bah. Hingga akhirnya sejarah mencatat kunci Ka’bah dipegang oleh Bani Syaibah.

Abdul Wahab adalah pemegang kunci Ka'bah ke-77 sejak penaklukan Makkah pada tahun 630 M. Tetapi jika dihitung sejak zaman Husain bin Khilaf, leluhur suku Quraisy sekaligus kakek ke-4 Nabi Muhammad saw., dia adalah
pemegang kunci ke-109.

Dalam sejarah kenabian, pada 17 Ramadan tahun ke-8 Hijriah, Rasulullah saw. bersama pasukan kaum muslimin telah memasuki Masjidilharam setelah menaklukkan Makkah (Fathu Makkah), Rasulullah kemudian melakukan tawaf lalu menghancurkan semua berhala yang ada di sekitar Ka’bah dengan menggunakan tombak dan pedang sambil membaca surah Al-Isra dan Saba’.

Setelah itu Ustman bin Thalhah dipanggil Rasulullah saw. untuk membuka pintu Ka’bah, karena beliau hendak salat di dalamnya. Sejak saat itulah Utsman bin Talhah anggota Bani Syaibah yang saat itu menjadi juru kunci Ka'bah ditunjuk menjadi juru kuncinya, hingga keturunannya.

Nabi Muhammad saw. memberikan kunci Ka'bah dan berkata kepada Utsman bin Talhah bahwa kunci itu akan selalu bersama Utsman beserta keturunannya dan tidak ada seorang pun yang dapat merebutnya.
Sebagaimana yang tertulis dalam hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani yang artinya:

“Kalian akan memegang kunci tersebut selamanya, dan tiada yang merebutnya kecuali dia termasuk orang-orang zalim.”

Kemudian Utsman bin Talhah mewariskan kunci Ka'bah kepada Syaibah bin Utsman bin Thalhah, berlanjut turun temurun hingga saat ini.

Tugas Penjaga Ka’bah

Penjaga Ka'bah, satu-satunya orang yang memiliki kunci Ka'bah mempunyai tanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan Ka'bah.

Salah satu tugasnya adalah mengganti kiswah atau kain penutup Ka'bah, mencucinya, dan memberi wewangian.

Ketika ada tamu kenegaraan, salah satu tanggung jawab penjaga kunci Ka'bah adalah membuka dan menutup pintunya. Biasanya untuk tamu negara yang datang ke Arab Saudi, gembok ini dibuka oleh kantor kerajaan, Kementerian Dalam Negeri, bersama pemegang kunci Ka’bah.

Selain itu menurut kalender Islam, setiap tahunnya pada tanggal 15 Muharram pembawa kunci akan membuka pintu Ka'bah agar tempat paling suci bagi umat Islam itu dimandikan dan dibersihkan.

Ka’bah hanya mempunyai satu pintu untuk bisa masuk ke dalamnya. Pintu itu disebut dengan Bab Ar-Rahman yang artinya pintu kasih sayang. Pintu Ka'bah yang terletak di dinding timur laut Ka'bah, di sudutnya di tempatkan Hajar Aswad atau batu berwarna hitam yang dimuliakan umat Islam. Di sinilah yang menjadi titik awal tawaf yaitu aktivitas mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali selama ibadah haji atau umrah.

Disebutkan dalam sebuah catatan bahwa pintu Ka’bah saat ini terbuat dari emas. Ibrahim Badr pernah membuat pintu Ka'bah dari perak, kemudian pada tahun 1979 Ahmad bin Ibrahim Badr, Putra Ibrahim Badr membuat pintu Ka'bah dari emas dengan berat sekitar 280 kg. Dalam sejarahnya kunci Ka'bah mengalami beberapa kali pergantian. Hal ini dilakukan oleh penguasa yang berbeda, untuk menyesuaikan dengan kebutuhannya, yakni disesuaikan dengan jenis pintunya.

https://narasipost.com/syiar/07/2024/pemegang-kunci-kabah-dan-persatuan-umat/

Simbol Persatuan

Selain sebagai penentu arah kiblat, atau arah yang diarahkan bagi umat Islam dalam melaksanakan salat lima waktu, Ka'bah juga sebagai pusat ibadah utama bagi jemaah haji dan umrah. Ka’bah adalah simbol persatuan umat Islam di seluruh dunia.

Kaum muslim melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah sebagai bentuk ibadah dan rukun yang harus dilaksanakan ketika beribadah haji dan umrah. Hal ini adalah karena Ka’bah menjadi poros dan sebagai titik kulminasi berkumpulnya manusia. Sebagaimana alasan salat yang harus menghadap ke kiblat. Hal ini telah termaktub dalam surah Al-Baqarah ayat 115 yang berbunyi:

“Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah Swt… ”

Perlu diingat yang dimaksud menghadap kiblat juga dimaksudkan untuk mempersatukan tujuan dalam beribadah kepada Allah Swt.

Maka sebagai umat Islam, harusnya punya kesadaran yang tinggi untuk menjadi umat yang satu. Karena sejatinya umat Islam adalah satu tubuh, dan hal ini sudah diperingatkan oleh Allah Swt. dalam banyak ayat di Al-Qur’an. Karena hanya dengan bersatunya umat Islam di dunia, maka kemenangan Islam yang kejayaan Islam akan kembali menjadi nyata.

Wallahu’alam bi shawab. []

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Kontributor NarasiPost.Com
isty Daiyah Kontributor NarasiPost.Com & Penulis Jejak Karya Impian
Previous
Pilpres AS, Akankah Berdampak Global?
Next
Ekonomi Vietnam Memuncak, Kesejahteraan Meningkat?
4 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
3 months ago

Alhamdulillah, semoga kita berikan kesempatan untuk berkunjung ke Kabaitullah

Raras
Raras
3 months ago

Masya Allah, sebuah kehormatan bagi pemegang kunci Ka'bah

Isty Da'iyah
Isty Da'iyah
Reply to  Raras
3 months ago

Bener, dari zaman Rasulullah

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram