”Dengan sikap kesatria dia langsung menghadap Sultan Shalahuddin untuk menyatakan keislamannya. Ia juga mengikrarkan kesetiaannya dan berperang di bawah panji-panji Islam. Allahu Akbar!”
Oleh. Haifa Eimaan
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Saint Albans merupakan sebuah kota di Hertfordshire, Inggris. Kota ini berada di antara Hemel Hempstead di sebelah timur dan Hatfield di sebelah barat. Dari pusat kota London, Saint Albans berjarak sekitar 20 mil ke arah utara dan barat laut. Kota Saint Albans penuh dengan warna sejarah sejak zaman Romawi. Bangunan-bangunan tua berdinding cokelat dengan cerobong asap pada atap menjadi penanda usianya. Demikian pula dengan Katedral Saint Alban tempat dikebumikannya Alban, sosok yang disucikan oleh kristiani Eropa.
Akan tetapi, ini bukan tentang kota tua Saint Alban, bukan pula sosok Saint Alban sendiri. Ini tentang seorang Kesatria Templar (The Knights Templar) bernama Robert, pemuda gagah yang lahir pada tahun 1160-an. Kelak dia dikenal sebagai Robert of Saint Albans. Pada abad ke-12, Raja Henry II mengangkatnya menjadi panglima pasukan Salib Inggris. Sebuah jabatan yang luar biasa bagi masyarakat kristiani Eropa kala itu.
Sebagai panglima pasukan Salib, Robert of Saint Albans menempuh ribuan kilometer menuju Palestina. Dia dikirim ke Yerusalem untuk menghadapi tentara Islam di bawah komando Sultan Shalahuddin Al-Ayubi. Dia datang sebagai musuh paling berbahaya. Tidak ada yang menyangka bahwa itu merupakan perjalanan terakhirnya bersama pasukan Salib Inggris.
Di tengah berkecamuknya pertempuran dahsyat antara pasukan Islam dan pasukan Salib, Raja Richard yang bergelar The Lion Heart jatuh sakit. Pasukan Salib tidak memiliki tenaga medis yang mumpuni. Sakit Raja Richard pun semakin parah. Sementara itu, Sultan Shalahuddin Al Ayubi sangat paham bahwa keinginan terbesar seorang panglima perang tertinggi adalah mati di medan pertempuran. Sultan Shalahuddin dengan menyamar, datang diam-diam tatkala malam ke kemah Raja Richard. Ia mengobati sakit musuh terbesarnya hingga sembuh. Masyaallah!
Seluruh yang dilakukan oleh Shalahuddin Al Ayubi dan kebaikan-kebaikannya ada dalam pengamatan Robert of St. Albans. Dia merekamnya dan menyimpannya sebagai memori terbaik. Kekagumannya pada panglima perang Islam terbit. Di sepanjang karier Robert sebagai Kesatria Templar, belum pernah sekalipun bertemu sosok panglima perang seperti Sultan Shalahuddin. Padahal sebagai musuh, mudah saja bagi Shalahuddin Al-Ayubi untuk menghabisi Raja Richard. Satu poin plus tentang Islam mulai merasuk dalam hatinya.
Saat tidak berperang, Robert kerap mengamati kehidupan masyarakat sekitar. Sekali lagi, dia jatuh hati pada Islam dan umatnya. Jatuh cinta pada ketinggian akhlaknya, sikap amanahnya, keteraturan sistem kehidupannya, dan totalitas keyakinan umat Islam kepada Tuhannya. Di tahap ini, Robert mulai mempertanyakan motivasinya datang ke Palestina. Dia mempertanyakan konsep ketuhanannya.
Perlahan, kebanggaannya sebagai Kesatria Templar (The Knights Templar) memudar. Awalnya, ia mengira kedatangannya sebagai salah satu bentuk baktinya kepada Tuhan. Namun, semakin lama berada di Palestina, ia semakin menyaksikan kejahatan dan kebiadaban dari pasukan Salib yang dipimpinnya. Mereka kerap merampok, memerkosa, dan membantai kafilah-kafilah dagang. Perbuatan mereka sangat memuakkan hatinya. Ia mulai menimbang-nimbang untuk menjadi bagian dari umat Islam.
Robert datang memenuhi seruan Allah Swt. di dalam surah Thaha ayat ke-123.
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى
“Apabila datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, kemudian siapa saja yang mengikuti petunjuk-Ku, maka dia tidak akan tersesat dan tidak akan sengsara hidupnya.”
Datang sebagai musuh Islam, Robert of Saint Albans bersyahadat pada tahun 1185. Dengan sikap kesatria dia langsung menghadap Sultan Shalahuddin untuk menyatakan keislamannya. Ia juga mengikrarkan kesetiaannya dan berperang di bawah panji-panji Islam. Allahu Akbar!
Di sisi lain, keputusan Robert of Saint Albans tentu saja menggemparkan pasukan Salib. Sama sekali tidak pernah terbayangkan, panglimanya akan berubah keyakinan dan membela musuh. Dengan kapasitas sebagai panglima, ia sangat mengetahui seluk-beluk tentara Salib. Kelemahan pasukan Salib ada dalam genggaman Robert of Saint Albans. Pasukan Salib dibuat ketar-ketir dengan masuk Islamnya Robert.
Robert tidak memedulikan tanggapan pasukan Salib. Ia telah meneguhkan hati dan terus memantapkan keyakinan barunya. Dia di sela-sela peperangan, Robert dengan tekun mengkaji Islam. Ia menunjukkan kesungguhannya sebagai muslim. Hingga pada akhirnya, ia diangkat menjadi panglima perang oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayubi. Ia dipercaya memimpin pasukan Islam dalam pertempuran Hittin pada 1187.
Pertempuran Hittin menjadi penentu kemenangan umat Islam kala itu. Kemenangan umat Islam di Perang Hittin membuka pintu lebar-lebar untuk pembebasan Baitulmaqdis dan Al-Quds yang kala itu berada di tangan orang Kristen. Robert of Saint Albans syahid dalam perang ini pada tahun 1187. Datang sebagai musuh, pulang ke keabadian sebagai syuhada. Ungkapan itu layak disematkan kepadanya.[]
alhamdulillah.. kisah yang membuat terharu..
Masya Allah hebatnya para pejuang Islam, Allah memberi hidayah pada yang dikehendaki.
Masyaallah, adem ya membaca kisah-kisah sejarah tentang datangnya hidayah Allah pada seseorang. Baik itu orang hebat maupun orang biasa. Allah-lah sejatinya yang maha membolak-balikkan hati manusia dan menyusupkan hidayah hingga muncul kecintaan seseorang pada Islam.
Masyaallah, ketika hidayah Allah menyapa hati sseorang. Datang pertama sebagai musuh-Nya berakhir jadi Pejuang-Nya. Byk yg belum tahu kisah Robert, semoga dg baca naskah ini jadi tahu. Dan makin cinta pada Islam.
MasyaAllah, sungguh sejarah yang jarang diketahui oleh orang banyak. Banyak pelajaran yang bisa diambil. Jika Allah telah berkehendak, maka apa pun bukan hal yang mustahil bagi-Nya. Jazakillah khoiron katsiron kepada penulis.