"Pengorbanan mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan melaksanakan perintah Allah meskipun terkadang hal itu mungkin sulit atau tidak masuk akal bagi logika manusia."
Oleh. Maman El Hakiem
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Ada makna yang mendalam ketika membaca ayat kedua dari QS. Al-Kautsar, yang berbunyi:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ
"Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah."
Kalau kita perhatikan, perintah salat dan kurban secara beriringan menandakan sebuah amal atau perbuatan tersebut sederajat nilainya. Dalam hal ini salat yang secara makna bahasa artinya doa selaras dengan makna kurban yang diserap dari bahasa Arab, yaitu ”qurban” sebagai kata benda (isim masdhar) dari kata kerja qaruba (qa.ru.ba) , termasuk fi’il madhiy (kata kerja lampau) yang berarti kedekatan. Kurban merupakan bentuk pengorbanan, sedangkan salat adalah ketaatan dengan ketundukan yang penuh harapan yang diwujudkan dengan doa-doa atau bacaan salat.
Sekali pun berbeda makna, namun masih memiliki senyawa kedekatan atau ketundukan kepada Allah Swt. Berkurban merupakan bentuk pengorbanan dalam mewujudkan ketaatan kepada perintah Allah Swt. setelah tertunaikannya perintah salat. Sebagian ahli tafsir seperti dikutip dari kitab tafsir Al Waie karya KH. Rokhmat S. Labib dikatakan bahwa salat yang dimaksud adalah semua salat, baik yang wajib maupun yang sunah. Setelah mendirikan salat , diperintahkan juga untuk berkurban. Namun, yang dimaksud dengan kurban di sini adalah udhiyah, yaitu menyembelih hewan kurban saat Iduladha.
Namun, dalam sisi lain kurban berbeda dengan pengorbanan karena makna pengorbanan sangat luas mencakup tindakan memberikan sesuatu yang berharga, baik berupa waktu, tenaga, harta benda, atau bahkan jiwa, demi mencapai keridaan Allah. Dalam ajaran Islam, pengorbanan dianggap sebagai bentuk pengabdian dan kesetiaan kepada Allah Swt. yang mengilhami seseorang untuk senantiasa terikat dengan syariat-Nya.
Pengorbanan Wujud Kecintaan
Pengorbanan yang terkait dengan ibadah kurban dalam Islam memiliki akar sejarah yang dalam. Salah satu contoh terkenal dalam sejarah Islam adalah kisah Nabi Ibrahim a.s. yang rela mengorbankan putranya, Ismail, sebagai wujud ketaatannya pada perintah Allah Swt. Nabi Ibrahim menunjukkan kesediaannya yang luar biasa untuk mengorbankan hal yang paling dicintainya dalam rangka memenuhi perintah Allah. Namun, Allah akhirnya menggantikan Ismail dengan seekor domba sebagai tanda pengganti pengorbanan.
Kisah pengorbanan Nabi Ibrahim ini mengandung banyak pesan dan pelajaran penting. Pertama, pengorbanan dalam Islam tidak hanya berarti memberikan sesuatu yang berharga, tetapi juga mencerminkan kepercayaan yang kuat kepada Allah. Nabi Ibrahim menunjukkan kepercayaan yang mendalam bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Mengetahui, dan Dia akan memperlakukan hamba-Nya dengan adil.
Kedua, pengorbanan mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan melaksanakan perintah Allah meskipun terkadang hal itu mungkin sulit atau tidak masuk akal bagi logika manusia. Menundukkan hawa nafsu dan logika akal manusia di bawah dalil syariat adalah wujud ketaatan.
Ketiga, pengorbanan dalam Islam juga melibatkan sikap kedermawanan dan kepedulian terhadap sesama. Agama Islam mendorong umatnya untuk saling membantu dan berbagi kekayaan dengan orang-orang yang kurang beruntung. Konsep zakat, sedekah, dan infak adalah contoh nyata pengorbanan dalam Islam dalam rangka membangun keadilan sosial dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih luas.
Keempat, selain pengorbanan materi, dalam Islam juga terdapat pengorbanan nonmateriel yang melibatkan pengendalian diri, pengorbanan waktu, dan pengorbanan kesenangan duniawi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Contohnya adalah puasa selama bulan Ramadan, di mana umat Islam menahan diri dari makan, minum, dan keinginan duniawi lainnya dari fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa ini merupakan bentuk pengorbanan diri yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran spiritual dan kepatuhan kepada Allah.
Dan kelima, pengorbanan dalam Islam juga tecermin dalam ibadah haji. Setiap tahun, umat Islam dari seluruh dunia melakukan perjalanan ke Makkah untuk menjalankan ibadah haji, yang melibatkan berbagai rangkaian ritual dan tindakan pengorbanan, termasuk melempar jumrah, mabit di Mina, dan menyembelih hewan untuk kurban.
Urgensi Pengorbanan
Semua itu adalah bentuk pengorbanan yang sesungguhnya dan Allah Swt. akan menepati janjinya karena setiap pengorbanan seorang hamba adalah utang bagi Allah karena adanya jual beli dengan orang-orang yang beriman, "… Dan siapakah yang lebih menepati janjinya dari pada Allah? Karenanya bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah: 111)
Firman Allah Swt. yang lainnya adalah QS. Al-Baqarah: 154, yang maknanya "Janganlah mengatakan bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah, mereka mati, melainkan sebenarnya mereka hidup, hanya saja kamu tidak menyadarinya."
Sementara dalil berupa hadis tentang pengorbanan juga terdapat riwayat Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw. bersabda,"Sesungguhnya Allah akan memberikan pengganti bagi setiap pengorbanan yang dikeluarkan hamba-Nya dengan pahala yang lebih baik." (HR. Muslim)
Dalam hadis yang lain, yaitu riwayat dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad saw. bersabda,"Tidaklah seorang hamba mengeluarkan sedekah dengan menolong saudaranya dalam kebaikan melainkan Allah akan mengembalikan padanya pahala dan balasan yang lebih baik dari kebaikan yang ia berikan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, pengorbanan dalam Islam memiliki makna yang mendalam, bukan semata-mata berkurban hewan di hari Iduladha dan tiga hari setelahnya. Lebih dari itu, bagi kaum muslim, pengorbanan menunjukkan cinta dan kesetiaan mereka kepada Allah, mengendalikan hawa nafsu, membangun keadilan sosial, serta mendekatkan diri kepada-Nya. Pengorbanan juga dijanjikan dengan pahala dan balasan yang lebih baik di kehidupan akhirat. Oleh karena itu, pengorbanan merupakan salah satu aspek penting dalam praktik kehidupan beragama terlebih bagi pengemban dakwah untuk tegaknya syariat Islam secara kaffah.
Wallahu'alam bish Shawwab.[]
Kurban adalah ibadah mahdhah, pengorbanan sebagai umat muslim tak kenal waktu dan tempat sepanjang hayat keduanya penting bermakna jihad harta benda dan jiwa raga.
berkorban lebih untuk agama dengan cara memperjuangkannya..
Pengorbanan merupakan salah satu aspek penting dalam praktik kehidupan beragama terlebih bagi pengemban dakwah untuk tegaknya syariat Islam secara kaffah. Seperti halnya nabi Ibrahim yang rela demi apa saja yang selalu taat akan perintah Allah SWT. Berkorban tanpa nanti tanpa tapi....
Semoga umat Islam lambat laun memahami makna di balik hari raya kurban yang hakiki.
Berkurbam bentuk ketaatan dan kepedulian seorang hamba atas perintas Tuhannya.
Ketika Allah menguji iman hambanya dg perintah berkurban. So, masih ada yg gak peduli soal ini mending beli rokok pikirnya. (Fenomena sekitar) Andai sj dia tahu Allah menilai pada stiap 1 helai bulu hewan kurban dg pahala yg besar.
Benar sekali wujud pengorbanan dalam berkurban adalah wujud ketaatan seorang hamba kepada Allah Swt. Yang kelak akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah Swt. Semoga kita senantiasa dalam rahmat-Nya dalam beraktivitas.
Pengorbanan adalah bentuk rasa cinta dan kepercayaan manusia pada Allah dan Allah akan balas dengan yang lebih baik sebagaimana kisah Nabi Ibrahim dengan Ismail.
Masya Allah, pengorbanan dalam ketaatan akan membawa kepada kebaikan bagi orang yang melakukannya
Masya Allah, tulisannya sebagai muhasabah. Tak ada pengorbanan yang sia-sia ketika berada di jalan Allah. Menundukkan hawa nafsu di atas syariat memang tak mudah. Namun keyakinan bahwa Allah tak akan menyia-nyiakan hamba Nya menjadi penenang hati.
Masyaallah, pengorbanan dan keyakinan Nabi Ibrahim kepada Allah Swt. benar-benar patut dijadikan teladan. Pengorbanan tanpa tapi dan tanpa pamrih.