Berbahagia dengan Hadirnya sang Buah Hati

"Anak-anak yang saleh dan salihah akan menjadi ladang pahala bagi orang tuanya. Pendidikan yang telah mereka berikan kepada anak-anaknya akan menjadi amal jariah. Demikian pula setiap amal saleh yang dilakukan oleh anak, pahalanya juga mengalir kepada orang tuanya."

Oleh. Mariyah Zawawi
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Setiap pasangan yang telah melakukan ijab kabul, biasanya mendambakan hadirnya sang Buah Hati. Ini merupakan satu hal yang wajar. Sebab, naluri itu memang ada secara fitri dalam diri manusia.

Sayangnya, saat ini banyak orang yang tidak ingin memiliki anak dengan berbagai alasan. Padahal, mereka adalah generasi penerus yang akan melanjutkan estafet perjuangan. Keberadaan mereka juga akan memberikan kebahagiaan bagi orang tua, baik di dunia maupun di akhirat.

Anak Adalah Generasi Penerus

Lahirnya anak-anak akan menghindarkan manusia dari kepunahan. Inilah tujuan diciptakannya gharizah nau' (naluri melestarikan jenis) dalam diri manusia. Hal itu juga menjadi tujuan dari pernikahan.

Anak-anak juga akan menjadi generasi penerus bagi perjuangan umat ini. Karena itu, banyaknya jumlah anak tidaklah cukup. Mereka juga harus dididik dengan cara yang benar. Kepada mereka harus ditanamkan akidah yang kokoh. Di samping itu, mereka juga harus dipahamkan terhadap hukum-hukum syarak.

Dengan demikian, akan terbentuk generasi penerus yang bertakwa, yang selalu menaati Allah Swt. dan rasul-Nya. Generasi yang mampu menghadapi berbagai gempuran pemikiran yang salah sekaligus menyaring berbagai ide yang akan meracuni pemikiran mereka. Inilah generasi penerus yang dibutuhkan oleh umat saat ini.

Bukan generasi recehan yang sibuk mencari kekayaan dengan jalan yang haram. Juga bukan generasi yang suka menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia. Namun, generasi yang peduli dengan masa depan diri dan umat ini.

Anak Adalah Sumber Kebahagiaan

Anak akan memberikan kebahagiaan di dunia bagi orang tuanya. Allah Swt. berfirman dalam surah Ali Imran [3]: 14,

زين للناس حب الشهوات من النساء والبنين والقناطير المقنطرة من الذهب والفضة والخيل المسومة والأنعام والحرث ذلك متاع الحياة الدنيا

"Dijadikan indah bagi manusia, kecintaan terhadap hal-hal yang diinginkannya yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia …."

Dalam ayat ini dinyatakan bahwa anak-anak termasuk hal yang diinginkan oleh manusia. Karena itu, keberadaan mereka akan mendatangkan rasa bahagia dalam dirinya. Manusia akan membanggakan anak-anak yang mereka miliki, sebagaimana mereka membanggakan harta mereka yang lainnya. Membanggakan jumlah, keelokan fisik, maupun kesuksesan mereka.

Di samping itu, anak juga akan mendatangkan kebahagiaan di akhirat. Pengorbanan mereka dalam menafkahi keluarga, termasuk anak-anak, akan mendapatkan pahala yang berlimpah. Bahkan, mereka akan berkumpul bersama Rasulullah saw.

Anak-anak yang saleh dan salihah akan menjadi ladang pahala bagi orang tuanya. Pendidikan yang telah mereka berikan kepada anak-anaknya akan menjadi amal jariah. Demikian pula setiap amal saleh yang dilakukan oleh anak, pahalanya juga mengalir kepada orang tuanya. Karena itu, meskipun mereka telah meninggal, pahala jariah akan terus mereka dapatkan. Dalam sebuah hadis, Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,

"Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendoakan orang tuanya."

Ganjaran bagi mereka yang dikaruniai anak-anak perempuan lebih besar lagi. Jika mereka memberi nafkah anak-anak perempuan itu hingga mencapai usia balig, mereka akan dihindarkan dari api neraka. Ada beberapa hadis yang menyatakan hal itu. Salah satunya adalah hadis riwayat Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Tirmidzi ini. Dalam hadis ini, Rasulullah saw. bersabda,

"Siapa saja yang diuji dengan kehadiran anak perempuan, maka anak itu akan menjadi tameng baginya di neraka."

Karena itulah, Nabi menganjurkan kaum muslimin untuk memiliki banyak anak. Hal itu tersurat dalam sabda Beliau saw. dalam hadis riwayat Abu Dawud dan An-Nasai. Dalam hadis itu disebutkan bahwa Ma'qil bin Yasar menceritakan kisah seorang laki-laki yang berkonsultasi dengan Rasulullah saw. Laki-laki itu menyampaikan keinginannya untuk menikahi seorang wanita yang cantik dan baik nasabnya. Namun, wanita itu tidak mampu memberikan keturunan.

Maka, Rasulullah saw. pun melarangnya. Laki-laki itu pun kembali menanyakan hal yang sama hingga tiga kali. Jawaban Rasulullah saw. tidak berubah. Beliau saw. tetap melarangnya menikahi wanita itu. Kemudian, Beliau saw. bersabda,

"Nikahilah wanita yang penyayang dan banyak anak. Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya umatku pada hari kiamat kelak."

Allah Mencukupi Rezeki Setiap Hamba-Nya

Banyaknya anak yang dimiliki memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Baik untuk kebutuhan makan, pendidikan, maupun kesehatan. Namun, kita tidak perlu merasa khawatir dengan hal itu. Allah Swt. telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk ciptaan-Nya. Misalnya, dalam Al-Qur'an surah Hud [11] ayat 6 Allah Swt. berfirman,

وما من دابة في الأرض إلا على الله رزقها ويعلم مستقرها ومستودعها كل في كتٰب مبين

"Dan tidak satu pun makhluk (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (lauhulmahfuz)."

Melalui ayat ini, Allah telah menjamin rezeki dari setiap makhluk, baik yang besar maupun yang kecil. Baik yang berjalan dengan kakinya, maupun dengan perutnya. Semua akan mendapatkan bagian yang telah ditetapkan baginya. Karena itu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan rezeki kita dan anak-anak kita.

Jika Allah telah menjamin rezeki kita, maka tugas kita adalah memperbaiki cara memperolehnya. Yaitu dengan cara yang dihalalkan oleh Allah Swt. Dalam hadis riwayat Ath-Thabrani, Rasulullah saw. berpesan,

"Ruh Kudus (Malaikat Jibril) membisikkan di dadaku bahwa tidaklah suatu jiwa meninggal dunia hingga disempurnakan ajalnya dan dipenuhi rezekinya. Karena itu, perbaguslah dalam mencari rezeki. Janganlah perasaan lambatnya rezeki menyebabkan kalian mencari rezeki dengan bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya Allah tidak dapat dijangkau, kecuali dengan menaati-Nya."

Apalagi, dengan rezeki itu kita menghidupi anak-anak kita. Anak-anak yang kita harapkan akan membawa kita ke surga-Nya. Sedangkan Allah Swt. tidak akan memasukkan ke surga, mereka yang makan dari rezeki yang haram. Hal ini telah disampaikan oleh Rasulullah saw. melalui hadis riwayat Imam Ahmad dan Ad-Darimi. Beliau saw. bersabda,

"Sesungguhnya tidak akan masuk ke surga, daging yang tumbuh dari harta yang haram. Neraka lebih pantas untuknya."

Demikianlah, Islam telah mendorong kita untuk memiliki keturunan yang menjadi tujuan dari diciptakannya gharizah nau'. Islam juga telah memberikan petunjuk agar keturunan kita itu menjadi sumber kebahagiaan bagi kita di dunia dan akhirat. Karena itu, kehadiran mereka, semestinya disambut dengan rasa bahagia dan sukacita, tidak dengan perasaan gundah gulana dan bermuram durja.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Mariyah Zawawi Tim Penulis Inti NarasiPost.Com
Previous
Mendidik Hati
Next
Egg Freezing dalam Islam
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram