Dunia seolah menutup seluruh potensi mereka untuk membantu menghentikan peperangan yang terjadi antara zionis Israel dan Palestina. “Menjaga perdamaian dunia..” merupakan salah satu kalimat yang hanya sebatas kalimat. Tak ada realitas yang berusaha diwujudkan.
Oleh: Khairun Nisa Agustin (Aktivis Mahasiswi Balikpapan)
NarasiPost.com - Bulan ramadhan menjadi saat-saat yang sangat dinanti kaum Muslim di seluruh dunia. Segenap kaum Muslim menunaikan ibadah di bulan puasa dengan khusyuk di tempat yang nyaman. Tetapi, hal ini nampaknya tak berlaku bagi warga Palestina yang merayakan bulan penuh berkah dengan ancaman dan teror dari zionis Israel.
Media Palestina melaporkan bahwa tentara Israel memberikan serangan artileri dan udara di Jalur Gaza pada hari kelima puasa. Polisi juga melarang azan pada malam kedua di Masjid Al Aqsa. Penyerangan ratusan orang yang selesai tarawih oleh polisi saat mereka sampai di Gerbang Damaskus pun dilakukan.
Warga Palestina yang ingin berbuka puasa di Masjid Al Aqsa pun dilarang oleh polisi Israel, menurut kantor berita Palestina. WAFA News Agency melaporkan bahwa pada hari kedua puasa, polisi Israel juga menyerang warga Palestina setelah menunaikan shalat tarawih di masjid.
“Mereka mengatakan bahwa polisi menolak untuk memberi izin makanan masuk ke dalam kompleks suci bertembok, yang menampung Masjid Al Aqsa dan Kubah Batu, bagi jamaah yang menjalankan puasa ramadhan untuk berbuka puasa saat matahari terbenam,” WAFA melaporkan, dikutip 21 April 2021.
Kejadian ini telah membuat mereka terbiasa menyambut ramadhan dengan kondisi berduka. Kita telah melihat dan mendengar banyak berita tentang kebiadaban zionis Israel terhadap Muslimin Palestina. Tak hentinya deraian air mata dan tangisan menyelimuti hari-hari mereka. Banyaknya korban yang melayang atas kekejian bangsa Israel merupakan bukti nyata bahwa kaum Muslim tidak memiliki perlindungan di mata dunia. Sikap yang ditunjukkan oleh organisasi Internasional dan diamnya negeri-negeri Muslim adalah fakta ketidakadilan terhadap kaum Muslim Palestina. Tak heran jika zionis pun akhirnya berjalan bebas dengan bantuan negara-negara sekutu.
Dunia seolah menutup seluruh potensi mereka untuk membantu menghentikan peperangan yang terjadi antara zionis Israel dan Palestina. “Menjaga perdamaian dunia..” merupakan salah satu kalimat yang hanya sebatas kalimat. Tak ada realitas yang berusaha diwujudkan.
Harapan negeri-negeri Muslim yang diberikan pada Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, nampaknya hanya sekadar angin lewat. Salah satu negeri itu adalah Indonesia, yang masih menaruh harapan perdamaian di bawah kepemimpinan Biden tentang hubungan Israel-Palestina.
Seharusnya, kita tahu bahwa Amerika Serikat merupakan negara adidaya yang berkuasa atas dasar sistem dan ideologi yang kuat. Kebijakan yang diadopsi AS cenderung memihak kepada zionis Yahudi. Maka, bisa dipastikan bahwa kebijakan “perdamaian” hubungan Israel-Palestina yang digagas oleh Biden, pada ujungnya akan memihak kepada penjajah Yahudi.
Janji hanyalah janji. Beberapa janji Biden untuk mengulurkan bantuan atas dasar kemanusiaan kepada Palestina pun tidak mendapat angin segar. Setelah sebelumnya Palestina kecewa dengan sikap Trump yang sering kali mencaci pemerintah Palestina.
Sistem Kapitalisme yang menjadi ciri khas dari AS memiliki potensi besar untuk menghancurkan kebangkitan kaum Muslim, terutama dalam bentuk penjajahan di negeri-negeri Muslim. Ideologi Kapitalisme sekuler ini membuat kekacauan besar, mengadu domba, dan menguras habis kantong sumber daya alam di negeri Muslim. Sayangnya, banyak orang yang masih belum sadar akan hal itu.
Agenda besar kehadiran AS di wilayah Timur Tengah yakni ada tiga. Pertama, menguasai sumber daya energinya terutama berupa minyak dan gas. Kedua, menjaga Timur Tengah agar tidak memunculkan sebuah kebangkitan politik yang kuat dan akan mengancam kepentingan penjajah AS. Ketiga, menjamin eksistensi negara penjajah Yahudi.
Konsep ajaran Islam seperti kepemimpinan Islam diubahnya menjadi konsep ajaran yang membahayakan. Salah satu lagi ciri khas ideologi Kapitalisme, mematikan kebangkitan Islam dengan jalan merusak pikiran umat Islam dan nonmuslim. Apalagi AS juga bergerak atas kendali dari American Israel Public Affairs Comitte (AIPAC) yaitu organisasi AS yang super-powerful. AIPAC ini menghubungkan AS untuk selalu membela dan mendukung Israel. Seperti memberikan bantuan uang $1-4 miliar per tahun untuk melakukan segenap tindakan zalim yang ditujukan kepada para Mujtahidin seperti melabeli teroris untuk Hamas, Hizbullah dan Iran, serta mencegah program senjata nuklir Iran.
Kita tak bisa menaruh harapan pada negara yang jelas-jelas memusuhi Islam bahkan mengidap islamophobia. Tak pernah ada kata damai dari negara penjajah, termasuk Israel. Untuk itu, kita tidak bisa mengharap sebuah perdamaian antara penjajah Israel dengan Palestina selama belum adanya sistem Islam yang mampu menjaga keselamatan nyawa kaum Muslim.
Suatu masalah pasti memiliki solusi. Bagaimana dengan solusi untuk meredam penjajahan di Palestina? Untuk saat ini, belum ada solusi yang benar-benar membersihkan masalah musuh Israel-Palestina. Namun, bukan berarti tidak ada. Solusi tuntas yang mampu menyelesaikan permusuhan itu adalah dari penerapan kepemimpinan Islam sehingga kaum Muslim memiliki perlindungan yang kuat. Kekuatan yang berasal dari akidah dan penerapan syariah dalam bernegara salah satunya adalah jihad. Tujuannya untuk merampas kembali hak warga Palestina yang telah dirampas oleh penjajah Israel.
Sehingga, kaum Muslim memiliki tameng untuk terhindar dari segala bentuk gaya penjajahan musuh-musuh Islam dan memiliki kehidupan yang aman dan tenang sehingga memaksimalkan beribadah kepada Allah Swt.
Wallahu a’lam bish-shawab
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]