Agama Ibrahim al Hanifiyah, Islam, dan Laailaahaillallah

“Dan mereka berkata, ‘Hendaklah kamu menjadi penganut agama yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk’. Katakanlah, ‘Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus’, dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan musyrik” (TQS Al Baqarah [2] : 135).


Oleh : Novida Sari, S.Kom
(Santri Daring I’robul Qur'an di bawah asuhan KH. Hafidz Abdurrahman)

NarasiPost.Com-Banyak dalil dalam Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa Hanafiyah (agama yang lurus) atau Hanifiyah adalah agamanya nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Meskipun upaya-upaya orang di luar Islam senantiasa mencari interfight untuk menyebutkan seluruh agama samawi itu adalah anak abraham ataupun Ibrahim ‘alaihissalam. Logika ini sungguh berbahaya sebab jika umat tergerus dengan logika ini, akan ditemukan sebuah mantiq yang menyebutkan bahwa semua agama samawi bertemu pada satu bapak kenabian yaitu nabi Ibrahim ‘alaihissalam sehingga semua agama sama. Sama-sama benar dan tidak boleh ada klaim sepihak yang menyebutkan bahwa agama tertentu yang paling benar.

Namun, jika ditelusuri pada kisah nabi Ibrahim ‘alaihissalam akan ditemukan perbedaan yang sangat mendasar, yakni pada Hanifiyah itu sangat melekat pada diri Ibrahim ‘alaihissalam di sepanjang perjalanan hidupnya. Mulai dari pencarian Tuhan sewaktu Ibrahim masih kecil, pemenggalan kepala berhala nampak jelas bahwa Ibrahim hanafiyah yang hanya beribadah kepada Allah Swt. semata dan melepaskan diri dari segala bentuk kemusyrikan.

Allah Swt berfirman dalam Al-Qur'an :

وَقَالُوۡا کُوۡنُوۡا هُوۡدًا اَوۡ نَصٰرٰى تَهۡتَدُوۡا ‌ؕ قُلۡ بَلۡ مِلَّةَ اِبۡرٰهٖمَ حَنِيۡفًا ‌ؕ وَمَا كَانَ مِنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ


Artinya : “Dan mereka berkata, ‘Hendaklah kamu menjadi penganut agama yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk’. Katakanlah, ‘Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus’, dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan musyrik” (TQS Al Baqarah [2] : 135).

Muhammad bin Ishaq mengatakan, dari Ibnu Abbas ra, ia berkata seorang Yahudi bernama Abdullah bin Shuriya Al-A’war berkata kepada Rasulullah Saw. bahwa “tidak ada petunjuk kecuali apa yang kami ikuti. Maka, ikutilah kami agar engkau mendapat petunjuk.”
Orang-orang Nasrani juga mengatakan hal yang sama, maka Allah Swt. menurunkan kalimat وَقَالُوۡا کُوۡنُوۡا هُوۡدًا اَوۡ نَصٰرٰى تَهۡتَدُوۡا ‌ؕ yang artinya, "Dan hendaklah kamu menjadi penganut agama yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk." Kemudian, langsung dijawab oleh Allah Swt. قُلۡ بَلۡ مِلَّةَ اِبۡرٰهٖمَ حَنِيۡفًا ‌ؕ yang artinya, "Katakanlah tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus, jelas tidak mengikuti agama Yahudi yang mengklaim bahwa Allah memiliki anak yakni Uzair, begitu juga Nasrani yang memiliki anak yakni Isa.

Kata مِلَّةَ merupakan arti dari tauhid, yakni monotheisme yang hanya menyembah Allah Swt. saja. Dari Ibnu abbas diketahui bahwa Allah telah mengutus 124.000 Nabi dan Rasul. Hanya 20.000 di antaranya yang bukan berasal dari Bani Israil. Setiap Nabi dan Rasul memiliki millah yang sama, yakni menyembah hanya kepada Allah saja. Akan tetapi, syariah yang dibawa oleh Nabi dan Rasul berbeda. Sebagai contoh terkait dengan kisah nabi Sulaiman As. yang menghukum burung hud-hud, maka ini tidak ada dalam syariah Islam.

Abu Qibalah berkata, kata حَنِيۡفًا atau Hanif adalah orang yang beriman kepada seluruh Rasul, dari awal sampai akhir. Qatadah berkata, “Hanifiyah adalah kesaksian La ilaha Ilallah (bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi selain Allah, termasuk di dalamnya diharamkannya ibu, anak perempuan, bibi baik dari ibu atau dari bapak, apa yang Allah ‘azza wajalla haramkan serta khitan.”

Dari penjelasan di atas nampak gamblang bahwa hanafiyyah pada diri nabi Ibrahim ‘alaihissalam condong pada agama yang lurus, bukan pada agama Yahudi, Nasrani apalagi paganisme. Agama yang lurus ini tidak melakukan kemusyrikan atau dalam bahasa arab dikatakan وَمَا كَانَ مِنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ yang artinya "dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang-orang yang musyrik."

Allah Swt. kemudian mengutus Rasul-Nya Muhammad Saw. untuk meneruskan estafet dakwah dari nabi-nabi sebelumnya sekaligus menyempurnakan agama tauhid yang telah Allah risalahkan pada nabi Ibrahim As. Dari sini kita mampu memahami bahwa tauhid al hanifiyah yang diserukan oleh nabi Ibrahim dan Islam yang diwahyukan kepada Rasulullah Saw. memiliki sumber yang satu, yakni berasal dari Allah Swt. Keduanya meyakini bahwa "Laailaahaillallah", yaitu tiada tuhan selain Allah. Wallahua'lam bishshowwab.[]


Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.co

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email narasipostmedia@gmail.com

Previous
Iman dan Kesabaran, Bagaikan Saudara Kembar
Next
Gelombang Cinta Ayla
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram