“Bulan Ramadan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan yang nyata, petunjuk kepada kebenaran, dan membedakan antara hak dan batil.” (TQS. Surah Al-Baqarah: 185)
Oleh. Aya Ummu Najwa
NarasiPost.Com-Ramadan sudah berjalan memasuki pekan kedua. Banyak nama disematkan untuk menyebut bulan Ramadan, termasuk sebagai bulan Al-Qur’an. Hal ini bisa kita lihat dari kedekatan para ulama yang sangat akrab dengan Al-Qur’an. Dari rajin membaca, mengkhatamkan, bahkan menadaburi isi kandungannya. Betapa generasi terdahulu mempunyai perhatian yang luar biasa kepada bulan suci ini.
Jauh sebelum Ramadan tiba, mereka telah memberikan perhatian yang lebih. Para sahabat Rasulullah bahkan selama enam bulan pertama selalu memanjatkan doa kepada Allah, agar mereka diberi kesempatan sampai di bulan Ramadan. Kemudian di enam bulan sesudahnya, mereka kembali berdoa agar mereka dipertemukan dengan bulan mulia ini. Begitu kuat antusias mereka dalam mendulang pahala besar. Padahal secara umum, mereka adalah generasi terbaik yang telah dijamin masuk surga. Bagaimana dengan kita?
Ramadan adalah bulan di mana Al-Qur'an diturunkan. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 185 berikut:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan yang nyata, petunjuk kepada kebenaran, dan membedakan antara hak dan batil.”
Al-Hafizh Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al-Bashrawi Ad-Dimasyqi atau Ibnu Katsir rahmatullah ‘alaih menjelaskan ayat ini dalam Tafsir Al-Qur'an Al-‘Azhim I/460-461, bahwa “Allah menyanjung bulan Ramadan dan mengistimewakannya dibanding bulan-bulan yang lain dengan dipilihnya bulan ini sebagai waktu diturunkannya Al-Qur'an."
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa kitab-kitab suci diturunkan kepada para nabi terdahulu di bulan ini. Imam Ahmad bin Hanbal dalam Al-Musnad VI/107 berkata bahwa, "Abu Sa’id Maula Bani Hasyim telah menceritakan kepada kami, Imran Abul Awwam telah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Abul Malih, dari Watsilah yaitu Al-Asqa’, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Suhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadan, Taurat diturunkan pada hari keenam Ramadan, Injil diturunkan pada hari ketiga belas Ramadan, dan Allah menurunkan Al-Qur'an pada hari kedua puluh empat Ramadan."
Telah diriwayatkan pula hadis dari Jabir bin Abdullah, “Bahwasanya Zabur diturunkan pada hari kedua belas Ramadan dan Injil pada hari kesepuluh Ramadan." Sementara kitab selainnya diturunkan sebagaimana hadis di atas yang diriwayatkan oleh Ibnu Mardawih.
Masih menurut Ibnu Katsir, bahwa suhuf, Taurat, Zabur, dan Injil, semua diturunkan secara langsung kepada nabi penerima. Sedangkan Al-Qur'an diturunkan secara langsung di Baitul Izzah di langit bumi. Hal itu terjadi di bulan Ramadan pada malam Lailatulqadar, hal ini berdasarkan pada firman Allah, "Kami telah menurunkan Al-Qur'an pada malam Lailatulqadar,” juga firman-Nya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur'an pada malam yang penuh keberkahan.” Dan kemudian setelah itu diturunkan secara berangsur-angsur menurut peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Rasulullah.
Al-Qur'an merupakan panduan kehidupan seorang muslim. Banyaknya riwayat-riwayat yang menjelaskan keutamaan dan keistimewaan Al-Qur'an, menampakkan dengan jelas keberkahan dari Al-Qur'an itu sendiri. Al-Qur'an merupakan obat bagi hati maupun jasmani orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Isra’ ayat 82, "Dan Kami yang menurunkan Al-Qur'an sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sementara bagi orang-orang yang zalim, ia hanya akan menambah kerugian."
Dalam hadis riwayat Imam At-Tirmidzi, dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah telah bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an, maka dicatat baginya satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Dan tidaklah aku katakan bahwa alif lam mim itu satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam itu satu huruf, dan mim itu satu huruf."
Diriwayatkan pula oleh Imam Abu Dawud dan Al-Hakim, dan ia (Al-Hakim) mengomentari bahwa sanadnya sahih, Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Siapa saja yang membaca Al-Qur'an, kelak pada hari kiamat orang tuanya akan dipakaikan mahkota yang cahayanya lebih indah daripada cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah-rumah di dunia. Lalu bagaimana menurut kalian keadaan orang yang mengamalkannya?"
Berkata Abu Umamah Al-Bahili bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam hadis riwayat Imam Muslim,“Bacalah Al-Qur'an. Karena kelak pada hari kiamat ia akan datang untuk memberi syafaat bagi yang mengembannya."
Begitu besarnya perhatian ulama terkait aktivitas tilawah Al-Qur'an, khususnya di bulan mulia ini. Imam Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaif Al-Ma’arif menjelaskan, "Adalah kebiasaan generasi terdahulu membaca Al-Qur'an dalam salat dan ibadah lainnya di bulan Ramadan ini. Diriwayatkan bahwa malaikat Jibril selalu mendatangi Baginda shallallahu ‘alaihi wasallam pada setiap malam di bulan Ramadan guna mengajarkan Al-Qur'an kepada Beliau."
Telah diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, oleh Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307 bahwa, "Adalah Beliau shallallahu 'alaihi wasallam manusia yang paling dermawan, apalagi di bulan Ramadan. Malaikat Jibril menjumpai beliau pada setiap malam di bulan Ramadan untuk mengajarinya Al-Qur'an. Dan apabila malaikat Jibril menemui beliau, maka beliau menjadi orang yang paling dermawan, bahkan melebihi angin yang berembus."
Dalam Lathaif Al-Ma’arif hlm. 302, Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan bahwa, “Hadis di atas menunjukkan anjuran bagi kaum muslimin untuk lebih banyak mempelajari Al-Qur’an pada bulan Ramadan, serta berkumpul guna mempelajarinya. Termasuk dengan menyetorkan hafalan Al-Qur’an pada orang yang lebih hafal darinya. Dalil ini juga menunjukkan dianjurkannya untuk lebih banyak menambah intensitas tilawah Al-Qur’an di bulan Ramadan."
Begitu pula khalifah ketiga, Utsman bin Affan, diriwayatkan bahwa beliau menghidupkan seluruh malam-malamnya di bulan Ramadan dengan membaca Al-Qur'an di setiap rakaat salat. Tak ketinggalan, sahabat Ubai bin Ka’ab pun demikian, ia diriwayatkan mampu mengkhatamkan Al-Qur'an setiap delapan hari.
Dalam kitab Lathaif Al-Ma’arif hlm.191, dikisahkan para imam kita seperti, Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, mampu mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak enam puluh kali selain Al-Qur'an yang beliau baca di waktu salat selama bulan mulia ini. Adapun Qatadah bin Da'amah, salah seorang murid sahabat Anas bin Malik radhiyallahu Anhu, selain mengajarkan Al-Qur'an di bulan Ramadan, ia pun biasa mengkhatamkan Al-Qur'an setiap pekannya. Jika tiba bulan Ramadan, ia mampu mengkhatamkannya setiap tiga hari, dan di sepuluh hari terakhirnya ia mampu menghatamkannya pada setiap malamnya. Ibrahim An-Nakha’i melakukan hal itu khusus di sepuluh hari terakhir yaitu mengkhatamkan Al-Qur'an setiap malam, sementara untuk sisa bulannya ia mengkhatamkan Al-Qur'an dalam tiga hari.
Imam Darul Hijrah, Imam Malik bin Anas Al-Asbahi, dikisahkan rela menyegerakan pengajian yang ia asuh dengan jumlah yang luar biasa banyaknya, demi dapat bergegas untuk membaca Al-Qur'an. Abdurrazzaq mengisahkan bahwa, “Ketika Imam Sufyan Ats-Tsauri menjumpai bulan Ramadan, ia biasa meninggalkan ibadah (sunah) dan bersegera membaca Al-Qur'an." Dan masih banyak lagi riwayat-riwayat yang mengisahkan keadaan para ulama terdahulu dalam memuliakan bulan Al-Qur'an ini.
Dalam kitab Siyar A’lam An-Nubala’ 20: 562 disebutkan bahwa, Ibnu ‘Asakir biasa merutinkan salat jemaah dan tilawah Al-Qur’an. Ia biasa menghatamkan Al-Qur’an pada setiap pekannya. Lebih luar biasa lagi ketika bulan Ramadan, ia menghatamkan Al-Qur’an setiap harinya. Ia pun biasa beriktikaf di Al-Manarah Asy-Syaqiyyah. Ia merupakan orang yang begitu gemar mengerjakan amalan sunah dan juga rajin berzikir.
Wallahu a'lam.[]