"Islam adalah agama yang sempurna. Semua yang dibutuhkan oleh manusia telah tercakup di dalamnya. Maka, sudah semestinya jika kita kembali kepada Islam dan menerapkannya dalam seluruh aspek kehidupan."
Oleh. Mariyah Zawawi
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Manusia adalah makhluk paling sempurna. Kesempurnaan itu bukan dari fisiknya saja. Namun, karena akal yang dianugerahkan Allah Swt. kepadanya, yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya.
Meski demikian, manusia tetaplah makhluk. Ia lemah dan terbatas. Ia tidak mampu mengetahui hakikat sesuatu, bahkan hakikat dirinya sendiri. Karena itu, ia tidak benar-benar memahami mana yang baik dan buruk baginya.
Untuk itulah, Allah Swt. mengutus seorang rasul sebagai pembawa petunjuk bagi umat manusia. Dengan petunjuk ini, manusia akan menemukan jalan yang benar dalam menjalani kehidupan. Maka, kebahagiaan yang hakiki pun akan mereka dapatkan.
Islam Agama yang Sempurna
Islam bukanlah seperti agama-agama samawi yang diturunkan sebelumnya. Jika agama-agama sebelumnya hanya berisi ide (fikrah), maka agama Islam juga dilengkapi dengan metode (thariqah) untuk menerapkan ide tersebut. Islam adalah agama sekaligus ideologi. Inilah yang menyebabkan Islam menjadi agama yang sempurna.
Kesempurnaan Islam telah disampaikan oleh Allah Swt. dalam surah An-Nahl [16] ayat 89,
ونزلنا عليك الكتب تبيانا لكل شيء
"Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab sebagai penjelasan bagi setiap perkara."
Ketika menjelaskan tentang ayat ini, Ibnu Mas'ud mengatakan, "Al-Qur'an telah menjelaskan semua ilmu yang bermanfaat. Ilmu tentang hal-hal yang terjadi pada masa lalu dan masa yang akan datang, serta berbagai ilmu yang dibutuhkan oleh manusia dalam urusan agama, dunia, dan akhiratnya."
Semua itu terangkum dalam syariat-Nya. Syariat Islam berisi berbagai konsep penyelesaian persoalan manusia. Dengan syariat inilah, manusia mengatur berbagai urusannya.
Ada tiga hal yang diatur dalam syariat. Pertama, hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. Misalnya, mengatur masalah salat, puasa, haji, serta ibadah ritual lainnya. Kedua, hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri. Yakni, aturan yang berkaitan dengan makanan, minuman, pakaian, serta akhlak manusia. Ketiga, hubungan manusia dengan orang lain. Misalnya, masalah perdagangan, pendidikan, pemerintahan, dan sebagainya.
Semua aturan ini dibutuhkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan fisik serta nalurinya. Dengan aturan ini, manusia akan memenuhi kebutuhannya itu dengan tepat. Pada saat yang sama, ia juga akan terhindar dari perselisihan dan persengketaan ketika memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Jika ia mengatur hubungannya dengan Sang Pencipta sesuai syariat, ia akan tertunjuki pada cara beribadah yang benar. Ia akan terhindar dari bentuk-bentuk peribadatan yang sesat. Maka, ia akan mendapatkan ketenangan dan ketenteraman karena gharizah tadayyun (naluri beragama) dalam dirinya terpenuhi.
Cara pemenuhan kebutuhan fisik yang benar juga akan diperolehnya jika ia menerapkan syariat. Ia akan mengetahui apa saja yang boleh dan tidak boleh ia konsumsi. Dengan cara itu, ia akan terhindar dari melakukan kemudaratan terhadap dirinya sendiri.
Demikian pula, ia akan memahami pakaian terbaik bagi dirinya. Pakaian yang tidak hanya melindungi dari cuaca yang buruk, tetapi juga menjaga kehormatannya. Sebab, pakaian itu akan menutup aurat yang tidak boleh dilihat oleh mereka yang bukan mahramnya.
Sedangkan jika ia mengatur hubungan dirinya dengan manusia lain berdasarkan syariat, maka ia dapat menjaga hak dirinya dan orang lain. Sebab, syariat akan menjaganya dari melakukan pelanggaran. Jika tetap terjadi pelanggaran, syariat Islam juga telah menyiapkan sanksi yang tepat. Sanksi yang benar-benar membuat jera pelakunya. Di samping itu, juga mencegah orang lain agar tidak melakukan kejahatan yang sama.
Penerapan Syariat Membawa Maslahat
Syariat ini tidak akan berarti apa-apa jika tidak diterapkan. Ia hanya menjadi teori atau wacana. Padahal, jika diterapkan akan membawa kemaslahatan bagi umat manusia.
Penerapan seluruh aturan ini tidak mungkin dilakukan oleh individu. Sebab, mayoritas hukum-hukum itu hanya dapat dilakukan oleh negara. Misalnya terkait pemerintahan, ekonomi, sanksi, dan sebagainya. Sedangkan hukum-hukum yang dapat diterapkan oleh individu sangat sedikit jumlahnya. Misalnya, kewajiban menjalankan salat, membayar zakat, atau berpakaian syar'i.
Karena itu, semestinya syariat Islam diterapkan atas manusia melalui sebuah institusi negara. Tentu saja bukan sembarang negara. Tetapi, negara yang menerapkan sistem Islam, termasuk dalam sistem pemerintahannya. Sebab, itulah yang dicontohkan oleh Nabi saw. Hal itu pula yang dilakukan oleh para khalifah pengganti Beliau saw.
Penerapan seluruh hukum ini akan mendatangkan keberkahan dari langit dan bumi. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an surah Al-A'raf [7] ayat 96,
ولو أن أهل القرى أمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركت من السموات والأرض ولكن كذبوا فأخذنهم بما كانوا يكسبون
"Sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami bukakan atas mereka keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka telah mendustakan. Maka, Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka."
Sayangnya, manusia tidak memahami hal ini. Mereka merasa lebih paham hakikat dirinya dibandingkan Sang Pencipta. Maka, mereka tinggalkan aturan-aturan Allah Swt. Mereka memuat aturan-aturan sendiri sesuai hawa nafsu mereka. Maka, bukan kebahagiaan yang mereka dapatkan, tetapi penderitaan dan kesengsaraan. Padahal, Allah Swt. telah mengingatkan manusia tentang hal ini dalam Al-Qur'an surah Thaha [20] ayat 124,
ومن أعرض عن ذكري فإن له معيشة ضنكا ونحشره يوم القيامة أعمى
"Dan siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit, dan Kami bangkitkan dia pada hari kiamat dalam keadaan buta."
Inilah yang saat ini kita rasakan. Berbagai kesempitan hidup menimpa manusia. Penerapan sistem rusak buatan manusia ini telah menghancurkan seluruh aspek kehidupan.
Sistem ini juga telah merusak seluruh bagian dari alam ini, baik darat, laut, maupun udara. Inilah akibat dari tangan-tangan jahil manusia yang merasa dirinya pintar dan hebat. Allah Swt. telah mengingatkan hal ini dalam Al-Qur'an surah Ar-Rum [30] ayat 41,
ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت أيدي الناس
"Telah tampak kerusakan di daratan dan lautan akibat ulah tangan-tangan manusia."
Karena itu, berbagai kerusakan itu harus segera dihentikan. Jalan satu-satunya adalah dengan membuang sistem rusak dan merusak yang diterapkan saat ini. Kemudian kita ganti dengan sistem Islam yang telah terbukti keberhasilannya dalam menyejahterakan umat manusia.
Khatimah
Islam adalah agama yang sempurna. Semua yang dibutuhkan oleh manusia telah tercakup di dalamnya. Maka, sudah semestinya jika kita kembali kepada Islam dan menerapkannya dalam seluruh aspek kehidupan.
Jika hal ini kita lakukan, maka akan terwujud negeri yang gemah ripah. Negeri yang tenteram dan makmur, yang akan mengantarkan kebahagiaan kepada masyarakatnya. Bahkan, penerapan sistem ini tidak hanya memberi kebahagiaan di dunia, tetapi juga di akhirat. Sebab, melalui penerapan sistem Islam, kita akan mendapatkan rida dari Allah Swt.
Wallaahu a'lam bishshawaab.[]