Tenangkan Hatimu

Allah mengabarkan tentang rahmat-Nya atas orang-orang yang beriman dengan diturunkannya kesakinahan kepada hati mereka. Yaitu ketenangan dan keteguhan dalam kondisi terimpit cobaan maupun kesulitan yang menggoyahkan hati, yang mengganggu pikiran serta melemahkan jiwa."

Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.com)

NarasiPost.Com-Ketenangan jiwa adalah puncak kebahagiaan. Betapapun manusia mempunyai segalanya, namun jika ketenangan jiwa tak dirasa, maka semua yang dimilikinya menjadi tak berharga. Susah makan, susah tidur, hidupnya gelisah, padahal harta melimpah. Banyaknya harta, anak keturunan, juga kolega. Semua menjadi tak bermakna kala hati gundah gulana.

Bagi seorang muslim pun sama, ada kalanya gelisah dan resah melanda jiwa. Karena roda kehidupan terus berputar. Akan banyak episode dan kisah yang terjadi pada setiap putarannya. Di sana akan ada suka, juga ada duka. Ada gembira maupun lara, ada kesulitan juga kemudahan, kesempitan juga kelapangan. Semua orang melewatinya, tak ada pengecualian. Hanya mungkin kadarnya saja yang tak sama.

Sungguh manusia hanya menjalani, bukan pemilik kehidupan ini. Tak ada manusia yang selalu gagal, pun tak ada satupun manusia yang selalu berhasil meraih apa yang diimpikannya. Sering kita melihat peristiwa bagaimana manusia bersorak merayakan keberhasilannya, namun esok harinya menangis meratapi nasib. Bisa jadi sekarang bertemu, tapi kemudian berpisah. Satu detik tenggelam dalam kebanggaan atas pencapaian, namun detik berikutnya tersedu pilu karena kegagalan.

Dalam panggung kehidupan, cerita tidak akan selalu sama. Setiap kisah dalam setiap episode akan terus berubah. Terus bergulir dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Ada masanya kita berada di posisi atas, namun pasti ada saatnya kita berada di bawah. Maju mundur adalah hal biasa, begitulah kehidupan. Akan tetapi sebagai seorang muslim, seharusnya ada satu perkara yang tidak pernah berubah pada diri kita, yaitu ketenangan hati dan keteguhan dalam kebenaran Islam.

Gelisah dan resah itu manusiawi, bahkan Baginda Rasulullah pun pernah merasakan hal itu. Dikisahkan oleh salah satu istri beliau yaitu Zainab binti Jahsy yang menyampaikan, bahwa Rasulullah datang dalam keadaan cemas, kemudian beliau mengucapkan kalimat laa ilaha illallaah, yang berarti tiada Ilah yang layak diibadahi kecuali Allah. Dan beliau pun kembali tenang, sehingga ini menunjukkan bahwa kalimat tauhid itu menenangkan hati.

Lalu bagaimana dengan kita, yang senantiasa mengucapkan kalimat laa ilaha illallaah juga, namun masih saja tetap cemas? Maka bisa jadi kita berzikir hanya di lisan saja. Sedang hati kita lalai atau bahkan tak yakin dengan apa yang kita ucapkan. Sementara Rasulullah tak hanya berzikir dengan lisan, namun diresapi dengan hati dan mengejawantahkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Karena ketika kita dapat meresapi kalimat laa ilaha illallaah, maka kita akan memperoleh keyakinan bahwa kita ini hanyalah seorang hamba. Tugas kita hanyalah beribadah dan menghamba kepada Allah. Kita tidak mempunyai posisi untuk menawar. Tidak mempunyai hak untuk menolak atau membantah. Sehingga ketika kita sebagai seorang hamba beribadah dalam keadaan suka dan duka, maka sesungguhnya kita telah berhasil menunaikan tugas atas pertolongan Allah tentunya.

Rasulullah bersabda dalam sebuah hadis riwayat Imam Tirmidzi di dalam kitab beliau Sunan At-Trmidzi no. 2516, Imam Ahmad bin Hambal di dalam kitab Al Musnad: 1/307, serta ahli hadis lainnya; Dari Abdullah bin ‘Abbas menceritakan, "Suatu hari aku berada di belakang Rasulullah. Maka Beliau bersabda, 'Nak, aku akan ajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah Allah, maka Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, maka akan kau dapati Dia di hadapanmu. Jika kau ingin meminta, mintalah kepada Allah, dan jika kau mau memohon pertolongan, maka mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh manusia bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka itu tidak akan kau peroleh kecuali dari ketetapan Allah untukmu. Dan andai mereka bersatu untuk mencelakakanmu, maka itu tidak akan mencelakakanmu melainkan Allah telah tetapkan untukmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.'”

Maka apa yang membuat kita gelisah? Jika kita telah menjaga Allah dalam kehidupan kita. Karena Allah pasti akan menjaga kita. Di antara hak-hak Allah yang paling agung yang wajib kita jaga sebagai seorang hamba adalah memurnikan segala bentuk ibadah kita hanya kepada-Nya. Rasulullah berkata kepada Mu’adz dalam hadis riwayat Bukhari no. 2856 dan Muslim no. 48,"Wahai Mu’adz, apakah kau tahu apa hak Allah atas hamba-Nya?” Jawab Mu'az, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Kemudian Rasulullah bersabda, "Hak Allah atas hamba-Nya adalah peribadahan yang semata-mata hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya.”

Di zaman serba materialistis seperti sekarang, juga dalam kerusakan yang disebabkan sistem kapitalisme ini, memang agak sukar untuk mendapatkan ketenangan hidup. Serangan demi serangan kaum kafir yang melemahkan akidah dan keimanan semakin gencar dan dahsyat. Membuat sebagian dari kita dengan mudah berpaling dari syariat. Akan tetapi, jika kita terus istikamah dan berusaha memenuhi hak-hak Allah, maka tak akan ada lagi kegelisahan dan kedukaan, karena Allah akan menjaga kehidupan dan diri kita. Sehingga kita pun akan merasa tenang, karena ketenangan sangat kita butuhkan dalam menghadapi kehidupan dengan segala situasinya. Saat senang apalagi saat situasi sulit dan ditimpa musibah. Jika hati kita tenang, maka lisan dan juga anggota badan kita pun akan tenang. Pola sikap kita akan tetap pada jalur yang dibenarkan oleh syariat dan jauh dari yang murkai Allah.

Sungguh ketenangan jiwa adalah anugerah yang hanya Allah berikan kepada orang-orang yang beriman. Allah pun telah berfirman dalam Qur'an Surah Al-Fath Ayat 26,

اِذْ جَعَلَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فِيْ قُلُوْبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَـاهِلِيَّةِ فَاَ نْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَـتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَاَ لْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوٰى وَ كَا نُوْۤا اَحَقَّ بِهَا وَاَ هْلَهَا ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

"Di saat kaum kafir menghujamkan kesombongan dalam hati mereka (yaitu) kesombongan jahiliah, maka Allah menganugerahkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin, dan (Allah) mewajibkan mereka tetap taat menjalankan kalimat takwa, dan mereka lebih berhak akan hal itu dan layak memilikinya. Dan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Syaikh Abdurrahman As-Si’dy berkata dalam kitab Taisir Al-Karim hal. 791, “Allah mengabarkan tentang rahmat-Nya atas orang-orang yang beriman dengan diturunkannya kesakinahan kepada hati mereka. Yaitu ketenangan dan keteguhan dalam kondisi terimpit cobaan maupun kesulitan yang menggoyahkan hati, yang mengganggu pikiran serta melemahkan jiwa. Maka Allah meneguhkan dan menguatkan hati mereka, inilah di antara nikmat Allah atas orang-orang yang beriman, supaya mereka senantiasa mampu menghadapi kondisi ini dengan ketenangan jiwa serta keteguhan hati, sehingga mereka tetap dapat melaksanakan perintah Allah dalam kondisi sesulit apapun. Maka bertambahlah keimanan mereka dan semakin sempurnalah keteguhan mereka.

Maka tenangkan hatimu saudaraku, dengan kalimat tauhid laa ilaha illallaah. Resapi dan hadirkan dalam hati, serta maksimalkan usahamu untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sungguh janji Allah itu benar. Dan kita pun akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan itu. Karena Allah telah beriman dalam surah Al-Taubah ayat 26, “Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman.” 

Wallahu a'lam.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Risalah Cinta Untukmu sang Pionir
Next
Jalan Liku Menaklukkan Challenge Quote
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram