"Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi. Allah Swt. mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya. Di dalam bulan itu pintu-pintu surga dibuka. Dan pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan. Barang siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi (mendapatkan kebaikan di waktu lain). (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)"
Oleh. Ummu Ainyssa
(Kontributor NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Marhaban yaa Ramadan, marhaban yaa syahro shiam. Selamat datang Ramadan, selamat datang bulan puasa.
Syakban sudah di ujung bulan, Ramadan telah menanti di hadapan. Semoga Allah Swt. memberikan keberkahan di penghujung Syakban ini, serta memberikan kita kesempatan untuk menjumpai bulan Ramadan nan suci. Bulan Ramadan merupakan bulan yang dinanti-nanti oleh jutaan kaum muslimin di seluruh dunia. Bulan suci yang hanya datang sekali dalam satu tahun.
Banyak keutamaan yang menjadikan Ramadan sebagai bulan yang mulia, di antaranya sebagai bulan pengampunan dosa, dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka, dilipatgandakannya pahala-pahala ibadah, adanya kesempatan untuk meraih lailatulqadar, dan kemuliaan lainnya. Dengan melimpahnya keutamaan bulan Ramadan ini, sudah seharusnya menjadi kabar gembira bagi kita semua, sekaligus menjadi motivasi agar kita tidak menyia-nyiakan pahala di dalamnya. Menyambut dengan gembira dan bersyukur atas kedatangannya merupakan sebuah amalan yang disyariatkan.
Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya, untuk berbahagia atas karunia dan rahmat-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam surah Yunus ayat 58,
قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dengan itu hendaklah mereka bergembira. Sebab karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan."
Rasulullah saw. memberikan kabar gembira tentang keutamaan datangnya bulan Ramadan seraya beliau bersabda,
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
"Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi. Allah Swt. mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya. Di dalam bulan itu pintu-pintu surga dibuka. Dan pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan. Barang siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi (mendapatkan kebaikan di waktu lain)." (HR. Ahmad, No. 8979 dan An-Nasai, No. 2106 dan disahihkan Syekh Albani dalam Sahih At-Targhib, IV/129).
Para ulama mengatakan bahwa hadis ini menjelaskan kepada kita untuk senantiasa bergembira dengan datangnya bulan Ramadan. Imam Ibnu Rajab Al-Hambali mengomentari hadis ini dengan mengatakan, "Sebagian ulama berkata, bahwa hadis ini adalah dasar pijakan mengucapkan tahniah (ucapan selamat) dengan datangnya bulan Ramadan." (Lathaif Al-Ma'arif, I/490)
Karena itu, Rasulullah saw. sangat gembira menyambut bulan suci ini. Bahkan, beliau saw. telah menyambutnya dua bulan sebelumnya. Sebagaimana diriwayatkan Anas bin Malik r.a., ketika memasuki bulan Rajab Nabi saw. berdoa, beliau berkata,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syakban, dan sampaikanlah umur kami di bulan Ramadan." (HR. Imam Ahmad dan Ath-Thabrani).
Namun demikian, di samping kegembiraan kita dalam menyambut bulan suci yang bak tamu agung ini, tentu yang tak kalah penting juga bagi kita mempersiapkan demi berlomba-lomba meraih pahala di dalamnya. Maka kegembiraan ini haruslah diiringi dengan persiapan keimanan yang kuat, persiapan fisik (kesehatan), maupun ilmu. Hal ini penting guna meraih derajat tattaquun (bertakwa).
Keutamaan Ramadan merupakan perkara iman bukan perkara empiris. Pahala dan ampunan dari Allah Swt. adalah perkara yang harus diimani dan tidak bisa kita indra. Jangan sampai umat Islam melihat Ramadan hanya dari segi lahiriahnya saja, yaitu lapar dan dahaga. Jika itu yang dilihat maka sudah pasti mereka menyambut Ramadan dengan tidak gembira. Tapi justru sebaliknya, mereka akan bersedih karena merasa tidak lagi bisa makan dan minum secara leluasa. Maka sebagai seorang muslim wajib menjadikan keimanannya sebagai dasar untuk menyongsong keutamaan bulan Ramadan ini. Bahwa apa yang telah Allah janjikan adalah kebaikan yang nyata buat hujah kita kelak di hadapan-Nya.
Selanjutnya, ibadah puasa di bulan Ramadan merupakan ibadah fisik yang harus menahan lapar dan dahaga selama sebulan berpuasa. Maka perlu persiapan kesehatan atau persiapan fisik. Sehingga fisik harus fit dan sehat. Meski bagi yang sakit bisa mengganti di bulan lain, akan tetapi tentu pahalanya tidak sama dengan pahala saat ditunaikan di bulan Ramadan. Maka sangat penting untuk selalu berdoa memohon kesehatan yang berkah serta berusaha menjaga kesehatan agar tetap prima. Sehingga bisa melaksanakan ibadah puasa secara optimal tanpa ada hambatan kesehatan.
Selain kesehatan fisik, sebagai seorang yang beriman, wajib juga mempersiapkan ilmu sebelum memasuki Ramadan. Seseorang yang melakukan suatu amal tanpa ilmu maka amalnya tidak akan diterima oleh Allah Swt.
Maka tidak ada salahnya sebelum memasuki bulan Ramadan kita me- review kembali, mempelajari kembali berbagai macam fikih ibadah yang akan kita amalkan pada bulan Ramadan nanti. Mulai dari wajibnya niat puasa, hal-hal atau hukum yang terkait tentang puasa, ilmu tentang zakat, salat lail di bulan Ramadan, iktikaf, dan lain-lain. Dengan adanya ilmu ini tentu akan membuat kita lebih tenang dalam menjalankan semua ibadah tanpa ada rasa keragu-raguan.
Sehingga dengan keimanan yang kuat, semangat, dan persiapan yang matang inilah yang akan kita jadikan bekal untuk menggapai pahala berlipat di dalamnya. Semangat berlomba-lomba meraih rida Illahi dan melakukan berbagai amal saleh dengan memperbanyak tadarus Al-Qur'an, memperbanyak salat-salat sunah, melipatgandakan sedekah, menuntut ilmu, dan amalan-amalan lainnya. Sebagai seorang yang beriman tentu akan sangat rugi jika menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
Jangan sampai Ramadan datang hanya akan menjadi kegiatan ritual keagamaan tahunan tanpa makna, tanpa pahala, dan tidak mampu memberikan pengaruh positif bagi kehidupan. Baginda Nabi saw. bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إلَّا الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إلَّا السَّهَرُ
"Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya lapar dan haus saja. Berapa banyak orang yang bangun malam (qiyam Ramadan), tidak mendapat pahala kecuali hanya begadang atau sekadar bangun malam saja." (HR. An-Nasai dan Ibnu Maajah. Imam Al-Hakim dalam Mustadrak-nya berkata, hadis ini sahih atas syarat Imam Bukhari).
Semoga kita bisa menjadikan Ramadan tahun ini lebih bermakna dengan berlomba-lomba mengisinya dengan kegiatan yang penuh dengan pahala. Memperbaiki diri agar jauh lebih baik lagi dari sebelumnya. Hingga Allah pantaskan kita meraih derajat takwa.[]