Ramadan Momentum Persatuan Umat Islam Dunia

"Urgen dilakukan terhadap persatuan umat Islam di bawah satu komando atau kepemimpinan secara global dan menyeluruh, tidak lain merupakan kewajiban dari Allah swt. agar jangan bercerai-berai. Serta menjadi satu kekuatan yang kokoh, akbar dan tak tertandingi. Sehingga musuh-musuh Islam segan dan takut terhadap persatuan dan kesatuan kaum muslimin seluruh dunia. "

Oleh. Bunga Padi
(Admin Konapost )

NarasiPost.Com-Marhaban ya Ramadan 1444 Hijriah. Tidak terasa kita sudah memasuki bulan Ramadan, yang merupakan bulan suci umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa satu bulan lamanya. Bulan penuh keberkahan dan ampunan-Nya. Oleh karenanya, siapa pun yang menjumpainya tak akan menyia-nyia limpahan pahala yang dijanjikan Allah Swt. bagi yang menunaikannya. Maka tidaklah heran, jika umat Islam di seluruh dunia berlomba-lomba menjalankan puasa Ramadan termasuk umat Islam Indonesia.

Alhamdulillah tahun ini, ada suasana yang tak biasa dari tahun sebelumnya, yaitu penetapan awal Ramadan, yang jatuh bertepatan hari Kamis, 23 Maret 2023 M, dilaksanakan secara serentak di seluruh dunia. Tentu merupakan kebahagiaan yang patut disyukuri. Karena tahun sebelumnya ada perbedaan dalam penentuan awal Ramadan. Masing-masing negeri muslim berbeda cara pandang dalam penetapan 1 Ramadan. Ada yang memakai metode rukyat lokal, rukiyat hilal, hisab maupun rukyat global. Akhirnya di tubuh umat terjadi perbedaan. Ada yang lebih dahulu puasa dan berlebaran, juga ada yang belakangan melaksanakan. Sangat tidak nyaman menyaksikan peristiwa tersebut. Sangat kontras dengan Ramadan yang dicontohkan Rasulullah saw.

Padahal dahulu, jika kita mau bercermin kepada apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat, maka sebenarnya mengawali shaum Ramadan dan mengakhirinya bersamaan. Jika dilihat dari fenomena dan kondisi alam, serta letak geografis, maka sesungguhnya telah menguatkan hal tersebut. Di mana jarak terjauh bukanlah menjadi pembeda hari. Rentang waktu terlama dibelahan dunia ini hanya sekitar 12 jam. Tidak sampai melebihi 24 jam. Apatah lagi bulan di dunia ini hanya ada satu, iya cuma satu! Tentulah awal dan akhirnya pasti sama. Justru akan menjadi aneh bila terjadi perbedaan penetapan awal berpuasa.

Berpuasa dan Berbuka Karena Melihat Hilal

Islam merupakan ajaran yang sempurna dan komprehensif telah menerbitkan panduan bagi umat muslim dalam menentukan kapan memulai dan mengakhiri shaum Ramadan. Dan semua dilakukan melalui pengamatan rukyatul hilal. Perlu dipahami, hilal sendiri berasal dari istilah bahasa Arab. Menurut ilmuwan astronomi dan astrofisika, Thomas Djalaludin mengungkapkan hilal adalah bulan sabit pertama yang terdeteksi muncul sesudah magrib yang menjadi penanda awal bulan hijriah. Sedangkan kalender hijriah adalah penanggalan Islam yang digunakan kaum muslimin dalam menentukan perhitungannya berdasarkan peredaran bulan.

Adapun dalil yang menjadi sandaran terkait rukiyat hilal Ramadan ialah hadis yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah (1923 dan Ibnu Hibban) yang berbunyi: "Seorang Arab dusun datang menemui Nabi saw., lalu dia berkata: Aku melihat hilal tadi malam. Maka beliau saw. bertanya: Apakah engkau bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan bahwasannya Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya? Dia menjawab: Ya. Rasulullah saw. berkata: berdirilah wahai fulan, lalu umumkan pada orang-orang agar mereka berpuasa esok hari."

Dalil lainnya, agar kaum muslimin memulai Ramadan dan berbuka (lebaran) serentak di seluruh belahan dunia. Sebagaimana hadis riwayat dari Bukhari dan Muslim dari jalur Abu Hurairah.r.a. berikut, "Shaum-lah kalian dengan melihatnya (bulan, maka bila tertutup mendung sempurnakanlah Sya'ban menjadi tiga puluh hari."

Diperkuat lagi dengan dalil berikut, "Janganlah kalian shaum hingga melihat hilal dan janganlah berbuka (idul fitri) hingga melihatnya (hilal)) H.R. Bukhari dari Ibnu Umar r.a.

Imam Ahmad menuturkan, "Berpuasalah bersama Imam dan bersama jemaah muslimin, baik dalam keadaan cuaca cerah atau mendung."

Dari hadis-hadis di atas cukup gamblang menjelaskan, memerintahkan kepada seluruh kaum muslimin dalam memulai dan mengakhiri shaum Ramadan. Siapa pun yang berada dibelahan bumi ini, ada kemungkinan untuk melihat hilal. Manusia tidak bisa memutlakkan bahwa bulan itu mesti tampak di Indonesia atau di tempat tertentu setiap tahunnya. Karena benda-benda langit seperti bumi, bulan, bintang, matahari dan lain-lainnya akan terus bergerak. Semua di bawah wewenang Allah Swt. dengan segala keMahaKuasaannya memunculkan bulan di berbagai tempat seperti di ujung belantara Afrika, Samudera Antartika, Arab Saudi, Australia atau dari sudut mana di belahan bumi ini.

Jika ada seorang muslim yang merdeka, baligh, adil dan dapat dipercaya telah menyaksikan keberadaan hilal serta bersedia di ambil sumpah atas dirinya. Maka seluruh umat Islam harus mengikutinya dan sejak itu pula berlaku rukiyat global, sebagaimana yang telah diteladankan Rasulullah, para sahabat, dan para jumhur ulama.

Khalifah Pemersatu Umat

Dalam catatan sejarah, di masa Rasulullah saw. pelaksanaan ibadah puasa Ramadan dilaksanakan secara terpimpin oleh beliau sendiri. Kemudian dilanjutkan para Khulafaur Rasyidin, seperti Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, hingga Ali bin Abi Thalib. Dan sentral pengambil kebijakan berikutnya ditangani oleh para Imam atau Khalifah.

Urgen dilakukan terhadap persatuan umat Islam di bawah satu komando atau kepemimpinan secara global dan menyeluruh, tidak lain merupakan kewajiban dari Allah swt. agar jangan bercerai-berai. Serta menjadi satu kekuatan yang kokoh, akbar dan tak tertandingi. Sehingga musuh-musuh Islam segan dan takut terhadap persatuan dan kesatuan kaum muslimin seluruh dunia. Hal ini selaras dengan perintah Allah Swt. dalam surah Al-Imran ayat 103 yang mengatakan, agar umat Islam berpegang teguhlah dengan tali Allah dan jangan bercerai berai.

Sungguh pesan yang luar biasa mematri jiwa-jiwa kaum muslimin untuk terus menjaga persatuan, di mana pun berada dan dalam kondisi apa pun. Sebab, sejatinya umat Islam di seluruh dunia terikat oleh ikatan yang sangat kokoh yaitu ikatan akidah Islam. Di mana Tuhannya satu. Allah Swt. Dan Nabinya sama yaitu Muhammad saw. serta kitabnya Al-Qur'an.

Ramadan yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara serentak di seluruh negeri, tentu akan membawa kebahagian tersendiri bagi umat Islam. Di mana sebagai hamba yang beriman kita dianjurkan mengawalinya dengan saling bermaaf-maafan, membersihkan kalbu dari segala paparan virus yang dapat merusaknya, saling meneguhkan ikatan hati sebagai saudara seiman. Serta memupus benih-benih perbedaan dan perpecahan, dan menjalin kembali rangkaian indah silah ukhuwah yang sempat tersendat dan rapuhnya komunikasi di antara sesama insan. Sehingga saat memasuki Ramadan kita berada dalam kondisi yang suci dan tanpa beban di hati.

Selain untuk mempertebal keimanan, ibadah shaum yang dikerjakan juga merupakan upaya menumbuhkan sikap kepedulian terhadap sesama, karenanya, lahirnya sikap simpati dan empati atas apa yang dialami oleh mereka yang nasibnya tidak seberuntung kita atau hidup dalam keterbatasan. Hingga mendorong kita untuk senantiasa berbagi dengan harta yang dimiliki (sedekah/infak). Dengan harapan semangat hidup mereka kembali menguat, gundah gulana pergi senyum pun merekah.

Di bulan Ramadan sangat dianjurkan untuk melaksanakan ibadah salat berjemaah, baik salat wajib, tarawih maupun witir. Karena perkara ini sangat penting demi menguatkan semangat kebersamaan dan memupuk silah ukhuwah. Hendaklah tiap-tiap diri menyadari betapa pentingnya mengedepankan persatuan dan kesatuan umat. Tidak sampai hanya di sini, di akhir Ramadan ada kewajiban membayar zakat fitrah. Ada hikmah yang terkandung di dalamnya mengajarkan kepekaan dan kepedulian sosial kepada mereka yang lebih membutuhkan.

Setelah Ramadan berakhir, umat Islam masih dipersatukan dalam barisan salat id berjemaah yang dilaksanakan di tanah lapang atau tempat ibadah lainnya. Bahkan Islam memerintahkan semua orang keluar rumah agar berkumpul di tanah lapang, untuk menyaksikan dan menyempurnakan semangat kebersamaan. Meski berhalangan (haid) bagi wanita tetap diharuskan hadir guna mendengarkan khutbah salat Id.

Khatimah

Dari uraian di atas, kita dapat melihat bagaimana cara Allah mendesain dan menyatukan umat Islam dari berbagai belahan dunia dalam rangkaian ibadah shaum Ramadan dan salat Idul Fitri. Selain maghfirah, dan dilipatgandakannya pahala, Ramadan juga membakar dosa-dosa manusia, juga sebagai pemantik semangat umat agar meneguhkan persatuan dan kesatuan sebagai "Umat terbaik"

Tentunya untuk mewujudkan persatuan hakiki yang dibutuhkan umat saat ini, adanya satu komando seorang pemimpin atau Khalifah dalam bingkai Khilafah yang telah menerapkan syariat Islam secara kaffah. Sebab tanpa Khilafah mustahil persatuan umat akan terwujud. Oleh karenanya, seluruh komponen masyarakat bersinergi melakukan pencerdasan dan penyadaran di tengah-tengah masyarakat, sehingga umat merindukan kembali untuk penerapan syariat Islam di muka bumi ini. Pada akhirnya mereka pun turut berperan aktif dan berjuang dalam penegakan institusi Khilafah Rasyidah yang merupakan janji Allah dan pemersatu umat muslim sedunia. Sebagai bahan renungan, perhatikanlah firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 30: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sungguh Aku akan menjadikan di muka bumi Khalifah …"

Wallahu a'lam bishawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com
Bunga Padi Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Susahnya Mau Jadi Dokter Spesialis!
Next
Antara Aku, Mom Andrea, dan NarasiPost.Com
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Tya Ummu Zydane
Tya Ummu Zydane
1 year ago

Ma Syaa Allah
Tulisan Sang Bunga Padi selalu
Mampu mencerahkan pemikiran
Syukron jazakillah Khoir untuk ilmu yang sangat bermanfaat ini

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram