Refleksi Rajab Momen Tepat bagi Kebangkitan Umat

"Penerapan Islam secara kafah menjadi satu-satunya solusi di tengah-tengah umat yang sedang terpuruk. Hanya dengan Islam kafah, derita umat muslim di seluruh penjuru dunia akan berakhir. Tidak akan ada lagi muslimah yang dinistakan dan dihinakan."

Oleh: Atien

NarasiPost.Com-"Sungguh waktu telah diputar sebagaimana keadaannya saat Allah Swt. menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga berurutan yaitu Zulkaidah, Zulhijah dan Muharam. Lalu Rajab bulan Mudharr yang terdapat di antara Jumadil dan Syakban." (HR Muslim).

Bulan Rajab dipilih oleh Allah Swt. sebagai salah satu bulan yang dimuliakan. Maka tidak heran jika banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di bulan Rajab. Namun, selama ini bulan Rajab lebih dikenal dengan peristiwa Isra Mikraj. Itulah pemahaman yang ada di tengah-tengah umat Islam.

Peristiwa Penting

Padahal ada peristiwa penting lainnya yang harus diketahui oleh umat Islam. Apalagi peristiwa ini ternyata menjadi awal penderitaan panjang umat Islam di seluruh penjuru dunia.

Peristiwa penting yang menorehkan luka mendalam tersebut adalah runtuhnya Kekhilafahan Turki Utsmani pada 3 Maret 1924 ( 28 Rajab 1342 H) oleh Mustafa Kemal Ataturk.

Maka sejak runtuhnya kepemimpinan Islam tersebut, runtuh pula kekuatan dan persatuan umat muslim. Dengan kelicikannya, Mustafa Kemal mengoyak kejayaan Islam yang telah memimpin dunia selama 1400 tahun.

Kini sudah genap 101 tahun umat Islam hidup tanpa sistem Islam. Umat Islam bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Mereka kehilangan pelindung dan penjaga. Tidak ada tempat berlindung bagi umat Islam saat para pemangsa datang mengadang.

Kondisi Umat Muslim

Tanpa naungan Islam, umat muslim hidup dalam sistem yang tidak mampu memberikan rasa aman. Hal itu dialami oleh umat muslim di Palestina, Uighur, Rohingya, Pakistan, Suriah, Sudan dan Afghanistan. Di negeri-negeri tersebut umat muslim harus bertaruh nyawa karena kezaliman para pemimpinnya.

Begitu juga dengan kondisi umat Islam di India. Ketaatan para muslimah India terkait dengan jilbab menuai masalah. Jilbab sebagai busana syar'i dan bukti ketundukkan kepada aturan agama dilarang dan dipersekusi. Islamofobia di India menjadi isu mengerikan yang masif disuarakan. Kaum muslimah India dizalimi, dinistakan dan dihina oleh warga mayoritas yang didukung oleh negara.

Gambaran umat muslim di dalam negeri pun tidak jauh berbeda. Hanya saja umat muslim di negeri ini tidak diserang secara fisik. Serangan yang diberikan lebih banyak ke arah pemikiran. Pemikiran yang disampaikan kepada kaum muslim adalah pemikiran yang rusak.

Pemikiran Rusak di Tengah-tengah Umat

Maka tidak heran, saat kaum muslimah India harus berjuang untuk menjaga kehormatannya dengan berjilbab, kaum muslimah di negeri ini justru menganggap jilbab itu sesuatu yang menghalangi kebebasan dalam berpakaian. Bagi mereka jilbab diidentikkan dengan pakaian orang Arab. Memakai jilbab dianggap pakaian kuno yang harus ditinggalkan.

Selain pemahaman yang salah tentang jilbab bagi kaum muslimah, ada juga pemikiran lain yang diembuskan di tengah umat muslim. Pemikiran tersebut menyatakan bahwa aturan tentang jihad dan khilafah merupakan sesuatu yang membahayakan persatuan dan keberagaman negeri ini.

Itulah pemikiran rusak moderasi beragama. Pemikiran rusak tersebut semakin mengakar dalam benak umat Islam. Maka tidak heran jika umat Islam semakin jauh dari agamanya. Agama hanya sekedar pelengkap dalam kehidupan. Sebagai pelengkap, agama tidak dipakai untuk mengatur kehidupan umum baik di dalam masyarakat maupun negara.

Kebijakan yang Memberatkan

Pemisahan aturan agama dari kehidupan umum memberikan dampak yang luar biasa di tengah-tengah umat. Berbagai kebijakan yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak pun semakin memberatkan rakyat. Salah satunya di bidang kesehatan yaitu kewajiban warga negara yang harus menjadi peserta BPJS sebagai syarat untuk bisa mengakses berbagai pelayanan publik seperti mengurus SIM, SKCK, dan naik haji. Sungguh sebuah kebijakan yang tidak manusiawi di tengah keterpurukan ekonomi.

Hal yang mengherankan juga terjadi pada sektor kebutuhan barang dan jasa. Bagaimana minyak goreng yang tiba-tiba menjadi barang langka. Padahal semua tahu negeri ini menjadi penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

Masalah semakin bertambah lagi dengan harga kedelai impor yang membumbung tinggi. Keadaan ini membuat para pengrajin tahu dan tempe berhenti berproduksi. Lagi-lagi rakyat harus mencari jalan keluar sendiri.

Banyaknya permasalahan yang muncul di tengah-tengah umat diakibatkan oleh adanya sistem kufur yang masih dipertahankan oleh negeri ini. Sistem ini sudah begitu nyata kerusakannya. Inilah sistem Kapitalisme liberal. Sistem ini hanya mengedepankan kebahagian dunia. Sistem ini juga penuh dengan tipu daya. Tipu daya yang dilakukan sistem ini tidak tanggung-tanggung. Seluruh aspek kehidupan yang menghasilkan untung pasti akan diusung.

Maka tidak heran jika kekayaan alam negeri ini dikeruk habis. Tidak cukup sampai di situ, keserakahan orang-orang yang menganut sistem ini sudah sangat parah. Mereka membuat berbagai aturan dan kebijakan yang semakin memberatkan rakyat. Slogan dari rakyat untuk rakyat ternyata sekedar tipu muslihat. Rakyat hanya jadi alat dan dijadikan tumbal untuk meraih kekuasaan.

Lantas, masih layakkah untuk tetap bertahan di sistem rusak ini? Sistem yang hanya membawa kepada penderitaan dan kesengsaraan. Sistem yang membuat kehidupan ini porak-poranda karena mengabaikan aturan Sang Pencipta.

Perubahan Mendasar

Umat muslim akan tetap dalam kondisi terpuruk jika tidak mau mengubah pemikirannya. Allah Swt. telah berfirman yang artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka." (TQS Ar-Ra'du [13]: 11).

Tentu saja perubahan tersebut harus sampai kepada sistem aturannya. Sistem ini juga harus sistem yang benar dan mampu menjadi solusi bagi seluruh permasalahan kehidupan, baik individu, masyarakat, dan negara. Sistem tersebut adalah sistem Islam. Sebuah sistem yang telah terbukti dan tercatat dengan tinta emas di dalam lintasan sejarah.

Dengan sistem Islam, seluruh aturan Islam bisa diterapkan secara kafah. Hal itu sesuai dengan perintah Allah Swt. yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman! Masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan (kafah)." (TQS Al-Baqarah [2]: 208).

Penerapan Islam secara kafah menjadi satu-satunya solusi di tengah-tengah umat yang sedang terpuruk. Hanya dengan Islam kafah derita umat muslim di seluruh penjuru dunia akan berakhir. Tidak akan ada lagi muslimah yang dinistakan dan dihinakan. Semoga di bulan Rajab yang penuh kemuliaan ini menjadi momen tepat bagi kebangkitan umat Islam.

Bangkitnya umat Islam akan menjadi awal bangkitnya peradaban Islam. Kemenangan Islam akan segera tiba. Islam akan kembali berjaya untuk menjadi rahmat bagi semesta raya.

Wallahu a'lam bi ash-shawwab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Atien Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Gonta-ganti Aturan BPJS: Rakyat Kian Terintimidasi, Rumah Sakit Jadi Korban Kapitalisasi
Next
Ironi Demokrasi, Pelapor Menjadi Tersangka: Kisah Pilu Nurhayati
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram