Berinteraksi dengan umat adalah sebuah aktivitas yang seharusnya dilakukan secara intens. Proses ini dapat membangun kepercayaan masyarakat pada seorang aktivis dakwah sehingga ia menjadi rujukan, tempat bertanya. Bukan berarti harus menjadi ahli semua bidang atau menyelesaikan semua urusan. Setidaknya bisa memberikan jalan bagi orang lain menemukan solusinya.
Oleh: Novianti
NarasiPost.com - Yesterday is a history, today is a gift and future is a mistery. Kemarin adalah sejarah, hari ini adalah karunia dan masa depan adalah misteri.
Ungkapan yang cocok dengan situasi sekarang. Pandemi telah berlangsung hampir 1 tahun dan mengakibatkan banyak perubahan. Tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tapi sektor ekonomi, sektor pendidikan dan sektor lainnya ikut terimbas.
Masa depan di banyak negara nampaknya suram menghadapi situasi yang sulit diprediksi. Jutaan orang kehilangan pekerjaan, keluarga kehilangan tulang punggungnya, anak yang mendadak kehilangan orangtuanya. Banyak perusahaan terpaksa gulung tikar karena ekonomi dunia kian lesu.
Namun, setiap episode kehidupan harus senantiasa disikapi seorang Muslim dengan sabar dan syukur. Apapun masalahnya, harus selalu yakin dan optimis menghadapi masa depan. Keimanan terhadap qadha dan qadar mengarahkan pada ikhtiar tak pernah berhenti sebagai wilayah manusia yang bernilai pahala. Tentang hasil, bertawakkal kepada Allah yang memiliki hak prerogatifnya.
Seorang mukmin harus memaknai setiap peristiwa agar selalu dalam koridor takwa. Ia memiliki visi untuk masa depan umat Islam bahkan dalam kondisi yang sulit sekalipun. Masa depan memang misteri namun selalu berpikir dan bergerak dalam menjalankan peran memperbaiki kondisi umat.
Keadaan umat Islam hari ini sangat terpuruk dalam kubangan lumpur sistem sekuler kapitalis. Sistem yang tidak pernah akan berpihak pada umat Islam sehingga umat pengikut Nabi terakhir ini terus menjadi sasaran fitnah, penindasan, dan tipu daya.
Sayangnya, banyak yang belum memahami bahwa umat Islam saat ini telah dieksploitasi dan makin dijauhkan dari kehidupan yang Allah ridai. Ini disebabkan lemahnya kesadaran politik umat sehingga mereka menjadi obyek permainan yang digiring sesuai keinginan musuh-musuh Islam berskala global.
Kesadaran politik bermakna suatu pandangan yang melihat hubungan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, menganalisa untuk menemukan hubungan sebab akibat dari berbagai kejadian hingga memperoleh fakta. Sebagai seorang Muslim tentunya pemikiran politik yang dibangun haruslah pemikiran politik Islam dengan kekhasan dalam sudut pandangnya. Penelaahan tidak dibatasi hanya pada satu negara melainkan mencakup seluruh dunia mengingat tidak ada satupun negara saat ini tidak memiliki hubungan international. Dengan kata lain, apa yang terjadi di wilayah Barat akan berdampak pada wilayah Timur dan sebaliknya.
Seseorang dengan kesadaran politik islamnya akan berjuang agar kehidupan sesuai dengan konsep Islam. Ia harus mampu menjelakan kebatilan dari penerapan berbagai macam kebijakan seperti letak kesalahan dan ketidaksesuaiannya dengan Islam.
Karenanya seorang Muslim harus selalu membangun dan memantapkan visi serta konsep Islamnya. Ia bagaikan pelita di tengah-tengah kegelapan masyarakat sekarang yang hidup dengan aturan dan standar manusia.
Ini adalah perjuangan panjang dan terus menerus karena visi kehidupan Islam tidak hanya diterapkan pada satu wilayah kecil. Sejak diturunkan pertama kali, Islam adalah agama yang seharusnya mendunia. Bukan sistem kehidupan untuk masyarakat Quraisy saja.
Rasulullah bersabda:
“Allah memperlihatkan kepadaku seluruh penjuru bumi ini. Aku melihat bagian Timur dan Baratnya, dan aku meliha umatku akan menguasai apa yang telah Dia tunjukkan kepadaku. “ (HR. Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Tirmidzi).
“Perkara ini ibarat siang dan malam. Allah akan membuat Diin ini (Islam) memasuki setiap rumah penduduk di gurun, di desa, di kota dengan kejayaan ataupun kehinaan. Allah akan memberikan kejayaan Islam dan Allah akan menimpakan kehinaa pada kekufuran.“ (HR. Ahmad ibn Hanbal, Tirmidzi).
Karenanya proses membangkitkan kesadaran politik umat tidak boleh berhenti meski di saat pandemi. Cara-cara kreatif yang tidak melanggar hukum syara’ harus dilakukan. Kita tidak bisa menunggu pandemi ini selesai karena berbagai macam serangan terhadap umat Islam tidak mengenal kata jeda.
Komunitas adalah Uslub Berinteraksi dengan Umat
Orang yang berpengaruh bagi peningkatan pemikiran politik masyarakat adalah yang paling sering berinteraksi secara terus menerus dan terlibat bersama di dalamnya. Inilah yang dilakukan oleh Mush’ab bin Umair saat diutus oleh Rasulullan ke Madinah.
Peran Mush'ab bin Umair sangat penting dalam menyiapkan Madinah sebagai Daulah Islamiyah, negara yang menggunakan Syariat Islam dalam mengatur semua urusan dan menyelesaikan masalah. Sejak keberadaannya di Madinah, beliau berkeliling bertemu dengan berbagai kalangan dan profesi untuk memperkenalkan Islam. Dalam waktu relatif singkat yaitu 1 tahun, tidak ada yang lebih diperbincangkan oleh penduduk Madinah kecuali tentang agama baru yaitu Islam.
Ini menunjukkan pentingnya keterlibatan seorang aktivis di tengah masyarakat. Berinteraksi dengan umat adalah sebuah aktivitas yang seharusnya dilakukan secara intens. Proses ini dapat membangun kepercayaan masyarakat pada seorang aktivis dakwah sehingga ia menjadi rujukan, tempat bertanya. Bukan berarti harus menjadi ahli semua bidang atau menyelesaikan semua urusan. Setidaknya bisa memberikan jalan bagi orang lain menemukan solusinya.
Aktivitas semacam ini merupakan proses latihan pengurusan umat (ri'ayah su'unil ummah). Seseorang akan memiliki pengalaman politik yang menjadikan dirinya memiliki skill politik, salah satu faktor penentu diterima atau tidaknya dakwah di tengah-tengah masyarakat.
Secara definisi komunitas adalah usaha-usaha terorganisir yang bertujuan memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat, memberdayakannya agar bersatu dan mengarah pada satu tujuan. Selama ini sudah banyak komunitas namun belum banyak yang menggarap pemikiran politik. Umumnya komunitas berdasarkan kesamaan hobi atau kepentingan tertentu. Misal komunitas pecinta sepeda, guru mengajar dsb.
Komunitas yang menggarap pemikiran sebaiknya tidak menjadikan bentukan komunitasnya terlibat terlalu jauh dalam proyek proyek yang seharusnya menjadi kewajiban negara. Seperti gerakan peduli lingkungan, gerakan beasiswa dan semacamnya.
Membentuk komunitas adalah peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para aktivis sebagai latihan pengalaman politik dalam ri'ayah su'unil ummah dengan fokus pada perubahan pemikiran.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menggerakkan komunitas virtual ini. Pertama, postingan harus terkait pada hukum syara’ termasuk dalam berkomentar. Konten tidak mengandung maksiat kepada Allah, tidak mengandung kebohongan dan mengakibatkan permusuhan di antara kaum muslimin. Kedua, memperhatikan adab dan etika , tidak menghina atau mencela orang lain, tidak mengandung ghibah. Ketiga, memahami UU ITE agar tidak terjerat masalah hukum mengingat tidak semua anggota yang bergabung dikenali dengan baik.
Tugas seorang aktivis dakwah adalah menyampaikan kebenaran, dan kebenaran itu ibarat air yang tak bisa disumbat. Lubang-lubang sekecil apapun akan menjadi jalan untuk sampai ke tujuan.
Komunitas-komunitas di dunia maya akan menjadi lubang-lubang kecil untuk membawa masyarakat ke kehidupan hakiki. Kehidupan yang mengembalikan manusia pada fitrahnya dan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia.
Picture Source by Google
Disclaimer: Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya. NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]