"Burak yang merupakan kendaraan Rasulullah saat itu dinilai Agus melaju dengan kecepatan cahaya. Sehingga jarak 4.320.000.000 km ditempuh Rasulullah saw. hanya dalam satu jam."
Oleh. Nur Rahmawati, S.H.
(Tim Penulis Inti NarasiPost.Com)
NarasiPost.Com-Isra Mikraj merupakan momentum bersejarah yang dialami Nabi Muhammad saw. untuk mendapatkan perintah salat lima waktu. Isra Mikraj menjadi perayaan penting bagi umat Islam dunia yang memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi spiritual, dimensi ideologis, dan dimensi politik.
Perjalanan suci Nabi Muhammad di Abad 7 M berlangsung hanya dalam semalam, dari Masjidilharam, Makkah, ke Masjidilaqsa di Baitulmukadas menggunakan burak. Di mana peristiwa itu terjadi ketika Muhammad saw. menerima perintah salat lima waktu dalam versi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Perjalanan Nabi Muhammad yang ditemani malaikat Jibril, jika dilihat dari versi Google Maps, perjalanan dari dua titik mulai Masjidilharam di Makkah ke Masjidilaqsa di Palestina, bisa dilakukan via darat dengan jarak 1.471 km, dan dapat ditempuh minimal 16 jam 37 menit.
Namun, pada masa itu tak ada opsi perjalanan udara. Nabi Muhammad menerima perintah salat lima waktu dengan naik dari bumi langsung ke Sidratulmuntaha di langit ke tujuh. Setelah selesai misi, ia kembali ke Jazirah Arab dengan kendaraan buroq atau burak yang merupakan hewan anggun bersayap, secara harfiah berarti kilat, yang satu entitas berperan penting dalam perjalanan Rasulullah saw. Inilah bagian dari dimensi spiritual meski secara sains tidak masuk akal, yang sejatinya perjalanan itu dilakukan lebih dari satu bulan namun ditempuh Rasulullah saw. kurang dari semalam. Kebenaran yang diimani oleh kaum muslim diabadikan dalam firman-Nya;
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan kepada dia sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (TQS Al-Isra [17]: 1)
Kecepatan Cahaya
Dalam ilmu fisika hari ini, menggambarkan bahwa cahaya sebagai entitas dengan kecepatan tertingginya, yaitu 299.792,458 km/detik, terlepas dari berbagai eksperimen baru. Albert Einstein yang merupakan fisikawan dengan teori relativitas umum dan khusus menyatakan makin mendekati kecepatan cahaya, materi akan membutuhkan energi teramat besar dengan waktu yang melambat. Lantas, bagaimana Nabi Muhammad, Jibril, dan burak melampauinya?
Melansir dari laman berita, telisik.id, Guru Besar Teori Fisika Institut Teknologi Surabaya (ITS) Agus Purwanto mengasumsikan, kejadian Isra Mikraj bermula selepas salat Isya sekitar jam 20.00 sampai jam 04.00 pagi menjelang Subuh, sehingga membutuhkan waktu 8 jam, karena perjalanan dilakukan bolak-balik. Lanjutnya peristiwa Isra Mikraj tidak bisa dijelaskan dari sisi teori relativitas khusus Einstein.
Burak yang merupakan kendaraan Rasulullah saat itu dinilai Agus melaju dengan kecepatan cahaya. Sehingga jarak 4.320.000.000 km ditempuh Rasulullah saw. hanya dalam satu jam. Jarak tersebut lebih pendek daripada jarak Neptunus yang diketahui berjarak 4.335.000.000 km, padahal Neptunus merupakan planet terluar dengan Bumi. Jadi, Baginda Rasulullah belum sampai di Neptunus dalam waktu 4 jam (18/2/2023).
Terlepas dari sains, perayaan Isra Mikraj di berbagai negara berlangsung dengan bermacam tradisi unik yang dilakukan masyarakat yang dilansir dari beautynesia.id, 18/2/2023, di antaranya;
1. Indonesia
Penetapan Isra Mikraj pada tanggal 18 Februari 2023 oleh pemerintah Indonesia, ditandai dengan hari libur nasional. Hari Raya ini pun diperingati dengan serius oleh mayoritas muslim di Indonesia yang merupakan muslim terbesar dunia. Perayaan Isra Mikraj dilakukan beragam oleh masyarakat Indonesia dengan tradisi dari masing-masing daerah, yang tentunya tidak keluar dari jalur keislaman.
Misalnya saja, dikutip via CNN Indonesia, di Yogyakarta terdapat tradisi Rajeban Peksi Burak, yaitu tradisi mengarak dua burung burak yang dibuat dari jeruk bali. Burung ini diarak dari Bangsal Kencana Keraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman oleh abdi dalem.
Masyarakat di Jawa Timur, tepatnya daerah Magelang, melaksanakan Ambengan, yakni makan bersama di atas daun pisang yang menjadi tradisi. Di Temanggung, Jawa Tengah, ada tradisi khataman Kitab Arja yang mengisahkan cerita Isra Mikraj Nabi Muhammad saw., kitab ini ditulis oleh KH. Ahmad Rifai Al-Jawi. Serta tradisi lainnya di berbagai daerah di Indonesia.
2. Amerika Serikat
Muslim Amerika Serikat (AS), memiliki tradisi dalam merayakan Isra Mikraj. Meski Islam di AS merupakan agama minoritas, hal ini tidak menghalangi warga muslim untuk tetap merayakan hari besar tersebut dengan bersama membaca kitab suci Al-Qur'an dan berdoa bersama di Islamic Center setempat. Selain pengajian, mereka juga mengadakan pesta sederhana bersama keluarga atau kerabat terdekat.
3. Palestina
Meski dilanda duka sebab penjajahan Israel, muslim di Palestina tetap merayakan Isra Mikraj dengan mengenakan baju kebesaran mereka, dan berkeliling dari rumah ke rumah berbagi makanan sambil memainkan alat musik berirama merdu.
4. Oman
Oman, negara mayoritas muslim sebagaimana Indonesia. Oman berada di pesisir Timur Tengah juga merayakan momen Isra Mikraj dengan menjalankan tradisi membaca Al-Qur’an secara bersama-sama di masjid. Selain itu, mereka juga akan menerangi rumah mereka dengan hiasan lampu-lampu sebagai bentuk kebahagiaan sebagai umat Islam.
5. Turki
Tak jauh berbeda dengan budaya menyambut Isra Mikraj di Oman, umat Islam di Turki juga melakukan tradisi berkumpul di masjid atau di area terbuka untuk berdoa bersama-sama, dan juga menerangi seluruh kota dengan menyalakan lilin-lilin.
6. Dubai
Sedikit berbeda, umat Islam di Dubai, Uni Emirat Arab, dalam merayakan Isra Mikraj mempunyai tradisi sakral selepas melaksanakan salat Magrib berjemaah, mereka melantunkan ayat suci Al-Qur’an, lalu diikuti dengan pembacaan pidato oleh seseorang yang dituakan atau dipercaya. Selanjutnya, terdapat khotbah serta ceramah yang berisikan nilai agama.
Demikianlah beberapa tradisi di berbagai negara dalam merayakan Isra Mikraj. Semoga bisa menambah kecintaan kita kepada Nabi besar Muhammad saw. Tidak hanya meneladani Rasulullah saw. dalam ibadahnya saja, namun juga meneladaninya dari segi dakwah untuk menyebarkan Islam ke seluruh dunia yang termasuk dimensi ideologis dan politik (ditegakkannya Khilafah Islamiah). Wallahu'alam bishawab.[]