Isra Mikraj, Tak Hanya Seputar Perintah Salat

Isra Mikraj, Tak Hanya Seputar Perintah Salat

"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidilharam menuju Masjidilaqsa, yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Isra: 1)"

Oleh. Aya Ummu Najwa
(Kontributor NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Peristiwa Isra Mikraj adalah salah satu mukjizat yang Allah berikan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Bagaimana tidak, perjalanan yang seharusnya ditempuh dalam waktu lebih dari satu bulan hanya ditempuh kurang dari satu malam. Peristiwa ini terjadi pada tahun yang disebut ‘Amul Huzni atau tahun kesedihan, karena pada tahun tersebut beliau telah kehilangan dua orang penopang dakwah beliau yaitu Sayidah Khadijah istrinya, dan Abu Thalib paman beliau. Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surah Al-Isra ayat 1,

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidilharam menuju Masjidilaqsa, yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Dalam peristiwa menakjubkan yang terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M atau tahun ke-10 dari kenabian beliau tersebut, Rasulullah dipertemukan dengan para nabi dan rasul yang terdahulu. Beliau pun diperintahkan oleh Allah untuk mengimami salat para nabi dan rasul tersebut di Masjidilaqsa, Palestina.

Sedangkan dalam peristiwa Mikraj, Rasulullah diperlihatkan oleh Allah dengan beragam siksaan terhadap para penghuni neraka. Beliau menyaksikan azab Allah yang diperuntukkan bagi orang-orang yang rakus akan jabatan, bagi para penceramah yang menebar fitnah, para pezina, para pemakan riba, dan yang lainnya. Kemudian beliau dibawa naik menerima perintah salat di Sidratulmuntaha.

Semua peristiwa itu merupakan dimensi spiritual, untuk menguji keimanan kaum muslim kala itu. Maka ada yang percaya, namun ada pula yang kemudian murtad kembali musyrik karena menganggap peristiwa itu di luar nalar manusia, mereka melupakan fakta bahwa tak ada sesuatu yang mustahil bagi Allah.

Dalam Sahih-nya, Imam Muslim meriwayatkan bahwa pada malam Isra Mikraj, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam diberikan dua bejana minuman yang masing-masing berisi khamar dan susu. Beliau kemudian memilih bejana yang berisi susu dan meminumnya. Kemudian Jibril ‘alaihissalam berkata:

هُدِيتَ الْفِطْرَةَ -أَوْ أَصَبْتَ الْفِطْرَةَ- أَمَّا إِنَّكَ لَوْ أَخَذْتَ الْخَمْرَ غَوَتْ أُمَّتُكَ

"Engkau telah diberi petunjuk sesuai fitrah atau bertindak benar selaras dengan fitrah. Sungguh, andai engkau mengambil arak, niscaya sesatlah umatmu."

Peristiwa ini kembali menegaskan, bahwa Islam adalah agama yang lurus dan sesuai dengan fitrah manusia. Mulai dari fondasinya yaitu akidah hingga ibadah, akhlak, muamalah, politik, hingga kenegaraan. Seluruhnya akan mendatangkan kemaslahatan bagi umat manusia, menghilangkan kerusakan dalam kehidupan jika diterapkan secara sempurna. Islam dengan seluruh syariatnya yang komprehensif mustahil mendatangkan penderitaan bagi umat manusia.

Untuk itu, jika Islam sudah sempurna dan sesuai dengan fitrah manusia, maka apakah pantas bagi manusia terlebih kita sebagai seorang muslim, mengambil dan lebih percaya pada ajaran orang-orang kafir seperti Montesqueu, Socrates, Adam Smith, Karl Marx, atau bahkan Piagam PBB, daripada Islam dengan seluruh ajaran dan syariatnya? Sedangkan Allah sendiri telah berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 50, "Apakah hukum jahiliah yang mereka inginkan? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang beriman?"

Harus kita pahami, bahwa semua ideologi, sistem, dan ajaran yang berasal dari selain Islam, adalah bertentangan dengan syariat. Sehingga jika diterapkan dalam kehidupan pasti akan merusak tatanan dan mengancam eksistensi umat manusia di dunia dan mendatangkan kehinaan serta penderitaan di akhirat. Allah sendiri dengan tegas telah mengancam dalam surah Thaha ayat 124, "Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (Al-Quran), maka untuknya kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta."

Dalam perjalanan Isra, Rasulullah dibawa ke sejumlah tempat sebelum tiba di Masjidilaqsa. Dalam kitab Sunan, Imam An-Nasa'i meriwayatkan bahwa beliau shallallahu alaihi wasallam dibawa oleh Burak dan malaikat Jibril ke Yatsrib atau Madinah untuk melaksanakan salat di sana. Kemudian malaikat Jibril berkata kepada beliau,"Tahukah engkau, tempat di mana engkau salat? Sungguh engkau salat di negeri yang baik. Ke tempat inilah hendaknya orang-orang pergi berhijrah." Kemudian beliau juga diajak pergi ke Bukit Sinai, dan melaksanakan salat di sana sebelum tiba di Baitul Muqaddas.

Rangkaian peristiwa tersebut sesungguhnya mengandung dimensi politik bagi dakwah Islam. Dan tidak lama setelah peristiwa Isra Mikraj ini, berimanlah sekelompok suku Aus dan Khazraj dari Yatsrib atau Madinah, yang kemudian membaiat Rasulullah di Aqabah. Setelah itu, setahun kemudian Yatsrib telah siap menjadi tujuan hijrah kaum Muslim dan diganti menjadi Madinah Al-Munawarah. Di sinilah negara Islam pertama di dunia berdiri. Di mana hukum-hukum Allah diterapkan secara sempurna.

Sedangkan peristiwa di mana para nabi dan para rasul salat di belakang Rasulullah di Masjidilaqsa merupakan tanda bahwa kepemimpinan umat manusia di bumi telah diserahkan sepenuhnya kepada beliau shalallahu alaihi wasallam dan kaum muslim. Tak ada umat yang lebih layak memimpin dunia ini selain umat Islam. Tak ada pula ideologi yang yang pantas memimpin dunia dan umat manusia kecuali Islam.

Oleh sebab itu, pantaskah jika kaum muslim tunduk pada PBB, IMF, dan organisasi kufur lainnya? Mengapa? Karena fakta telah menunjukkan, keberadaan lembaga-lembaga tersebut justru sangat merugikan kaum muslimin.

Seharusnya Islam dan umat Islamlah yang layak dan pantas memegang kepemimpinan dunia. Islam dengan syariatnya yang paripurna, mampu mengatur seluruh aspek kehidupan, baik ranah pribadi, masyarakat, hingga negara. Hal ini sesuai apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu alayhi wasallam dan Khulafaurasyidin yang mulia.

Imam Abu Dawud telah meriwayatkan sebuah hadis dari Rasulullah, bahwa beliau telah berjanji, "Sungguh bumi ini telah Allah dekatkan untukku. Kemudian aku melihat bagian timur juga baratnya. Sungguh, seluruh wilayah yang diperlihatkan kepadaku tersebut akan dikuasai oleh umatku." Akan tetapi, ini semua hanya akan terwujud bila umat Islam memiliki negara, memiliki institusi yang melaksanakan syariat Islam secara kaffah, itulah Khilafah. Marilah kita songsong dan perjuangkan bersama.

Wallahu a'lam[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Aya Ummu Najwa Salah satu Penulis Tim Inti NP
Previous
Pesona Alexandria
Next
Investasi Cina, Jebakan bagi Indonesia
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram