"Alp Arslean memimpin Kesultanan Saljuk dengan gemilang. Dinasti yang berdarah Turki Oghuz itu menjelma menjadi sebuah kekuatan yang disegani kawan dan ditakuti lawan. Kesultanan Saljuk ini mempunyai militer yang begitu perkasa, sehingga tak tertandingi pada masa itu."
Oleh. Najwa Tsaqeefa R.
(Pelajar Cinta Islam)
NarasiPost.Com-Nama lengkapnya adalah Abu Syuja' Alp Arselan Muhammad bin Jufri Bek Dawud Mikail bin Saljuk At-Turkmani Al-Ghuzzi. Ia menjadi Sultan Bani Saljuk setelah pamannya yang bernama Tughrul Bek wafat. Sultan Alp Arselan bersama Nizham Al-Mulk, menterinya yang jujur, menjadi negarawan yang terkemuka dan disegani di dunia pada abad pertengahan.
Pada tahun 414 Hijriah, Sultan Alp Arselan melakukan serangan terhadap Syam Utara dan mengepung negara Al-Mirdasiyah di Aleppo yang didirikan oleh Shalih bin Mirdas yang menganut mazhab Syi'ah, dan memaksa amir negara tersebut yaitu Mahmud bin Shalih bin Mirdas untuk kembali mengakui Khilafah Abbasiyah, sebagai negara yang sah dan bukanlah Khilafah Fathimiyyah pada tahun 464 Hijriah.
Di tahun 463 Hijriah terjadilah perang yang dahsyat yaitu perang Manzikert. Raja Romawi yang dipimpin oleh Romanus Digianus IV keluar bersama dengan pasukan yang besar dari Romawi, Rusia, Al-Kurj, Eropa, dan mereka yang memeluk agama Nasrani hingga jumlahnya diperkirakan mencapai 300.000 pasukan. Kaum muslimin sendiri melakukan persiapan perang yang telah ditentukan. Kedua pasukan akhirnya bertemu pada Jumat, 25 Zulkaidah 463 Hijriah atau 26 Agustus 1071 Masehi di dekat Manzikert, Armenia. Pada peperangan itu, Sultan Alp Arselan turun dari kudanya lalu merendahkan diri di hadapan Allah dan memperbanyak doa, kemudian ia menaiki kudanya dan menyerang musuh. Kaum muslimin menawan banyak sekali dari kalangan musuh. Salah satunya adalah Raja Romanus sendiri, kemudian ia membeli dirinya dengan 1,5 juta Dinar dan membebaskan tawanan di negerinya.
Perang Manzikert adalah peristiwa penting bagi kehancuran Bizantium dan membuka jalan bagi orang Turki di Anatolia. Karena dalam sepuluh tahun setelah perang ini, bangsa Turki dari Kesultanan Saljuk telah berhasil merebut kota Nicaea yang berada di tepi Selat Bosporus, tepatnya di seberang ibu kota Kekaisaran Bizantium Timur yaitu Konstantinopel. Sultan Alp Arselan mengumpulkan pasukannya kemudian beliau menyampaikan pidatonya. Beliau mengenakan jubah putih laksana kain kafan pada pagi hari pertempuran. Dalam kesempatan itu, beliau menyemangati pasukannya dan ia siap untuk mati di medan laga.
Sejak kekalahan di Manzikert, pengaruh Bizantium di Asia Kecil atau Anatolia terus menyusut secara drastis. Para ahli sejarah menyebut Peperangan Manzikert adalah awal dari Turkifikasi (Turkification) Anatolia. Puncaknya adalah ketika Konstantinopel jatuh ke tangan Daulah Turki Utsmaniyah pada 1453 Masehi.
Menurut penulis Ash-Shalabi, ia mengatakan bahwa Alp Arselan merupakan seorang pemimpin muslim yang mempunyai banyak keteladanan bagi rakyatnya. Ia adalah pemimpin yang mencintai rakyatnya, dan sebaliknya rakyatnya pun menghormati dan mematuhi kebijakan-kebijakan yang dibuatnya. Salah satu sifatnya yang mulia adalah ia sangat peduli pada fakir miskin. Ia begitu gemar bersedekah. Ia menyedekahkan 15 ribu dinar di setiap bulan Ramadan. Kepemimpinannya melahirkan keadilan bagi rakyatnya, dikarenakan beliau tak serakah pada harta, ia memimpin bukan untuk memperkaya diri dan juga keluarganya. Sehingga pada masa pemerintahannya, kejahatan jarang terjadi. Ia menegakkan hukum sama rata bagi seluruh rakyat.
Pada masa kepemimpinannya, kekuasaan Bani Saljuk membentang dari pegunungan Hindu Kush di wilayah timur, lembah Aku Darya di sebelah utara, kawasan Kaukasus, Anatolia, Persia, Syam, Irak, hingga sampai ke Hijaz di sepanjang Semenanjung Arab. Kesultanan Bani Saljuk merupakan bagian dari Kekhalifahan Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Akan tetapi, karena kurangnya pamor, para khalifah kurang mempunyai pengaruh, melainkan hanya di sekitaran Kota Seribu Satu Malam yaitu Baghdad. Dan bahkan, mereka berlaku seakan-akan bawahan bagi pemerintahan Bani Saljuk.
Alp Arslean memimpin Kesultanan Saljuk dengan gemilang. Dinasti yang berdarah Turki Oghuz itu menjelma menjadi sebuah kekuatan yang disegani kawan dan ditakuti lawan. Kesultanan Saljuk ini mempunyai militer yang begitu perkasa, sehingga tak tertandingi pada masa itu. Menterinya yaitu Nizham Al-Mulk adalah menteri yang jujur, yang berjasa besar dalam mendirikan lembaga-lembaga untuk mengurusi urusan umum, seperti pajak, peradilan, juga pendidikan. Institusi pendidikan yang ia rancang adalah Madrasah Nizamiyah, yang kemudian mencetak banyak sarjana. Sejumlah alim ulama hebat pernah mengajarkan ilmu di sana, seperti Imam Al-Ghazali dan juga Imam At-Thabari.
Sultan Alp Arselan wafat setelah terkena tikaman belati pemberontak, yaitu Yusuf Al-Khawarizmi ketika akan dihukum penggal. Sang sultan meninggal dalam usia 42 tahun pada 465 Hijriah. Sultan Alp Arselan adalah seorang pemimpin yang bijaksana, yang baik terhadap manusia, adil, pemurah dan penyayang, belas kasih terhadap rakyat, lemah lembut terhadap kaum fakir, baik terhadap keluarganya, teman dan budaknya, serta banyak bersedekah.[]