Pelajaran dari Dibinasakannya Kaum Nuh

"Al-Qur'an mengandung kisah-kisah berharga (al-qishash) tentang keadaan umat-umat terdahulu (al-umam al-sabiqah) yang berakhir binasa akibat kedurhakaan mereka kepada Allah Swt., ditimpakan pada mereka berbagai azab. Itu semua adalah bagian dari ayat al-'aqaid, yang wajib diimani dan diambil hikmahnya sebagai pelajaran agung bagi mereka yang beriman dan berakal."

Oleh. Dian Afianti Ilyas
(Tim Redaksi NarasiPost.Com)

NarasiPost.Com-Kaum Nuh adalah satu dari sekian kaum yang menjadi gambaran umat terdahulu yang berakhir pada kebinasaan akibat kedurhakaan mereka kepada Sang Penguasa alam semesta.

Al-Qur'an mengandung kisah-kisah berharga (al-qishash) tentang keadaan umat-umat terdahulu (al-umam al-sabiqah) yang berakhir binasa akibat kedurhakaan mereka kepada Allah Swt., ditimpakan pada mereka berbagai azab. Itu semua adalah bagian dari ayat al-'aqaid, yang wajib diimani dan diambil hikmahnya sebagai pelajaran agung bagi mereka yang beriman dan berakal.

Sebagaimana nabi-nabi lainnya, Nabi Nuh a.s. diutus oleh Allah Swt. untuk menyampaikan dakwah kepada kaumnya, mengajak mereka untuk meninggalkan semua sesembahan selain-Nya dan hanya menyembah kepada Allah Swt..

Kaum Nuh adalah penyembah patung dan berhala. Pada awalnya, patung-patung yang mereka sembah adalah wujud orang yang saleh yang mereka kenang. Namanya adalah Suwa', Yaghuts, Wadd, Nasr, dan Ya'uq. Semuanya disebutkan dalam QS Nuh [71]: 23.

Patung-patung tersebut dipercaya sebagai penolak bala hingga dianggap mampu mendatangkan kebaikan dan keberuntungan. Ketika mereka dinasihati untuk meninggalkan berhala-berhala tersebut, mereka menolaknya.

Di antara kaumnya memang ada yang menyambut seruannya, terutama dari kalangan orang miskin dan duafa (lemah). Sedangkan orang-orang kaya dan kuat, mereka menolak untuk beriman, termasuk istri dan salah seorang anaknya. Mereka bahkan menentang hingga merendahkan Nabi Nuh a.s..

Namun, Nabi Nuh tidak langsung berputus asa terhadap sikap penolakan kaumnya yang diterimanya. Dia terus menasihati mereka secara rahasia dan terang-terangan baik pada siang maupun malam hari.

Dengan kelembutan Nabi Nuh a.s. menjelaskan kepada mereka tentang hakikat dakwah yang dibawanya. Upaya-upaya yang dilakukan Nabi Nuh diantaranya mengajak kaumnya untuk menadaburi ciptaan Allah Swt., yaitu silih bergantinya siang dan malam, adanya matahari yang menjulang, bulan dan gemintang, serta adanya manusia, alam semesta dan kehidupan adalah bukti yang konkret atas keesaan Allah Swt.

Suatu ketika, sebagian orang-orang kaya mendatangi Nabi Nuh a.s. untuk bernegosiasi. Mereka meminta kepadanya untuk mengusir orang-orang fakir yang beriman kepadanya agar orang-orang kaya tersebut mau untuk duduk bersamanya dan beriman kepada Allah Swt.. Namun Nabi Nuh a.s. menolaknya hingga membuat orang-orang kaya tadi marah dan menuduh Nabi Nuh telah sesat.

Nabi Nuh a.s. tetap bersabar mendakwahi kaumnya. Tahun demi tahun berlalu namun yang mau mengikuti seruannya hanya beberapa orang saja dan tidak ada perubahan. Selama 950 tahun nabi Nuh membersamai kaumnya agar menuju kepada Allah Swt., namun tetap saja mereka ingkar hingga memerangi dakwahnya.

Allah Swt. kemudian memerintahkan Nabi Nuh dan pengikutnya untuk membuat kapal yang besar yang dapat menampung manusia dan hewan. Dengan kesabaran dan ketekunan, mereka pun berhasil menyelesaikan kapal tersebut. Kaum Nuh yang ingkar melihat aksi pembuatan kapal tersebut, mereka mencemooh dan mengolok-olok dengan mengatakan Nabi Nuh dan pengikutnya melakukan tindakan yang bodoh.

Hingga tibalah waktunya hujan lebat turun dan banjir bandang menerjang. Allah Swt. pun membinasakan mereka yang ingkar. Allah Swt. berfirman:

ولقد ارسلنا نوحا ال قومه فلبث فيهم الف سنة الاخمسين عاما ۗ فاخذهم الطوفان وهم ظلمون

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar dan mereka adalah orang-orang yang zalim." (TQS al-Ankabut[29]: 14).

Sebelum didatangkan banjir besar tersebut, mereka sudah diingatkan akan ditimpa azab besar jika terus menentang seruan dakwah. Namun, mereka membangkang hingga menantang agar azab yang diancamkan itu segera didatangkan kepada mereka. Begitu congkaknya kaum tersebut.

Tak tanggung-tanggung, azab Allah Swt. benar-benar didatangkan kepada mereka. Nabi Nuh dan kaumnya yang taat diselamatkan oleh Allah Swt.. Allah berfirman:

فكذبوه فنجينه ومن معه في الفلك وجعلنهم خلىِٕف واغرقنا الذين كذبوا بايتناۚ فانظر كيف كان عاقبة المنذرين

"Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera dan Kami jadikan mereka itu pemegang kekuasaan". (TQS Yunus[10]: 73).

Atas kefasikannya, kaum Nabi Nuh yang ingkar Allah timpakan azab yang dahsyat. Yang dimaksud dengan fasik adalah keluar dari ketaatan kepada Allah Swt. dan melampaui batasan-batasan-Nya. Hal inilah yang menjadi penyebab utama diazabnya kaum Nuh.

Abdurrahman al-Sa'di berkata, "Seperti itu juga yang dilakukan Allah Swt. terhadap kaum Nabi Nuh ketika mereka mendustakan Nuh serta menyimpang dari perintah Allah Swt.. Allah mengirimkan air bah dari langit dan bumi kepada mereka sehingga menenggelamkan mereka semua hingga tak tersisa satu orang kafir pun di muka bumi. Ini merupakan ketetapan Allah serta sunahnya terhadap orang-orang yang mendurhakai-Nya."

Jika kita mau menelaah, ada hal yang menarik dari berbagai azab yang Allah Swt. timpakan pada kaum-kaum yang ingkar. Allah mengazab kaum Nabi Luth dengan tanah, mengazab kaum Nuh pun Fir'aun berikut pengikutnya dengan air, kaum 'Ad diazab dengan udara, dan mengazab kaum Tsamud dengan api.

Diterangkan oleh Wahbah al-Zuhaili bahwa berbagai ragam azab yang membinasakan kaum-kaum terdahulu itu menunjukkan bahwa Allah Swt. berkuasa untuk menimpakan azab dan membinasakan mereka dengan menggunakan unsur-unsur kehidupan yaitu tanah, air, udara, dan api.

Demikianlah kisah kaum terdahulu yang menolak untuk beriman kepada Allah Swt. hingga berujung binasa. Siapa saja yang mengaku beriman dan berakal, realitas ini seyogianya menjadi pelajaran agar tidak menjadi golongan yang mengingkari dakwah para penyeru kebenaran.

Jika hari ini Anda masih berada dalam barisan penentang, segeralah ubah haluan sebelum azab yang serupa Allah timpakan. Semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa bersegera dalam menyambut kebenaran dan terhindar dari siksa azab yang pedih.

Wallahu a'lam bish showab.[]

Disclaimer

Www.NarasiPost.Com adalah media independent tanpa teraliansi dari siapapun dan sebagai wadah bagi para penulis untuk berkumpul dan berbagi karya.  NarasiPost.Com melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda. Tulisan yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim tulisan/penulis, bukan Www.NarasiPost.Com. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email [email protected]

Kontributor NarasiPost.Com Dan Pegiat Pena Banua
Dian Afianti Ilyas Kontributor NarasiPost.Com
Previous
Polemik Lembaga Riset Indonesia, Ada Apa?
Next
Kontroversi Ceramah Isu KDRT, Bagaimana Pandangan Syariat?
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Teti Rostika
Teti Rostika
2 years ago

Ya Allah kami berlindung dari kerasnya azab dan siksan-Mu

bubblemenu-circle
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram